PS - SembilanBilas

3.3K 158 3
                                    

Jangan lupa berjejak!

Hepi ridingsss ....

***


"Mas, ini bisa dicopot dulu nggak? Takutnya udah nggak berfungsi lagi kalau kena air sabun."

Migo berjalan ke arah motornya yang hendak dicuci itu. Sedikit heran dengan apa yang dimaksud oleh orang yang bertugas mencuci motornya.

"Ini apa, ya?" tanya Migo bingung setelah melihat benda kecil yang menempel pada bagian belakang kaca spion motornya. Kalau lama-lama dilihat malah seperti mata.

"Ini apa, Mas, kira-kira?" tanya Migo heran.

"Itu CCTV, Mas. Kok, nggak tau? Kan, punya sendiri," gurau petugas pembersih itu.

Migo tercengang sekilas. Sejak kapan ada CCTV di badan motornya. Migo mengingat-ingat, kapan ia memasang benda itu. Tapi seumur-umur, ia memang belum membeli benda itu. Sayang uang katanya.

"Ini gimana, Mas? Dilepas dulu nggak?" tanya petugas itu lagi.

"Eh, iya, Mas. Lepas aja."

Setelah benda itu dilepas, Migo kembali ke tempat duduk yang disediakan di carwash itu sambil mengamati benda kecil yang ada di tangannya.

"Itu apa?" tanya Arin yang baru pulang membeli minuman greentea kesukaannya.

"CCTV. Tapi aku nggak tau, sejak kapan benda ini terpasang di badan motorku, Yang," jawab Migo.

"Coba ingat-ingat, deh. Siapa tahu itu kerjaan Papi."

Setelah mendengar kata Papi, kedua bola mata Migo mendelik. Ia kemudian menatap Arin yang sudah sibuk menyeruput minumannya.

"Eh, Papi pernah bilang mau masang CCTV di motor dan mobilku. Tapi udah lama. Masa Papi beneran pasang," celetuk Migo.

"Lho? Papi mana pernah main-main. Apalagi Papi punya banyak saingan bisnis. Ya, itung-itung buat jaga-jaga semisal ada yang mau nyelakain kamu di jalanan," papar Arin yang sudah tahu mengenai keluarga Migo, termasuk papi dari Migo sendiri.

Sedikit fakta, Migo ini berasal dari keluarga yang kaya raya. Orang tuanya merupakan pebisnis kelap kakap di Indonesia bahkan se-Asia. Dari properti, perhotelan, hingga kuliner. Semua dihantam. Hanya saja, kelakuan Migo tak pernah mencerminkan hal tersebut. Malah terlihat seperti orang biasa-biasa saja. Apalagi kalau sudah bersama sahabat-sahabatnya, kadang memposisikan diri sebagai orang paling miskin di dunia. Baginya, harta itu hanya untuk sesaat. Lebih baik disumbangkan saja daripada dipakai untuk foya-foya. Itu salah satu prinsip Migo yang patut diacungi jempol. Satu lagi, Migo ini sebenarnya anak papi banget, walau bukan anak tunggal. Ia masih memiliki adik perempuan yang sekarang sudah berusia enam tahun. Jarak yang sangat jauh dari umur Migo selaku anak pertama.

"Oh, iya ... ini pasti ulah Papi. Aku kayak anak kecil aja," ucap Migo merengut lalu memasukkan CCTV itu ke dalam saku jaketnya.

"Eh, Yang ... tadi, kan, kamu parkir motor dekat Justica berkelahi dengan Marko, 'kan? Bakalan kesorot nggak?" tanya Arin tiba-tiba.

"Oh, astaga! Aku lupa. Bener, tadi parkir motornya dekat kejadian itu. Harusnya kesorot. Depanan soalnya. Tapi nggak tau, CCTV ini berfungsi apa enggak. Aku tanya Papi dulu," tukas Migo.

"Dan benar, seluruh kejadiannya terekam di CCTV itu?" potong Justica begitu Arin dan Migo menjelaskan kronologi video yang mereka dapatkan.

"Syukurnya iya, Ca. Gue nggak tau nasib lu, deh, kalau CCTV itu nggak ada," tukas Arin.

Pak Sekala AstraningratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang