28. Dunia ini sempit

237 34 5
                                    

JAN LUPA FOLLOW

RAMEIN DONG KOMENTAR KALIAN DISETIAP PARAGRAFNYA

HAPPY READING!





Pintu kamar Arin akhirnya terbuka menampilkan dua orang gadis yang berbeda usia.

"Dek kamu kenapa sebenarnya?" tanya Danar memegang kedua pundak Arin menatapnya dengan khawatir.

"Arin baik-baik aja kok Bang" Arin tersenyum mukanya yang pucat sudah hilang seketika. Wajah Arin kembali berseri seperti biasanya.

"Tadi kenapa muka kamu pucat dan suara kamu bergetar gitu?"

Arin malu mengatakannya kepada Danar. Ia menoleh ke arah Kinar untuk menjelaskannya. Kinar pun mengerti dengan tatapan Arin.

"Arin lagi mengalami masa pubertas. Dia tadi cuma kaget menghadapi haid pertamanya" sahut Kinar.

"Haid?" Danar menoleh pada Kinar lalu menatap Arin kembali.

"I-iyaa Bang, Arin udah menstruasi sekarang" sahut Arin dengan malu-malu.

Danar menghela napas, lalu berkata "Hmm ternyata Adik Abang ini udah gede ya sekarang" Danar mengacak-ngacak rambutnya Arin. Pemandangan itu membuat Kinar merasa gemas, karena ini baru pertama kalinya Ia melihat tingkah Danar sehangat ini. Biasanya Ia hanya melihat wajah datar serta ketusnya.

"Ihh jangan diacak rambut Arin Bang. Untung Arin punya kontaknya Kak Kinar, jadi ada yang bantuin dan jelasin ke Arin kalau ini tuh normal. Arin tadi shock banget Bang waktu tau Arin keluar darah begitu" Danar hanya menyimak ucapan Adiknya itu.

"Yaudah yuk kita makan sekarang. Kak Kinar udah bawain makanan loh Bang" Arin memperlihatkan satu kantong belanjaan yang tadi dibawa Kinar.

"Ohh iyaa sampai lupa. Kak kenalin ini Abangnya Arin. Sstt Bang ayo kenalan" suruh Arin menyikut lengan Danar agar bersalaman saling berkenalan.

Danar kembali dengan muka datarnya ragu-ragu mengulurkan tangannya. "Kita udah kenal kok Rin. Kita ini satu sekolah" sahut Kinar membuat Danar kembali memasukkan tangannya kedalam saku celana abunya. Kinar terkejut mengetahui bahwa mereka bersaudara.

"Wahh beneran Abang satu sekolah sama Kak Kinar?" tanya Arin antusias.

"Hhhm" sahut Danar.

"Memang ternyata dunia ini sempit ya, salah tuh pepatah yang mengatakan dunia ini tak selebar daun kelor hehe" Arin terkekeh.

"Ehh yuk kita makan sekarang nanti keburu dingin makanannya. Ayoo Kak ikut" ajak Arin menuju meja makan sederhana yang berada di depan dapurnya.

Danar dengan terpaksa ikut gabung makan bersama kedua gadis itu. Ia menarik kursi kayu lalu duduk tepat berhadapan dengan Kinar. Sedangkan Arin sibuk mengambil piring lalu menyiapkan makanannya.

Selain membelikan Arin pembalut, Kinar juga membelikan empat paket ayam KFC serta nasi lengkap dengan minumnya.

"Biar Kakak bantu Rin" ujar Kinar berdiri.

"Ohh enggak usah Kak, Kakak duduk aja. Biar Arin yang nyiapinnya. Kakak disini kan tamu. Jadi tamu adalah raja" sahut Arin.

"Nahh ini untuk Abang, ini untuk Kak Kinar dan ini untuk Arin deh. Loh ini kok lebih Kak?" tanya Arin.

"Itu disimpan aja buat Ayah kamu. Kakak memang sengaja belinya lebih" sahut Kinar.

"Makasii Kak. Kakak baik banget" Arin duduk disamping Kinar.

Mr. Grumpy [ TELAH TERBIT! ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang