24. Coffee shop

201 29 0
                                    

FOLLOW DULU DONG BARU BACA

HAPPY READING!



"Espresso satu sama kentang goreng. Kamu mau pesan apa Dik?" tanya Aldo pada Kinar. Kini mereka sedang berada di kedai Migan coffee shop yang tak begitu jauh jaraknya dari rumahnya.

"Mocha frappe sama pan cake toping ice krim dan oreo" sahut Kinar.

"Mau dibayar sekarang atau nanti Kak?" tanya Bety didepan meja pemesanan.

"Em nanti aja" Sahut Aldo.

"Baik kak, silahkan duduk ditunggu sebentar ya kak pesanannya" ucap Bety ramah mencatat pesanan mereka.

"Nar, espresso satu mocha frappe satu" teriak Bety memanggil barista yang sedang berada dibelakang.

"Okee" sahut Danar keluar sambil menunduk mengikat apron khusus barista berwarna coklat dengan logo kedai ini.

Kinar yang masih berdiri di depan meja pemesanan terkejut melihat cowok yang dikenalinya itu berada disini sebagai barista. Sedangkan Danar masih belum melihat keberadaannya.

"Ayoo Dik kita duduk disana" ucap Aldo membuat Kinar tersadar dari pikirannya.

Mereka berdua duduk di meja nomor empat didekat jendela kaca. Meja itu memang khusus untuk berdua saja. Aldo memilih kursi yang membelakangi meja barista otomatis Kinar duduk didepan Kakaknya itu yang menghadap ke stand meja barista.

Aldo mengeluarkan laptopnya serta buku-buku yang diperlukannya. Kakaknya itu mulai menghidupkan laptopnya dan mulai fokus mengetik kata per kata.

Mata Kinar tak lepas dari meja barista dimana terdapat Danar yang sedang sibuk bergelut dengan mesin kopi serta mencampurkan beberapa kopi dan susu.

Ternyata cowok ini kerja disini. Pikiran Kinar salah selama ini. Ia mengira bahwa Danar sering nongkrong disini ketika pulang sekolah. Kinar selalu melihat Danar memasuki kedai ini setiap pulang sekolah. Jadi Ia salah tafsir.

Apa kehidupan cowok itu mengalami kesulitan ekonomi hingga dia bekerja seperti ini. Sungguh beda dengan cowok remaja pada umumnya yang selalu nongkrong bebas menikmati masa muda. Pikir Kinar.

Ting! Ting!

Suara bel yang ditekan Danar memberi kode pada Bety bahwa pesanan siap diantar pada pembeli.

"Silahkan dinimati Kak. Nanti kalau ada yang mau dipesan lagi panggil saya aja Kak" Bety mengantarkan pesanan mereka.

"Iyaa makasih Mbak" sahut Kinar sopan.

Alunan berbagai lagu versi askutik yang diputar menyejukan telinga membuat suasana jadi lebih santai dijam tiga sore ini. Beberapa anak SMA yang datang kesini untuk mengerjakan tugas.

Di meja bagian pojok terdapat seorang perempuan sendirian yang sibuk dengan laptopnya yang berlogo apel digigit dan secangkir kopi dimejanya. Tangannya terlihat sibuk menari diatas keyboard matanya fokus pada layar dan sesekali mengecek ponselnya serta melirik jam tangannya yang melingkar dipergelangan tangannya. Entah apa yang dikerjakan terlihat seperti wanita independen. Entah itu sibuk beneran atau cuma pura-pura sibuk agar terlihat keren dan misterius.

Danar sudah selesai dengan pekerjaannya untuk sementara ini karena tak ada yang datang lagi atau memesan kopi lagi. Ia mengambil sapu tangan disaku celana panjangnya dan mengelap peluh dikeningnya.

Danar mengedarkan pandangannya keseluruh meja pelanggan sampai tatapannya terhenti pada meja nomor empat. Ia melihat Kinar sedang memotong pan cake dengan pisau kecil. Bersama seorang cowok. Sesekali gadis itu tersenyum ngobrol dengan cowok itu yang tidak lain adalah Aldo, Kakaknya Kinar.

Mr. Grumpy [ TELAH TERBIT! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang