Kini Rain sudah berada didepan pintu kamar rawat milik ibunya, dia tidak melihat sang kakak di depan kamar. Ah mungkin Marvel sedang ke toilet atau memebeli sarapan toh ini juga sudah pagi, pikirnya.
Rain mencoba mendorong perlahan pintu kamar tersebut, dibalik pintu ia dapat melihat seorang perempuan cantik yang usianya 40an terbaring lemas tak berdaya dengan beberapa selang di hidung dan lengannya.
Ia menghampiri ibunya dan etah kenapa air matanya tiba-tiba turun tanpa sepengetahuannya, hatinya hancur melihat sumber kehidupannya terbaring lemah didepan matanya saat ini.
"Hi, mom gimana hari ini? sakit banget ya pasti... kalo bisa sakitnya pindahin aja ke Rai, Rai gabisa ngeliat mama kayak gini Rai ancur" Hatinya bak ditusuk oleh ribuan jarum ia menangis sesegukan sambil berharap ibunya segera bangun.
"Ma, sebenernya Rain ada salah apa sama mama sampe mama benci banget sama Rai, tolong kasih tau Rai ma, biar Rai bisa memperbaiki kesalahan Rai, ayo bangun ma Rai nunggu mama"
Isak tangis gadis itu semakin menjadi tatkala ia menyadari yang dilakukan nya saat ini hanya sia sia. Ya, memang betul-betul sia sia, karena apa boleh buat saat ini yang hanya bisa ia lakukan adalah menunggu keajaiban sang pencipta untuk segera membangunkan sang mama.
Dering ponsel milik Rain berbunyi, rupanya itu adalah panggilan telepon dari Marvel, kakaknya.
'Dek, kakak hari ini gabisa ke rs. Kamu jaga mama dulu ya?'
'Aku udah dikamar mama dari tadi kak, pasti aku jagain, kakak urusin aja dulu urusan kakak diluar'
'Maaf ya, nanti kalo udah selesai kakak kabarin, oiya bentar lagi ada makanan dateng kamu jangan lupa makan, kakak tutup dulu ya'
'Iya'
Seperti biasa, Marvel memang super sibuk.
Seperti yang dikatakan Marvel tadi, beberapa menit setelah Marvel menutup telepon, makanan yang ia sebutkan tadi benar benar datang, makanan itu diantar oleh suster.
Tok tok tok...
"Masuk" Perintah Rain
"Maaf, saya mau mengantarkan makanan titipan mas Marvel, disimpan dimana ya?" Tanya suster itu
"Dimeja aja, sus" Jawab Rain ramah.
"Baik, makanan sudah saya simpan di atas meja, saya pamit"
"Terima kasih"
Suster itu kemudian mengangguk dan menutup pintu kembali dengan rapat.
Rain menghampiri makanan yang baru saja diatarkan suster itu, ia melihat di dalamnya terdapat catatan, catatan tersebut berisi pengingat untuk Rain.
Dek, makan yang banyak ya.
Maaf kakak tinggal dulu, kakak mungkin bakal balik 2 hari lagi, tolong jaga mama ya, untuk uang kakak udah transfer tapi kamu gaboleh bilang kesiapa siapa kalo itu uang dari kakak ya.Aneh, kenapa tidak boleh ada yang tahu jika uang itu dari Marvel, bukannya hal wajar jika kakak memeberi sesuatu kepada adiknya sendiri?
Sudahlah, daripada pusing memikirkan itu lebih baik Rain makan, lagipula siapa yang akan peduli tentang dari mana uang itu berasal.
"Rasa makanannya kayak ga asing, kok ada perasaan deja vu ya sama rasanya?" Gumam Rain.
Kali ini Rain merasa setiap suapan yang ia makan terasa hangat, entah kenapa ada perasaan senang seakan ia sedang diberikan kasih sayang dari makanan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
KLANDESTIN
Teen FictionONGOING *Dilakukan Revisi Berjalan* *Sorry sempet lupa pass wp ™ 17 August 2021