JAN LUPA FOLLOW
HAPPY READING!
Pancaran sinar matahari yang begitu terik perlahan-lahan teduh. Seorang cowok yang sedang duduk disebuah kursi pedagang bakso keliling dipinggir jalan menatap ke arah jalan raya dengan berbagai kendaraan yang berseliweran di depannya. Sudah seharian Ia berkeliling mencari pekerjaan namun tak ada satu pun yang menerimanya. Beperapa restoran, rumah makan, pertokoan bahkan kantor-kantor sudah Ia masuki. Ia sampai rela bolos sekolah dan menahan lapar dari pagi untuk mencari pekerjaan.
"Dek mau pesen bakso?" tanya Abang penjual bakso itu menghampiri Danar.
"Ahh iyaa Bang" lamunan Danar jadi buyar ketika Abang itu datang menanyakannya.
"Tunggu bentar dek" sahut penjual bakso.
Beberapa menit kemudian pesanan baksonya datang. Setidaknya ini bisa mengganjal perutnya. Mulai sekarang hidupnya harus ekstra hemat.
"Baru pulang sekolah Dek?" tanya Abang itu yang melihat Danar mengenakan baju seragam SMA.
Danar terdiam sejenak menghentikan kunyahannya. "Enggak Bang, lagi nyari kerjaan" sahutnya.
"Adek ini masih sekolah kenapa nyari kerja?"
"Buat hidup Bang"
"Kan bisa minta sama orangtua dulu"
"Saya orang susah Bang" sahut Danar membuat Abang itu terdiam mencerna kata-kata Danar.
"Abang juga orang susah Dek, dijaman sekarang tuh susah nyari kerjaan, apalagi enggak punya ijazah. Kebutuhan hidup terus menghatuin kita. Mau gak mau kita harus lebih kreatif nyiptain pekerjaan sendiri"
Ucapan Abang itu menampar dirinya. Itu memang fakta yang harus Ia hadapi sekarang. Nyiptain pekerjaan sendiri? Modal dari mana. Makan untuk besok saja dia kesulitan. Kenyataan hidupnya memang tak seindah kata-kata dari motivator dan juga kisah-kisah inspiratif dari orang sukses yang katanya mulai dari nol tapi nyatanya dibiayai pendidikannya sampai ke luar negeri oleh orangtuanya.
Langit semakin sore dan berubah menjadi gelap. Lampu-lampu kendaraan dan juga lampu jalanan mulai terlihat. Suara bising jalanan bersumber dari deruman dan juga klakson kendaraan mengisi nada dari obrolan random Danar bersama Abang penjual bakso itu.
***
"Abang tadi bolos sekolah?" tanya Arin melihat Abangnya itu baru pulang dan sedang menuangkan air minum ke gelas.
Danar mengernyitkan alisnya. Kenapa Arin bisa mengetahui dirinya bolos hari ini. "Siapa bilang?"
"Kak Kinar tadi siang nelepon Arin nanyain Abang dimana" ucap Arin duduk dikursi dapur menyelidiki Abangnya itu.
"Gak, Abang enggak ada bolos" kata Danar berbohong. Arin pun mengangguk percaya.
"Bang besok beras kita udah habis, terus bahan-bahan dapur juga mulai habis Bang" ucap Arin.
"Oke besok pulang sekolah Abang beli" sahut Danar setenang mungkin. Uang pesangon seratus ribu itu sudah Ia gunakan beli bensin full untuk motornya dan juga bakso serta minuman. Kini hanya masih tersisa empat puluh ribu untuk uang jajan Arin yang mungkin cukup dua minggu kedepan.
"Abang udah makan?" tanya Arin.
"Udah tadi ditempat kerja" Ia terpaksa berbohong lagi. Ia tak ingin Arin tahu bahwa dirinya sudah dipecat.
![](https://img.wattpad.com/cover/269260156-288-k790099.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Grumpy [ TELAH TERBIT! ]
Novela JuvenilDidikan keras dari Ayahnya membuat Ia menjadi sosok yang dingin dan susah ditebak. DANAR UDAYANA itu namanya. Remaja yang tumbuh dengan hidup keras yang harus terpaksa menjadi tulang punggung keluarganya. Sosok perempuan cantik yang tak sengaja meng...