16. Kupu kupu dengan sayap paling cantik

135 20 1
                                    

Setelah mengiyakan perminraan Jendra, Rain menyeduh kopi yang berada di meja dekat sofa di ruangan pasien.

Tok tok tok...

Rain melihat kearah pintu kemudian menatap Jendra bergantian, keduanya memasang wajah bertanya-tanya, siapa yang datang selarut ini ke ruangan pasien selain Dokter, tetapi dokter baru saja keluar dari kamar ini, mungkinkah dia melupakan sesuatu?

Rain berjalan kearah pintu, saat Rain hendak meraih knock pintu, tiba-tiba pintu terbuka dan di baliknya terdapat seseorang dengan kantong kresek di kedua tangannya.

"Gue bawa makanan." Ucap orang di balik pintu yang suaranya sangat familiar bagi Jendra.

"Oh, buat Jendra?" Tanya Rain

"Iya, sama buat lo juga."

"Oh iya, makasih ya Resh."

Benar, ternyata itu adalah Naresh.

"Sama-sama, titip Jendra ya gue pulang dulu"

"Loh, lo gak mau masuk dulu?"

"Enggak, udah malem besok sekolah."

"Tapi kan------"

Naresh memotong perkataan Rain, ia mengulurkan tangannya ke pundak Rain dan mengusapnya dengan lembut.

"Udah ya, good night." Naresh tersenyum kemudian meninggalkan Rain di depan pintu tanpa mengatakan sepatah katapun kepada Jendra yang sedari tadi memerhatikan adegan itu.

"Loh Resh! Woy!!" Rain berteriak memanggil Naresh namun sia sia, orang  itu mengabaikannya.

Jendra yang mendengar bahwa Naresh tidak mau masuk ke ruangannya segera menyauti teriakan Rain.

"Udah malem gak usah teriak-teriak."

"Tapi Naresh--"

"Biarin aja, sini masuk makan dulu." Titah Jendra.

Rain akhirnya menyerah ia menutup pintu kembali dan menghampiri ranjang yang sedang di tiduri Jendra.

"Mau makan sekarang?" Tanya Rain.

"Iya, gue laper"

Rain kemudian menempatkan satu kantong kresek di tepi ranjang Jendra.
Sementara kresek yang lainnya ia bawa menuju sofa.

"Lo kok makannya disitu sih?"

"Ya, emang harus dimana diluar?" Balas Rain dengan nada sedikit meninggi.

"Disini." Jendra menunjuk kursi yang berada di samping tempat tidurnya. "Sekalian suapin gue."

Rain mengerutkan dahi, dia merasa kesal mendengar apa yang baru saja keluar dari mulut Jendra. Ia terpaksa berdiri sambil mendengus dengan langkah nya yang sedikit di tekan kan ke lantai ruang vvip milik Sajendra Biantara.

Dengan perasaan Rain yang masih kesal dengan Jendra yang seenaknya memerintah, akibatnya ia meletakkan kantong kresek berisi makanan tepat di atas wajah Jendra yang sedang berbaring.

Jendra terlonjak kaget, pasalnya makannan yang berada di dalam kantong kresek itu masih panas, ia kesal dan kemudian marah.

"Aw, panas gila lo." Jendra segera menyingkirkan kresek dari wajahnya menggunakan tangan kiri dan meletakannya di samping tempat tidurnya.

Melihat Jendra kesal dan kepanasan Rain merasa puas dan tertawa terbahak-bahak.

Ini pertama kalinya bagi Jendra melihat Rain tertawa seperti ini, ia pun ikut tersenyum walaupun masih ada sedikit rasa kesal.

Setelah merasa cukup untuk tertawa Rain akhirnya angkat bicara. "Tuh tangan lo yang kiri bisa gerak, gak usah manja pengen di suapin segala."

Jendra mengangkat tangan kirinya dan mendekatkannya ke wajah Rain.
"Liat nih, ada selang infus nya gimana gue bisa makan."

KLANDESTINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang