🏹5

11.8K 730 41
                                    

Stephanie memerhatikan orang-orang yang lalu lalang di sekitarnya. Saat ini dirinya tengah berada di starbucks salah satu mall Jakarta, menemani Bima yang sedang mengerjakan tugas. Mereka memang hanya berdua saja karena yang lain sedang sibuk dengan urusan masing-masing.

Merasa bosan, Stephanie membuka handphone-nya. Tak ada satupun notifikasi di sana. Karena ia tidak punya pacar, apalagi gebetan, jadi jangan berharap akan ada seseorang yang menghubunginya. Ia pun dengan cepat kembali menutup handphone-nya.

Matanya kini mengarah pada Bima yang sedang serius menatap layar laptop. Cukup lama sampai Bima akhirnya sadar dan membalas tatapannya.

"Bosen ya?" Tanya Bima yang langsung disambut anggukan oleh Stephanie.

"Masih banyak?"

"Udah selesai kok," jawab Bima sambil menutup laptopnya lalu menyeruput minumannya yang hampir habis.

"Lo baper sama siapa sih, Han?" Tanya Bima tiba-tiba. Gak ada angin, gak ada hujan. Jelas langsung membuat Stephanie memutar bola matanya dengan sebal.

"Please deh, Bim. Lo gak bosen apa nanyain ini terus-terusan? Gue cuma becanda doang waktu itu. Gak usah diseriusin bangetlah," jawab Stephanie yang sejujurnya sudah muak ditanya mengenai hal yang sama. Pasalnya dalam seminggu ini, cuma Bima yang selalu ngerecokin Stephanie dengan pertanyaan tersebut. Sedangkan Raka, Gio, dan Rafael sudah menyerah di hari kedua.

"Bohong," cibir Bima. Ia tak akan pernah menyerah sebelum berhasil mendapatkan jawabannya. "Siapa, Han? Gue gak bocor deh sama yang lain."

Stephanie menatapnya dengan raut wajah datar. "Stop. Mau lo nanya seribu kali pun, jawabannya tetap sama."

Bima seketika cemberut. "Pelit banget sih. Biar apa? Biar gak diganggu ya? Bukannya kemarin katanya janji gak bakal pacaran sebelum kuliah?"

Stephanie menghela napas kasar. Menghadapi Bima sama seperti menghadapi anak kecil yang rewel. Dan ia sadar bahwa masalah ini tak akan pernah selesai sebelum Bima mendapatkan apa yang ia inginkan.

"Oke, sebelum gue jawab, gue mau nanya dulu ke lo," kata Stephanie yang sejujurnya tak yakin dengan keputusannya ini.

Bima langsung mengangguk setuju. "Oke. Tanya aja. Tapi bener ya, habis itu lo jawab pertanyaan gue?"

Stephanie berdecak. "Iya ah."

"Apa? Lo mau nanya apa?" Bima dengan fokus menatap Stephanie.

Stephanie menimbang-nimbang sebentar sebelum akhirnya bertanya dengan agak ragu, "Lo ... terakhir kali baper sama cewek pas kapan?"

"Hm ..." Bima berpikir sejenak. Namun seperkian detik kemudian langsung menjawab dengan enteng, "Udah lama banget lah. Gue kan terakhir deket sama cewek ya ... sama mantan gue itu."

Mendengar jawaban tersebut, jelas membuat hati Stephanie seketika mencelos. "Oh."

"Kenapa emang?" Tanya Bima dengan salah satu alis yang terangkat. Tumben-tumbenan Stephanie bertanya seperti ini.

"Enggak," jawab Stephanie diiringi gelengan kepala yang lesu.

Bima memicingkan matanya. Melihat Stephanie yang seperti tidak mood dan juga menghindari tatapan matanya, tentu saja membuatnya bingung. "Kok bete?"

Stephanie langsung menatapnya datar, "Siapa yang bete?"

"Yaudah, jawab pertanyaan gue."

Stephanie kembali terdiam. Bima pun memilih untuk menunggu dengan tenang sembari menebak-nebak dalam hati, siapa sosok yang membuat perempuan di hadapannya ini baper.

My Possessive Boy FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang