Sembilan belas

7.6K 1K 88
                                    

Jimin membakap mulutnya agar tidak memekik takut saat seekor serigala besar tengah meringkuk dan tertidur di sampingnya. Terdengar dengkuran halus teratur serigala tersebut membuat Jimin dengan perlahan mundur menjauh dari hewan buas itu.

Krek.

Suara ranting patah yang tertekan oleh tangan Jimin membuat Jimin membeku. Terlihat telinga hewan buas di hadapannya bergerak membuat Jimin bahkan untuk bernapas saja takut.

Jimin menggigit bibir dalamnya kuat saat serigala itu dengan perlahan membuka mata menampilkan mata tajam keemasan yang tengah menatap dirinya. Jimin rasanya sesak napas saking takutnya.

Perlahan Jimin mundur, mencoba menjauh sejauh mungkin dari anjing besar itu. Serigala di hadapannya hanya memeringkan kepala dan menatap Jimin bingung.

Grrhh

"HUA!"

Teriak Jimin refleks saat serigala itu menggeram halus. "Tidak, jangan makan aku. Aku tahu kau itu anjing baik, kau tidak akan mungkin memakanku, kan? Tidak, kan?" Bisik Jimin pelan.

Serigala yang masih dalam posisi telungkup itu perlahan bangkit membuat Jimin sadar jika ukuran serigala di hadapannya tidaklah normal. Serigala ini sangat besar. Jimin bahkan yakin jika tinggi serigala ini setinggi pundaknya.

Bukankah untuk seekor serigala hutan dengan tinggi setinggi itu termasuk tidak wajar?

Serigala itu kembali duduk patuh menatap dengan pupil mata yang membesar menatap Jimin seperti anjing yang tengah menunggu perintah tuannya. Ekor serigala itu yang tengah mengibas pelan ke kiri-ke kanan membuat Jimin tidak yakin apa serigala ini adalah serigala liar?

Jimin terdiam dengan masih pada posisi waspada dan menatap penuh curiga pada serigala itu. Jimin tidak bisa percaya begitu saja pada hewan buas.

Jimin mengernyit heran saat pandangan serigala itu tidak lagi pada dirinya melainkan pada lengan terluka yang mengeluarkan darah miliknya.

Gulp.

Apa serigala itu merasa lapar sekarang?

Dengan cepat Jimin menutup lengan berdarahnya, menyembunyikan lengannya dari pandangan hewan besar itu.

Serigala itu maju membuat Jimin mundur. Hewan itu menggeram dan langsung mengambil langkah panjang membuat ia berdiri tepat di hadapan Jimin.

Jimin menutup matanya erat saat serigala itu menunduk padanya. Sangat dekat. Bahkan saking dekatnya deru napas hewan itu dapat Jimin rasakan.

Hangat.

Jimin membuka mata saat merasakan jilatan hangat di lengannya tepat lukanya yang mengeluarkan darah. Jimin menatap diam pada serigala tersebut yang terlihat jelas tengah membersihkan darah Jimin dengan menjilatnya. Apa tujuan serigala ini sebenarnya.

"He-hei, kau tidak perlu membersihkannya."

Serigala itu menatap Jimin diam membuat Jimin memberanikan diri meletalkan tangannya di kepala hewan besar itu dan mengelusnya lembut. Serigala itu terbuai sampai memejamkan mata menikmati elusan Jimin padanya.

"Kau sepertinya baik." Senyum tulus Jimin saat serigala itu menunduk meletakkan kepalanya di paha Jimin. Benar-benar seperti anjing jinak.

Srakk.

Baik Jimin maupun serigala baik hati--menurut Jimin-- mendengar suara dedaunan yang bergesekan membuat serigala itu bangkit dan menundukkan tubuhnya terlihat menyuruh Jimin menaiki dirinya.

Jimin bisa mengerti maksud serigala itu tapi Jimin tetap diam. Serigala itu terus menabrakkan kepalanya pada kaki Jimin menyuruh Jimin naik tapi Jimin tetap diam.

Queen [Kookmin/Jikook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang