15. Bayi besar

104 16 0
                                    

Kini langit telah menjadi gelap Rain dan Raihan berada di ruang tunggu rumah sakit bersama dengan Marvel.

Suasana terasa canggung saat ini, tidak ada yang berbicara. Ketiga orang itu sibuk memandangi aktifitas yang berjalan di rumah sakit sampai tiba-tiba..

Drrtt.. Drrrrttt...

Nada dering handphone Rain memecahkan keheningan, sontak arah kedua mata Raihan dan Marvel tertuju pada Rain yang saat itu berada di tengah-tengah mereka.

"Siapa dek?" Tanya Marvel

"Gak tau kak, nomor gak dikenal"

"Angkat aja siapa tau penting" sambung Raihan.

"Gak ah, males pasti orang iseng"

"Yaudah"

Rain lebih memilih mematikan handphone nya daripada menjawab telepon dari nomor tidak dikenal itu.

Rain pergi meninggalkan Marvel dan Raihan, dia akan pergi ke luar rumah sakit karena rasanya sangat tidak nyaman berada di dalam rumah sakit terus menerus, bau obat-obatan yang sangat menusuk hidung sedari tadi terus mengganggu Rain.

Ia duduk di bangku berwarna putih yang tidak jauh dari halaman rumah sakit, memerhatikan keadaan sekitar.

Tatapan Rain tertuju pada seorang pria tua bersama seorang yang sepertinya adalah anaknya, mereka sedang membeli makanan.

Rain membayangkan betapa bahagianya jika anak itu adalah dia dan pria tua itu adalah ayahnya.

Ironis sekali..

Hembusan angin malam yang menusuk, cahaya lampu yang tercipta dari gedung gedung besar dan tak lupa suara kendaraan yang berlalu-lalang menjadi pelengkap di sunyi nya malam Rain.

Seseorang menepuk pundak Rain.

"Kakak kira kamu kemana"

Rain menoleh ke belakang, ternyata itu adalah Marvel.

Rain hanya tersenyum tanpa membalas perkataan kakaknya, tanpa basa basi Marvel langsung duduk di sebelah Rain.

"Makin kesini kamu kayaknya makin nempel sama Raihan, kalian ada hubungan apa?"

Rain diam, alisnya mengkerut dirinya keheranan, apa maksud dari pernyataan kakaknya itu.

"Maksudnya?"

"Ya itu, kamu deket banget sama Raihan lengkeeeeet banget"

"Gak ada hubungan apa apa, perasaan kakak aja kali. Mungkin karena aku jarang deket sama orang makannya keliatan lengket padahal biasa aja"

"Masa sih... yakin??" Marvel menggoda Rain

"Apaan sih kak ya yakin lah!!" Jawab Rain kesal

"Haha, kakak sih oke oke aja ya.. tapi kamu jangan jatuh terlalu dalam ya dek"

"Hah, maksudnya?"

Marvel lebih memilih untuk mengalihkan pembicaraan daripada harus membahas lebih lanjut terkait ucapannya tadi.

"kamu laper gak?"

"Ya laper sih tapi jelasin dulu kak"

"Gak ada yang perlu di jelasin"

"Ya tapi maksud kakak ngomong kayak gitu apa?"

"Gak apa apa, kakak asal ngomong aja"

"Bohong"

"Beneran, ayo ah beli makan" Marvel menarik tangan Rain agar sang adik segera beranjak dari tempat duduknya.

KLANDESTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang