Brak!
Blum!
Sruk!
Jimin yang tengah menenggelamkan kepalanya di bantal miliknya itu menegang saat keributan dan suara pedang silih berganti di lantai bawah istana. Apa para musuh itu berhasil masuk ke sini?
Jimin bangkit bergegas untuk mengecek apa yang sebenarnya terjadi. Pintu kamar ia buka asal lalu berlari hendak menuruni tangga. Namun, sebuah tarikan pada tangannya membuat ia yang hampir saja terjatuh itu mengerang sakit saat punggungnya membentur pilar besar di dekat tangga.
"Kau?! Berani sekali!" Marah Jimin namun dengan cepat mulutnya ditutup oleh tangan dingin wanita di hadapannya isyarat agar diam.
"Yang Mulia, diam dulu. Di bawah sedang terjadi pertarungan, anda tidak boleh ke sana." Bisik wanita itu.
Jimin melepaskan bekapan di mulutnya dan menatap kesal pada wanita itu. "Cantik, kenapa mereka bisa sampai masuk? Kalian tidak menjaga istana ini dengan benar?!"
Wanita yang dipanggil cantik menggeleng. "Mereka menerobos dan mengalahkan semua orang yang berjaga di depan. Sekarang hanya ada kita berdua di sini, mereka di bawah sana sekarat."
"Sekarat?"
Wanita itu mengangguk lagi, "Sekarat. Sebagian dari kita bahkan sudah mati."
"Mati?! Bukannya kalian vampir? Apa masih bisa mati?" Bingung Jimin.
"Ya-ya begitulah."
Jimin mendesah dan hendak pergi turun mengecek sendiri apa yang terjadi. Di belakangnya wanita itu terus berjalan cepat menyusul Jimin.
"Yang Mulia, kita harus pergi. Bahaya."
Jimin menggeleng. "Pergi kemana?! Aku tidak akan pergi jika tidak bersama Jungkook."
Mendengar segerombolan orang yang berjalan cepat mendekat ke arah mereka membuat Jimin dan wanita itu berlari dan bersembunyi di balik lemari besar penuh ukiran indah. Mereka menunduk dan menutup mulut rapat agar tidak ada suara apapun yang membuat persembunyian mereka ketahuan.
"Kau temukan ratu itu?"
"Tidak. Kami belum menemukannya."
"Cepat temukan. Bahaya jika ratu itu lolos. Kita harus menghabisinya!"
Jimin yang tengah mendengarkan dengan seksama itu mengerjap kaget. Apa ratu yang mereka maksud itu dirinya?
Merasa orang-orang itu berjalan menjauh membuat Jimin menyembulkan kepalanya mencoba mengecek apa yang tengah terjadi. Ia melebarkan mata saat di lantai kerajaan terdapat banyak vampir yang terkapar tidak berdaya. Mereka sekarat.
Orang-orang berpakaian hitam berjalan di sekitaran vampir-vampir di lantai tersebut membuat Jimin memicing mempertajam penglihatannya guna mengetahui apa yang berada di masing-masing tangan orang misterius itu.
Belati?
Bruk
Jimin terduduk saat wanita di sampingnya menarik dirinya dan membuat ia terduduk. Jimin mengusap bokongnya yang terasa sakit.
"Bersembunyi dulu, Yang Mulia. Bahaya jika ada yang melihat anda di sini." Bisik wanita itu.
Jimin melupakan sakit pada bokongnya, "Kenapa mereka semua bisa sekarat? Siapa mereka sebenarnya?"
"Mereka itu penyihir."
"Dan belati di tangan mereka? Apa mereka menyerang dengan belati itu?"
Wanita itu mengangguk. "Iya. Tapi, belati itu bukan belati sembarangan. Itu belati perak. Perak adalah kelemahan vampir, karena itu vampir di sini semuanya sekarat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen [Kookmin/Jikook]
Fanfiction[On Going] Jeon Jungkook pemimpin kerajaan Vampir mempunyai kutukan tidak bisa berhubungan dengan wanita manapun. Untuk mendapat keturunan, dirinya harus mencari pria istimewa yang sudah ditakdirkan untuk menjadi 'Ratu' pendamping dirinya di tahta K...