9. Who ?

4.9K 643 30
                                    

Typo itu manusiawi.
---------------------------

Istrinya masih setia menatap penuh penasaran dengan perkataan yang sempat terputus itu.

"Wajah mereka seperti–

Bayi dirumah sakit kala itu."

"Jaehyun ! T-tidak mungkin bukan ?"

Jaehyun menggelengkan kepalanya tanda tak mengerti, Istrinya memijit pelipisnya pelan.

"Kau tenang saja Taeyong, mari berpikir positif." Tak lupa Jaehyun mengecup kening Taeyong.

Mark tengah duduk tenang dikursinya itu, memandang malas tumpukan kertas yang ingin ia bakar. Kedua kakinya dinaikan keatas meja, lalu jari kanannya mengetuk-ngetuk meja kerjanya.

Brak

Seorang lelaki yang memiliki badan cukup mungil itu mendobrak pintu ruangan Mark kasar.

"Gajimu selama 2 bulan cukup untuk menggantikan biaya pintu itu jika rusak." ucap Mark, lelaki itu memandang sinis Mark lalu mendudukkan tubuhnya dikursi depan meja kerja Mark, "Hyunjin kembali, dia kembali dan–"

"Ingin mengambil Jaemin." Mark berdiri dari kursi nya dan berjalan menuju jendela besar yang terletak dibelakang meja kerjanya, "Kau sudah bertemu dengannya ?"

"Ya. Dengan Jeno–

Haechan–

Dan Jaemin."

"Tapi aku tau, Jeno tak akan membiarkan hal itu terjadi."

Renjun berdiri dari tempatnya dan berjalan menuju meja Mark dan menyandarkan pantatnya kepinggiran meja itu, "Kau seyakin itu ?" terdengar kekehan dari sana.

"Bodoh. Kau seperti tak mengerti Jeno saja." Mark membalikkan tubuhnya menghadap Renjun, sedangkan Renjun menaikkan 1 alisnya bersamaan dengan seringaian miliknya. "Kenapa ?" yang ditanya hanya menghendikkan bahunya, "Seseorang mengatakan kepadaku, jika kedua pemain itu sudah salah dalam bertindak. Sehingga, musuh telah berhasil mengelabuhi lawannya. Tapi kedua pemain itu, masih memiliki nyawa. Tak banyak, memang. Mungkin cukup untuk memenangkan permainan ini, jika mereka memanfaatkannya dengan sebaik mungkin. Namun ketika kedua pemain itu sudah lengah, semuanya–

tak akan pernah terungkap."

"Ingat Mark, kau tau Jeno bukan seseorang yang gegabah. Ya, kita sama-sama tau itu. Hanya saja –Renjun menunjuk sisi kepalanya menggunakan jari telunjuk– orang yang kita hadapi sekarang, jauh lebih pintar dari diriku, dirimu, dan Jeno. Dan orang itu–









bukan dia." Setelahnya Renjun berlalu meninggalkan Mark yang terpikir dengan apa yang dikatakan sahabatnya itu. Apa maksudnya ?

Kedua submissive itu tengah bersantai diruang tamu, omong-omong Jeno sudah pergi lagi ke kantor.

"Bosan." Rengek Jaemin, dan dibalas anggukan oleh Haechan

"Di lemari es ada cemilan tidak Nana ?" yang ditanya menghendikkan bahunya lalu menyandarkan kepalanya dibahu Haechan.

"Nana ingin ice cream." katanya sembari mengerucutkan bibirnya imut, "Nana ingin ice cream ? Baiklah, ayo kita ke supermarket lalu membeli ice cream !"

Dangerously | Nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang