"Ntar malem nonton yuk, Han," kata Bima saat Stephanie sudah kembali ke kamarnya sambil membawakan pesanan dessert box-nya.
"Nonton? Lo jalan ke kamar mandi aja ribet, Bim. Gimana mau nonton bioskop? Jangan nyusahin diri sendiri deh," tolak Stephanie langsung. Ia pun memberikan dessert box cheesecake tersebut kepada Bima, lalu menuangkan air ke dalam gelasnya yang berada di atas meja samping tempat tidur sebelum Bima cerewet menyuruhnya ini dan itu.
"Nonton netflix maksudnya, Han," kata Bima lebih jelas lagi sambil membuka dessert box cheesecake yang sudah ia idam-idamkan dari kemarin.
"Oh, ngomong tuh yang jelas dong. Tapi sorry, gak bisa. Gue mau malam mingguan," tolak Stephanie lagi, kali ini sambil menyengir. Ia berjalan ke arah gorden lalu menutupnya karena hari sudah beranjak petang.
Sedangkan Bima langsung berkelit saat mendengar perkataan Stephanie barusan. "Sama siapa?"
"Ada dehhh," goda Stephanie tak mau memberitahu. Padahal nanti malam ia hanya akan menemani Maminya belanja bulanan. Tapi berhubung Bima emosian (alias cemburuan), membuat Stephanie sesekali ingin menjahilinya.
"Abi?" Tebak Bima langsung dengan wajah dongkol. Bahkan menyebut namanya saja Bima sudah merasa malas.
Jauh berbeda dengan Stephanie yang langsung mengerutkan alis. "Kenapa tiba-tiba jadi Abi?"
"Ya kan lo lagi deket sama Abi."
"Enggak ah. Biasa aja." Stephanie kini mengambil posisi duduk di sebelah Bima. Ia mendekatkan wajahnya untuk minta disuapkan cheesecake tersebut. Bima pun dengan senang hati melakukannya.
"Apasih gantengnya Abi. Jelek begitu kok lo suka," cibir Bima yang langsung mendapatkan pelototan tajam dari Stephanie.
"HEH??? LO MAU DIAMUKIN SAMA ABILOVERS YA?!" Teriak Stephanie tak terima.
Bima jelas tak takut. Ia bahkan kembali mencibir. "Najis. Alay banget pake Abilovers segala."
Stephanie menatapnya sebal. Kali ini ia mengambil paksa cheesecake tersebut dari tangan Bima. "Iri ya karena gak ada Bimalovers?"
"Norak begitu yakali gue iri."
"Bodo ah." Setelah merasa puas, Stephanie pun mengembalikan cheesecake kepada yang punya.
"Lo kan biasanya mageran, Han. Ngapain pake malam mingguan segala sih," protes Bima yang benar-benar tak rela jika Stephanie harus pergi malam ini. Membayangkan Stephanie dan Abi duduk berdua di motor sambil malam mingguan, sedangkan ia harus meratapi nasib di kamar sendirian, membuat kepalanya langsung berasap.
"Namanya juga anak muda, mau hepi hepi. Ntar gue suruh Gio ke sini. Lo nonton sama dia aja," kata Stephanie langsung tersenyum jahil karena raut wajah Bima kini tampak semakin masam.
"Ogah. Gue maunya sama lo."
"Yaudah, ntar tunggu gue pulang."
"Gak ah. Gue maunya start nonton jam tujuh."
"Terus gimana dong? Gue baru pergi jam tujuh." Stephanie pun melirik ke arah jam untuk memperkirakan kapan ia akan pulang. "Tapi jam sembilan gue udah pulang kok. Tunggu aja. Gak bakal lama."
Bima masih menatap Stephanie dengan wajah kesal. "Kemana sih emang?"
"Kepo banget." Stephanie langsung berdiri karena ia harus bersiap-siap dari sekarang, berhubung dirinya belum mandi karena sejak pagi sudah menongkrong di kamar Bima.
"Jangan ah, Han. Lo baru kenal lho sama Abi. Emangnya lo gak takut apa? Kalau lo diculik, gue gak bisa lho nyelamatin lo," kata Bima kali ini mengambil jalan lain, yaitu dengan cara menakut-nakuti Stephanie.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Boy Friends
Novela JuvenilOrang-orang ngeliat Stephanie beruntung banget, dikelilingi empat pangeran yang selalu protect dia dari mara bahaya di luar sana. Tapi yang mereka gak tau adalah Stephanie bahkan udah di level paling muak dan empet banget sama keposesifan mereka yan...