JAN LUPA FOLLOW DULU
HAPPY READING!
Hari ini seluruh murid SMA Saraswati dikumpulkan berbaris dilapangan. Kepala sekolah sudah berdiri di podium kecil dibawah tiang bendera. Mikrofon dengan kabel yang panjang sudah ditangannya. Sebelum berbicara beliau terlebih dahulu mengetuk dan meniup benda pengeras suara tersebut untuk memastikan menyala atau tidak.
Para guru sudah berjejer didepan tepatnya disebelah podium tempat berdirinya Bapak kepala sekolah.
"Sstt Kin, gue pengen tukeran barisan. Gue ngga suka paling belakang nih" bisik Nana yang berada dibelakang Kinar.
"Yaudah sini tukeran, ribet amat hidup lo" Kinar dan Nana langsung bertukar posisi. Hingga Kinar berada dibagian barisan paling belakang.
"Selamat pagi anak-anak" sambut Bapak kepala sekolah didepan.
"Pagiii Paakk" sahut para murid kompak.
Saat Kinar fokus kedepan tiba-tiba saja seseorang yang baru datang mengisi barisan kosong dibelakang barisan kelas sebelah yaitu tempat barisan anak 12 IPS. Kelas Kinar bersebelahan dengan barisan anak kelas 12 IPS dan anak kelas 12 IPA 2.
Kinar menoleh kesamping, dan ternyata seseorang yang barusan datang itu adalah cowok yang Ia pikirkan apakah sudah bebas dari kantor polisi atau belum. Entah kenapa Ia merasa lega saat melihat cowok itu bisa kembali ke sekolah lagi yang artinya dia sudah bebas.
Terlihat Danar sedang mengatur nafasnya karena berlari dari parkiran sekolah yang jaraknya lumayan jauh. Seperti biasa Ia datang terlambat. Ia kembali melanggar perjanjiannya dengan Pak Dedi untuk tidak datang terlambat.
"Kejadian tawuran kemarin membuat saya malu sebagai kepala sekolah SMA Saraswati ini"
"Nama harum SMA ini sudah ternodai sekarang akibat ulah kalian. Bahkan delapan siswa SMA ini sampai ditangkap dan dibawa ke kantor polisi"
"Kenapa sih kalian terus bermusuhan dengan SMA Sakti. Apa masalahnya coba. Apa kalian ingin menunjukkan bahwa fisik kalian yang paling kuat? Iya?"
"Lebih baik kalian adu otak kepintaran, adu prestasi biar sekolah kita unggul dalam bidang akademis dan membuat pandangan masyarakat bangga dengan sekolah kita ini. Daripada kalian tawuran yang meresahkan masyarakat"
"Tidak ada manfaatnya tawuran begitu. Untung selamat kalo tidak nyawa kalian bisa melayang"
"Kalian ini anak-anak muda generasi harapan bangsa untuk meneruskan bangsa indonesia ini ke arah yang lebih baik"
"Sebaiknya kalian belajar yang rajin, jangan aneh-aneh membahayakan diri kalian. Orangtua kalian susah-susah bekerja demi kalian agar bisa merasakan bangku sekolah"
"Jadi Bapak mohon agar tidak terjadi tawuran atau keributan lagi. Bapak sudah menghubungi kepala sekolah SMA Sakti untuk memberikan arahan juga seperti ini. Semua anak SMA Sakti sudah sepakat untuk tidak tawuran lagi. Bapak harap kalian semua juga begitu"
"Jika kalian sampai melanggar kesepakatan ini. Bapak tidak segan-segan mengeluarkan anak yang ikut terlibat tawuran lagi. Kalian mengerti?"
"Baikk mengerti Pak" suara itu bergema dilapangan.
"Hari ini kalian Bapak hukum bersama, berdiri dilapangan ini selama 2 jam pelajaran. Para guru akan mengawasi kalian semua. Jangan sampai ada yang jongkok, duduk ataupun keluar dari barisan ini"
"Yaahh Bapak" keluh mereka.
"Diamm semuanya tidak ada yang mengeluh" tegas Bapak kepala sekolah.
Mereka semua dihukum berdiri ditengah lapangan. Terik sinar matahari yang semakin meninggi membuat mereka kegerahan. Banyak dari mereka mengibas-ngibaskan tangannya untuk mengasilkan angin alami.
"Gila sih kalo kayak gini ceritanya, snow white bisa meleleh kepanasan nih" dumel Nana.
"Tau nih, ini semua tuh gara-gara kaum lo Yan" ucap Shila.
"Lah kok kaum gue?" tanya Bian bingung.
"Ya kan lo kaum cowok-cowok yang demen tawuran. Kita sebagai kaum cewek-cewek ikut kena imbasnya"
"Iyaa ini semua salah cowok tau" sela Nana.
"Lah kan kita cowok-cowok ngelindungi sekolah kita yang diserang" Bian membela kaum cowok.
"Bela apaan, yang ada kita malah dihukum begini. Membuat masyarakat resah juga. Gue juga hampir jadi korban" timbrug Kinar.
"Bener tuh. Perut gue jadi keroncongan nih berdiri begini" sambung Mita.
"Loh kok gue malah diserang begini" kata Bian yang berdiri disebelah Shila dibagian barisan cowok.
"Yan udah lo diem aja. Lo bakalan nggak menang debat lawan cewek" bisik Rio ditelinga Bian yang berdiri dibelakangnya.
"Iyaa iyaa ini semua salah cowok. Cowok emang selalu salah dimata cewek" ucap Bian mengalah.
"Lah kan emang cowok itu selalu salah" ujar Shila membuat Bian menarik nafas untuk lebih bersabar.
Tanpa disengaja tubuh tinggi Danar dapat menghalangi teriknya sinar matahari yang menyorot tubuh Kinar. Otomatis posisi Kinar kini menjadi adem. Ia merasa seperti dilindungi Danar dari pancaran sinar matahari.
Gadis itu kembali menoleh ke arah Danar. Terlihat peluh dipelisnya mengucur akibat suhu panas dilapangan ini. Netranya menangkap hidung Danar yang masih terlapisi hansaplast berwarna cokelat yang Ia tempelkan kemarin di kantor polisi. Pandangan cowok itu terus menatap ke depan.
Danar sempat melirik ke arah Kinar. Ia sedikit kaget melihat gadis itu berdiri disebelahnya.
MOHON MAAF CERITA INI SEBAGIAN DIHAPUS UNTUK KEPENTINGAN PENERBIT
TERIMA KASIH!
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Grumpy [ TELAH TERBIT! ]
Teen FictionDidikan keras dari Ayahnya membuat Ia menjadi sosok yang dingin dan susah ditebak. DANAR UDAYANA itu namanya. Remaja yang tumbuh dengan hidup keras yang harus terpaksa menjadi tulang punggung keluarganya. Sosok perempuan cantik yang tak sengaja meng...