🏹15

8.9K 635 69
                                    

KALIAN KANGEN AKUU GAAA??? Yg jawab "iya" semoga nanti malem di-chat duluan sama crush-nya wkwkw.

Happy reading!


🏹🏹🏹

"Han, ambilin air putih dong," pinta Bima sambil menunjuk ke arah gelas yang sebenarnya bisa saja ia raih menggunakan tangannya, tapi ia lebih suka jika Stephanie yang mengambilkannya. Tanpa banyak protes, Stephanie yang sedang duduk di bean bag sambil nonton televisi pun langsung berdiri, menuruti permintaannya.

"Han, gue pengen apel. Kupasin ya," pinta Bima lagi tak berselang lama. Padahal Stephanie baru saja kembali duduk dan menikmati tontonannya. Berhubung Bima meminta dengan nada melas, Stephanie yang tak tega pun segera melakukan yang ia minta.

Untungnya setelah itu Bima tak lagi berbunyi. Stephanie bisa menikmati tontonannya dengan tenang. Sejak tadi malam, Bima memang diperbolehkan keluar dari rumah sakit dan melakukan pemulihan di rumah. Pasalnya sudah hampir satu minggu ia berada di sana. Luka yang ia dapatkan untungnya tak terlalu parah. Walaupun tetap saja kaki kanannya harus dipasang gips karena mengalami patah tulang. Tapi untungnya keadaannya semakin membaik. Luka lainnya hanyalah lecet-lecet di tangan. Kepalanya aman karena ia menggunakan helm dengan rapat.

Dan alasan kenapa Stephanie pagi ini tidak berada di sekolah, melainkan berada di kamar Bima adalah ia sengaja bolos sekolah demi membantu mengurusi Bima. Orang tua Bima sibuk karena minggu kemarin mereka telah meninggalkan pekerjaan mereka. Sedangkan Cherry sebenarnya bisa-bisa saja mengurusi Bima, tapi pasti akan keteteran kalau hanya sendirian. Sehingga Stephanie pun mengajukan diri untuk ikut mengurus Bima hari ini.

"Han, gue bosen. Pengen duduk di balkon. Bantuin." Bima bangkit dari tidurnya lalu berusaha untuk berdiri. Karena Bima masih belum terbiasa memakai tongkat kruk, ia lebih senang jika dibopong oleh Stephanie.

Sebenarnya Stephanie ingin mengoceh agar ia tidak banyak gerak dan tidur saja. Tapi Stephanie tahu kalau Bima sudah terlalu sering berbaring di kasur. Pasti rasanya memang bosan dan tidak menyenangkan. Sehingga ia pun memilih untuk menurutinya.

"Han, dingin. Ambilin jaket," pinta Bima lagi saat ia dan Stephanie baru saja duduk di balkon. Tanpa berbicara apa-apa, Stephanie kembali masuk ke dalam kamar untuk mengambil jaketnya.

"Han, kok sepi banget ya? Orang-orang pada kemana dah?" Tanya Bima saat melihat keadaan komplek yang begitu sunyi, seperti tak ada kehidupan. Stephanie hanya menghela napas, ia sudah terlalu malas untuk menanggapi. Wajar saja komplek sepi karena hari ini hari Senin. Orang-orang pasti sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

"Han, kok gak ada yang jenguk gue sih hari ini?"

Pertanyaan konyol Bima barusan berhasil membuat Stephanie mendengus sebal. Teman-teman Bima sejak minggu kemarin memang datang silih berganti. Tak pernah sehari pun absen. Entah itu teman-teman kelasnya, tongkrongannya, ekskulnya, dan lain-lainnya. Kebanyakan Stephanie kurang kenal. Tapi untuk hari ini memang belum ada karena jam pun masih menunjukkan pukul sepuluh pagi. Sayangnya Stephanie sudah terlanjur lelah untuk menanggapi. Rasanya energinya sudah terkuras abis karena dari tadi sibuk disuruh ini dan itu.

"Han—"

"Bima." Stephanie menghela napas pelan. Ia sudah lelah mendengar namanya yang dipanggil berkali-kali. Namun Bima malah menatapnya dengan wajah polos.

My Possessive Boy FriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang