Hari ini adalah hari yang dinantikan oleh para siswa berprestasi, karena pada hari ini akan diumumkannya siswa yang berhak mendapatkan julukan sebagai siswa eligible.
Semua orang di kelas Rain terlihat sibuk dan sangat antusias menantikan pengumuman. Semua orang berbicara tentang dimana mereka akan melanjutkan pendidikannya.
"Rai, lo mau kuliah dimana?" Tanya Raihan
"Hm, gatau. Terserah mama gue aja"
"Cie, anak mama" Ejek Raihan
"Bukan, gue emg ga berhak buat milih. Gue gapunya masa depan"
"Gue lupa, sorry"
"Santai"
Di tengah percakapannya bel berbunyi pertanda semua siswa-siswi SMA Mahardika tingkat akhir harus berkumpul di aula sekolah.
Semua orang ribut, berdesak desakan untuk keluar dari kelas. Seperti biasa Rain selalu memilih untuk keluar kelas paling akhir.
Semua siswa-siswi SMA Mahardika tingkat akhir kini sudah berkumpul di aula, termasuk Rain.
Di depan podium, berdiri seorang pria setengah baya yang terlihat berwibawa dengan membawa secarik kertas di tangannya, beliau adalah kepala sekolah.
"Baik anak anak, selamat pagi semoga kita semua dalam keadaan sehat sejahtera. Tanpa berlama-lama disini saya akan mengumumkan daftar nama nama siswa yang masuk kategori siswa eligible. Tetapi untuk mempersingkat waktu, saya hanya akan menyebutkan 10 besar dari 300 siswa yang masuk kategori. Untuk sisanya silahkan tanya kepada wali kelas masing-masing, tentunya untuk 350 sisanya yang tidak memasuki kategori tidak perlu patah semangat. Kalian tetap menjadi siswa kebanggaan SMA Mahardika. Langsung saja saya akan mulai dari peringkat ke 10 sampai peringkat ke 1.
10. Wiliam Andreson XII IPS 1
9. Karina Devanto XII IPA 2
8. Mysty tiani XII IPS 2
7. Dinda Samira XII IPA 3
6. Rajev Triharjo XII IPS 1
5. Vivian Dwigaluh XII IPS 2
4. Raihan Pangestu XII IPA 3
3. Naresh Laksana Atmaja XII IPA 3
2. Gemintang van vigr XII IPS 1
1. Rain Andarea XII IPA 3"Semua orang berbisik mendengar si peringkat pertama, pasalnya Rain memang tidak pernah terlihat disekolah. Rain hanya muncul ketika ada olimpiade saja, selebihnya dia tidak dikenal siapapun.
"Rain Andarea tuh yang suka menangin olim bukan sih? yang mana dah orangnya. Selama 3 tahun sekolah gue ga pernah liat batang idungnya, cuma denger namanya doang. Itupun pas mau Olimpiade aja" Ucap salah seorang siswi di depan Rain.
"Gue juga gak tau, katanya sih cantik tapi ga pernah senyum kata anak kelas sebelah" Sahut temannya.
"Yaelah, cantik tapi murung terus mah buat apa. Nikmatin hidup aja ga sih hahaha" Mereka berdua tertawa tanpa tahu orang yang mereka bicarakan berada tepat di belakang mereka.
Ya, benar apa yang mereka katakan. Tetapi tidak semua orang mengerti dengan apa yang Rain rasakan.
"Baik anak-anak yang saya sebutkan namanya tadi, harap maju ke depan podium, saya ada sedikit hadiah untuk kalian"
Sejujurnya Rain tidak mau untuk maju ke depan podium. Tapi apa boleh buat.
Sepuluh orang siswa terbaik SMA Mahardika kini berjejer di depan podium menghadap kearah seluruh siswa-siswi SMA Mahardika tingkat akhir.
"Baik untuk piala pertama dan yang paling besar akan saya berikan kepada ananda Rain Andarea. Nak Rain kemari" Perintah sang kepsek.
"Nak, kamu harus jadi orang sukses ya dimasa depan ya, kamu sangat hebat" Ucap beliau sambil mengusap pundak Rain.
Desas desus perbincangan antar siswa terdengar oleh Rain.
'Oh, ini Rain Andarea? Cakep juga'
'Pepet gih'
KAMU SEDANG MEMBACA
KLANDESTIN
Teen FictionONGOING *Dilakukan Revisi Berjalan* *Sorry sempet lupa pass wp ™ 17 August 2021