"Kak," lelaki yang berjalan dari arah pintu sekre menghentikan langkah Arrayan. Membuatnya menengok lalu menaikan sebelah alis.
Nathan.
Nathan Janendra.
"Kenapa?" tanya Arrayan pelan, terdiam sebentar.
"Lo pacaran ya sama teteh?" tanyanya tiba-tiba.
Kurang keras, Na. Kurang keras bicaranya.
"Ngaku deh, gue gak cepu," lanjut Naje lagi. Ia membutuhkan jawaban sekarang, walaupun yang sebenarnya ia sudah hafal.
Anaraya, walaupun jarang bicara, gadis satu itu tidak bisa bohong jika ada yang bertanya. Dan Naje, adalah salah satu orang yang paling Ann hindari dalam perkara seperti ini. Sebab Ann paham betul bahwa adiknya selalu terburu-buru dalam menyimpulkan sesuatu.
"Apa?" Arrayan bertanya lagi.
"Lo pacaran sama teteh?"
"Engga."
"Bohong?"
"Engga."
"Pacaran ya?"
"Lo mau gue jawab apa, Na?"
Naje tersenyum simpul, sudah tau, tidak perlu dipaksa.
Dari gelagatnya, pun dari gerak geriknya, Arrayan sama seperti Anaraya; susah untuk berbohong dan menutupi sesuatu.
Ia tahu, ia mengerti kalau seharusnya bukan sang kakak perempuan yang ia libatkan dalam masalah ini. Bukan orang lain juga, bukan.
Bukan Wiranata.
Bukan Arrayan Janitra.
Harusnya, bukan mereka.
Tapi ini masalahnya, ini masalah yang Naje terima. Dan mau tidak mau, tega tidak tega, tetap mereka tujuan utamanya.
Ada yang tak termaafkan.
"Saran aja nih, dia kalo masak suka keasinan," ujarnya, walaupun tidak ada respon dari lelaki dihadapan. "Kalo masak daging alot banget kaya ban Fuso,"
"Terus?"
"Dia pernah ngasih makan kucing pake pelet ikan,"
"Terus?"
"Kalo lagi bete kerjaannya nontonin Cocomelon,"
"Ada lagi?"
Naje menghela nafas, "Lo ilfil kalo teteh gue ngapain sih kak?" tanya lelaki itu. Bukan bermaksud menjelekkan, hanya saja ia izin bergerak duluan.
Ya maaf maaf aja nih teh, gue gak paham sama cara kerja lo soalnya.
"Engga ada, orang gue udah suka." balas Arrayan, lalu kembali berjalan pergi dari sana. Tidak menghiraukan sama sekali Naje yang kesal dibuatnya.
"Makanya sia teh jangan ngebuka aib teteh sendiri, udah tau teh Ann mah gak bisa dilawan, bandel!" Haikal yang juga keluar dari pintu sekre berujar seraya menyentil sikunya.
Anaknya juragan tanah nih bos.
"Diem atau gue resin muka lo?" tanya Naje, marah ceritanya.
Haikal terkekeh dengan tawa geli, "Hayu atuh, lumayan sheet mask gratis," jawab lelaki itu.
"Si tolol, dari SMA nggak ilang-ilang begonya Haikal," gumam Naje lalu ikut pergi meninggalkan pekarangan sekre.
Terserah dulu deh senangnya mau seperti apa, yang harus ia pastikan hanyalah tidak bertahan lama.
![](https://img.wattpad.com/cover/270321634-288-k654584.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Aplomb
Novela JuvenilSelamat bertemu dengan Arrayan dan Anaraya. "Aplomb itu tenang. Ya kaya aku pas ngeliat kamu kan?" "Tapi tenang yang aku punya, bentuk lain dari kata pura-pura."