Enam

9.9K 1.1K 96
                                    

Semua orang bertepuk tangan bahagia mengetahui fakta bahwa pemimpin mereka saat ini sudah tidak sendiri, alias sudah resmi menikah. Janji pernikahan antara Jungkook dan Jimin baru saja usai, sekarang sudah sampai tahap selanjutnya, mempelai harus saling cium.

Jungkook tersenyum kecil menatap Jimin yang tersenyum mengejek ke arahnya. Jungkook menggeleng, bahkan di upacara se-sakral ini pun Jimin masih sempat bermain-main.

Jungkook menarik pinggang Jimin mendekat ke arahnya, dihadapan seluruh bangsa Vampir dan keluarga kecil Park, Jungkook mencium kening Jimin yang sekarang sudah berstatus sebagai Jeon Jimin lama. Jungkook nampak khitmat dengan memejamkan mata, berbeda dengan Jimin yang nampak cemberut karna sudah berharap cium bibir nyatanya hanya di kening.

Setelah selesai, Jungkook menggandeng tangan Jimin untuk turun dari altar dan menghampiri keluarga Jimin yang sudah nampak haru biru. Minyoung sendiri sudah meneteskan air mata merasa tidak percaya putra kecilnya sudah menikah. Minyoung memeluk Jimin erat.

Jimin tersenyum kepada setiap orang yang membungkuk pada mereka. Jimin pikir ini pasti rakyat Jungkook.

Jungkook menggandeng tangan Jimin sampai mereka duduk di meja yang sudah Jungkook minta agar Hoseok menyiapkannya. Mereka mengadakan jamuan dengan minum darah, Jimin menatap ngeri orang-orang yang meminum darah dari dalam gelas kaca cantik. Walaupun sudah dihias sekalipun tetap saja itu darah, pikir Jimin.

"Berhenti menatap jijik begitu, Ratu. Mereka bisa saja salah anggapan, mereka bisa berpikir kau tidak menyukai kaum kami."

Jimin menggeleng dan sedikit merapatkan dirinya pada Jungkook. "Aku manusia, Kookie! Melihat orang-orang minum darah tetap saja bagiku itu aneh dan menjijikan."

"Kalau begitu tidak usah dilihat." Jawab Jungkook sekenanya.

Jimin cemberut tapi setelahnya ia menatap berbinar pada hidangan di mejanya, ini hidangan manusia. Ada daging, roti, kue, juga beberapa jus, tinggal pilih. "Aku tidak tahu kau menyukai apa, untuk sekarang ini dulu, jika kau ingin yang lain aku akan memanggilkan Jackson."

Jimin mengambil kue coklat yang terlihat paling menggiurkan bagi Jimin. "Aku suka coklat, Kookie."

Jungkook memperhatikan bagaimana Jimin yang memakan kue coklatnya dengan lahap, ia tersenyum tipis. Setelah perdebatan panjang dan keributan kecil pagi tadi antara Jimin, Seojoon dan dirinya, akhirnya Jimin mau menikah juga.

Pagi tadi, Jimin protes karna tahu dirinya adalah pihak yang diserahkan, ia tidak terima. Jimin ingin Jungkook lah yang diserahkan padanya karna Jimin bilang dia ingin jadi suami, Seojoon menolak. Seojoon bilang Jimin lah yang harus diserahkan. Akhirnya terjadilah keributan dan pertengkaran ayah dan anak.

Sampai Jimin menghampiri Jungkook yang hanya diam menonton dengan cemberut. "Kookie, aku tetap jadi suamimu kan?" Jungkook mengangguk, "Tentu, kau akan jadi suamiku."

Jimin tetap cemberut. "Jadi kenapa aku yang diserahkan, kenapa bukan kau?"

Jungkook mengernyit. "Memang harus kau, Jimin."

"Tapi aku ingin jadi suamimu!" Jimin masih merengek meminta agar Jungkook saja yang diserahkan padanya.

Seojoon memijat pelipisnya, dirinya frustasi. Melihat Seojoon yang sudah tidak bisa membujuk Jimin, Jungkook mengusap bahu Jimin lembut. "Kau tetap suamiku, kau hanya perlu mengganti marga dan tinggal bersamaku, kau tetap suamiku."

Jimin mendongak, "Janji?" Jungkook mengangguk, "Hm."

Kira-kira begitulah suasana pagi tadi di istana Jungkook. Istana yang semula sangat sepi dan tenang, berubah jadi berisik dan kacau bahkan walau baru sehari Jimin di sana. Jungkook tersenyum mengingatnya, Jimin benar-benar diciptakan untuk menghilangkan sepinya selama ini.

Queen [Kookmin/Jikook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang