21.

1.7K 92 8
                                    

Beralih ke satu minggu setelah penculikan itu, kini Jeno kembali duduk di singgasana miliknya, tentu bersama dengan pria manis yang duduk dengan anggun di sofa ruangan itu,

"Manis, kemarilah." pinta sang dominan dengan menepuk salah satu pahanya untuk duduk disana

dengan segera Jaemin mendaratkan bokong sexynya itu diatas paha Jeno

"Mengapa kau sangat cantik ?"

"Berhenti bertingkah seperti orang cabul."

"Kau tau ? Terkadang aku menyesal kenapa kau harus jadi anakku."

"Takdir."

"Aku membenci takdir."

"Kau tak bisa membencinya, takdir menjadi hal yang mutlak." ucapnya sembari membenarkan dasi Jeno yang sedikit melenceng

"Dua hari lagi kau bertambah umur 1 tahun lebih tua, apa yang kau inginkan ?"

"Apakah akan kau kabulkan ?"

"Tentu, akan kulakukan semua yang kau mau, karena aku sungguh mencintai dan menyayangimu."

"Sayang macam apa yang kau rasakan hingga berani menyetubuhi anakmu sendiri ?"

kekehan itu terdengar

"Aku ingin keluar."

"Tidak."

"Kau bilang kau akan mengabulkan semuanya."

"Tidak dengan itu."

Jaemin tau, seberapa keras ia membujuknya, hal itu tak akan pernah berhasil, ia tau apa yang harus ia lakukan

"Eung, papa, biarkan Jaemin keluar." ucapnya dengan membulatkan sedikit matanya, "Pwease."

kalah, Jeno kalah

"Hah, baiklah. Kapan ?"

"Hari ini, aku hanya pergi sebentar. Tak akan lama, sungguh!"

"Diantar dengan supir."

"Aku hanya ingin sendiri, papa."

"Diantar atau tidak sama sekali."

"Baiklah, setidaknya aku keluar."

"Bisa kau antar aku ke caffe ujung kota ? Aku ingin menemui seseorang disana."

"Maaf, tapi saya diminta Tuan Lee untuk tidak membawamu jauh-jauh."

"Berhenti menuruti dia, aku sebentar lagi akan ulang tahun, maka dia harus menurutiku."

"T-tapi tuan–"

"Akan kurahasiakan darinya."

"Baik tuan."

Mobil Porsche itu melaju menuju tempat yang dituju, hingga sampai disana, Jaemin menyuruh sopir Jeno untuk menunggu diluar

"Ah, ini dia anak manis kita."

Jaemin tak memperdulikan sapaan itu, dirinya menarik kursi yang kosong lalu mendudukinya

"Bagaimana ? Apakah ada suatu hal yang menarik ?"

"Hm ? Tak ada, dipikirannya hanya menusukku, menusukku, dan menusukku."

"Sungguh, pria malang." ucap salah satu laki-laki disana, "Anda sudah sehat,






Pak Jung ?"

"Ya, seperti yang kau lihat."

"Kabar bagus." semua tersenyum,

"Mark, apakah luka mu sudah sembuh ?"

"Pertama, berhenti memanggilku Mark, itu tidak sopan, bahkan aku lebih tua darimu, bocah. Yang kedua, tak bisa kubilang sembuh, karena ini masih sedikit sakit." ucapnya dengan sedikit menekan kata lebih tua.

Jaemin tertawa kecil, "Baiklah, baiklah, maafkan aku, apakah Jeno menggoreskan luka itu terlalu dalam ?"

"ITU DALAM BODOH ! Kau tak tahu saja, setiap malam jika dia berpindah posisi, dia akan meringis kesakitan, aku sedikit terganggu, sungguh!"

Haechan yang tidak terima pun tentu menjawab pertanyaan itu dengan sedikit keras,

"Ya! Berhenti berteriak didepanku!"

"Cukup! Hentikan semuanya." tegur yang tertua diantara mereka,

seorang laki-laki yang sedari tadi hanya menyantap santapannya sembari melihat perdebatan itupun berbicara,

"Jadi sampai kapan kita akan terus begini ?"

"Tunggu, kalian bertahanlah sebentar, hanya sebentar lagi."

laki-laki yang dipanggil 'Pak Jung' tadi pun memandang lekat istrinya, "Beritahukan saja kepada mereka apa rencana mu."

helaan nafas terdengar dari sang istri, "Baiklah."

Ruangan itu kini terisi 3 pria dengan 1 wanita

"Ada apa kau memanggil kami ?"

"Apakah kalian tau ?"

wanita itu melepas high heels yang ia pakai lalu melemparkannya ke arah Jeno, tepat sasaran, sepatu itu terkena pada punggungnya

"Berhenti bertanya dan katakan apa yang kau mau! Kau sudah menganggu waktu kencanku dengan Eric sialan!"

"Tidak sopan sekali."

Jeno membalikkan badannya dan menepuk sedikit punggungnya, walaupun dia kebal, akan tetapi dilempar dengan high heels tetaplah sakit.

"Dua hari lagi adalah hari ulang tahun Jaemin, aku ingin mengadakan sebuah pesta untuknya, aku juga ingin memberikannya sebuah hadiah."

"Tahun lalu kau memberikannya mobil, tahun ini apa yang ingin kau berikan ?"

"Sebuah resort, mungkin ? Aku ingin kalian menyiapkannya mulai dari sekarang."

"Bodoh, pestanya saja dua hari lagi, bagaimana bisa menyiapkannya dadakan." bisik Xiyeon kepada pacarnya sedikit lebih keras, "Diamlah, nanti dia akan marah."

"Aku bisa mendengarnya asal kau tau."

"Sengaja."

"Terserah, aku tak mau tahu. Bagaimanapun juga, semua sudah harus ada di pagi hari ulang tahun Jaemin."

"Ini adalah sebuah penyiksaan bagi kami."

"Akan ku tambah gaji kalian tiga kali lipat."

"SETUJU!" ucap Xiyeon sembari menjulurkan tangannya, tentu tak dibalas dengan Jeno, 'sombong.'

"Yasudah, bekerjalah kalian dari jam ini."

Xiyeon, Renjun, dan juga Eric keluar dari ruangan milik Jeno, lalu mereka mulai menjalankan tugasnya masing-masing

tbc, jangan lupa vote ygy

bgii yg suka nc, mampir yukk 👇
https://twitter.com/pradajjoe/status/1608088058557263872?s=19 (acc di bio)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dangerously | Nomin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang