9. Mr. Grumpy

334 33 6
                                    

JAN LUPA FOLLOW DULU!

HAPPY READING!





Pagi ini Danar sudah sampai ditempat parkiran sekolah. Ia melihat sebuah mobil berwarna putih masih terparkir disana dari kemarin.

Sebuah mobil datang memasuki area parkiran ini. Kinar keluar paling pertama dari mobil tersebut. Danar yang melihat itu, Ia segera menghampiri gadis tersebut.

"Nih" Danar menyodorkan kunci mobil yang berisi gantungan kunci bunga matahari.

"Kok bisa ada sama lo?" Kinar mengernyitkan alisnya bingung kenapa kunci mobilnya yang Ia cari-cari kemarin ternyata ada pada cowok cuek ini.

"Nemu dipaper bag" sahut Danar lantas beranjak pergi dari sana.

"Ehh ehh! makasih udah balikinnya" pekik Kinar senang karena kunci mobilnya kembali.

"Hekhemm! Pagi-pagi udah disamperin nih" ucap Shila yang sudah berdiri disamping Kinar bersama Nana dan Mita.

"Dikasih apaan tuh?" tanya Nana melirik tangan Kinar.

"Nggak usah lebay, orang dia cuma ngembaliin kunci mobil gue yang gak sengaja ada dipaper bag yang gue kasih kemarin ke dia"

"Dari kunci turun ke hati nih bisa jadi" ledek Mita.

"Terserah lo pada mau ngomong apa, yang jelas gue gak ada hubungan apa-apa sama tu Mr. Grumpy" sahut Kinar.

"Apa tadi lo bilang Kin? Mr. Grumpy? Ciee udah punya panggilan kesayangan nih" ucap Nana semakin gencar meledek Kinar.

"Auu ahh jadi males gue sama kalian yang ngeledekin gue terus" kesal Kinar.

"Oooo kita cuma becanda Kin" ucap Nana senyum terkekeh.

"Gak lucu" ucap Kinar dengan nada ngambek.

"Udahlah kuyy ke kelas gue belum nyalin tugas MTK nih" kata Shila.

"Astagaa! Gue juga belum. Kin pinjem ya tugas lo" ucap Mita.

"Alahh giliran tugas aja lo mohon-mohon. Tadi lo ledekin gue"

"Yaa maap Kin"  mohon Mita.

***


"Mpok es teh satu" ucap Danar sambil mengambil toples yang berisi berbagai jenis rokok. Ia kemudian duduk dikursi panjang dengan kakinya ditekuk sebelah dan badannya bersandar pada pilar warung Mpok Ida. Warung ini tak seramai di kantin sekolahnya. Hanya beberapa warga sekitar sini saja yang berbelanja di warung ini. Kadang tukang ojek juga sering mangkal sambil ngopi.

"Nak Danar enggak makan siang dulu? Udah ngerokok aja" kata Mpok Ida memberikan segelas es teh pesenan Danar.

"Kalo Nak Danar ngga ada uang, ngutang seperti biasa aja dulu. Mpok kasihan sama kamu, tubuh Nak Danar itu perlu tenaga"

"Enggak Mpok, Danar ngga laper" bantah Danar. Padahal Ia memang sedang menahan lapar, namun Ia tak punya uang lebih.

Uang kumpulannya sudah diambil oleh ayahnya kemarin. Hanya tersisa lima ribu rupiah dikantong seragamnya itu. Mau ngutang lagi? Tentunya Ia malu pada Mpok Ida. Mpok Ida pemilik warung yang sangat baik padanya. Sering kali Mpok Ida melarangnya untuk membayar apa saja yang Ia ambil diwarungnya. Namun Danar tak enak hati jika terus-terusan seperti itu.

Bel masuk terdengar dari warung Mpok Ida. Danar masih terlihat santai dengan isapan rokoknya ditemani es teh.

"Itu udah bel masuk. Emangnya Nak Danar ngga masuk kelas?"

Mr. Grumpy [ TELAH TERBIT! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang