"Huh!"
Lagi-lagi Jimin membuang napas kesal. Sejak tadi, sejak mereka tiba di istana Jungkook sudah bertanya apa yang membuat Ratu nya itu kesal tapi Jimin hanya menatap Jungkook sinis membuat Jungkook bingung tidak tahu letak kesalahannya dimana.
"Huh!"
Jungkook menunduk ikut duduk di samping Jimin yang tengah duduk meringkuk dengan bibir mencebil kesal.
"Ratu, ada apa? Kau tidak suka riasannya? Ingin diganti saja?" Jungkook bertanya pelan memastikan apakah penyebab Jimin marah karena dekorasi istana mereka atau karena hal apa.
Memang Jimin sengaja ingin ikut Jungkook melihat istana yang dihias untuk acara penobatan Jimin malam ini, tapi Jimin tidak tahu akan se-membosankan seperti ini.
"Ratu?"
"Huh!"
Jungkook masih sabar. "Ratu, kau ingin sesuatu?"
Jimin menatap Jungkook cemberut, "Kau meninggalkan aku sendiri di kamar, saat aku ikut ke sini kau juga tidak banyak bicara padaku. Apa aku sudah tidak penting lagi untukmu?"
Jungkook menggeleng, "Tidak, Ratu. Kau selalu penting untukku. Kenapa bicara seperti itu?"
Air mata hampir jatuh dari mata indah milik Jimin membuat Jungkook ingin memeluknya namun Jimin bangkit dan berlari pergi.
"Ratu!"
Jungkook siap mengejar sebelum Hoseok tiba-tiba ada dihadapannya.
"Yang Mulia, ada sesuatu yang ingin saya bicarakan."
"Nanti saja aku harus mengejar Jimin."
"Tapi ini tentang Gong Yoo dan putrinya yang kabur itu. Seseorang mengatakan melihat mereka di hutan."
Jungkook mengepalkan tangan erat, "Suruh Jackson dan yang lain untuk ikuti Jimin jangan sampai dia keluar dari istana."
Hoseok mengangguk, "Baik, Yang Mulia."
***
Jimin duduk di bangku taman belakang istana sambil menghapus air matanya yang terjatuh. Sial, kenapa dia menangis hanya karena Jungkook tidak bicara padanya.
"Aku sangat lebay." Gumam Jimin menyadari kebodohannya.
Jimin berdecak dan melipat tangan di dada, "Tapi ini salah Jungkook bukan salahku."
"Aku sendiri kenapa malah menangis? Sangat memalukan! Bagaimana jika Jungkook menertawai ku?"
Jimin terus merutuki dirinya sendiri membuat ia tidak sadar jika seseorang menghampiri nya.
"Yang Mulia, kenapa anda sendirian?"
Jimin menurunkan tangannya yang berada di dada dan menggeleng pelan, "Tidak apa-apa aku hanya ingin sendirian saja."
Jimin memicing ingin melihat siapa orang di balik jubah bertutup kepala itu. Dari suaranya terdengar seperti suara wanita.
"Saya dengar malam ini penobatan anda sebagai Ratu bangsa vampir."
Jimin mengangguk, "Benar."
Wanita itu terkekeh membuat Jimin mengernyit. "Tidakkah menurut anda jika anda tidak pantas berada di posisi itu? Posisi Ratu hanya untuk seorang vampir atau sebangsanya, bukan manusia."
Jimin diam menatap datar orang dihadapannya, menunggu apa saja yang ingin orang ini katakan.
"Apalagi anda seorang pria. Status ini saya rasa hanya agar anak yang anda kandung mendapat gelar sebagai putra mahkota nantinya, bukan karena anda yang memang pantas sebagai ratu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen [Kookmin/Jikook]
Fanfiction[On Going] Jeon Jungkook pemimpin kerajaan Vampir mempunyai kutukan tidak bisa berhubungan dengan wanita manapun. Untuk mendapat keturunan, dirinya harus mencari pria istimewa yang sudah ditakdirkan untuk menjadi 'Ratu' pendamping dirinya di tahta K...