Jangan lupa vote, komen sama follow :)
enjoy
Hari ini Ospek Neo University diadakan. Pukul enam pagi Yeji sudah ribet sendiri mempersiapkan hal-hal yang harus dibawa. Berkali-kali mulutnya protes membandingkan Ospek dari universitas lain dengan Ospek Neo. Yeji menyesal dengan pilihannya sendiri, padahal ini baru awal.
"Tau gini gue milih Kwangya deh. Enak banget si Lia Ospeknya jalan-jalan se-kampus."
Bahkan saat masuk mobil dia masih ngoceh. Hyunjin ketawa di kursi belakang, dia sudah merasakan apa yang Yeji rasakan saat ini. Padahal gadis itu dulu juga tau gimana Hyunjin uring-uringan dengan ospek Neo.
"Lama banget lo!" Omel Hyunjin begitu Yeji sudah duduk tenang di mobil. Yeji hanya mendecih menyuruh sopir untuk segera jalan.
"Ngapain sih lo masuk Neo. Capek gue dikintilin lo mulu."
Yeji menoleh ke belakang, memasang wajah seram biasanya, "di Neo kan banyak cowok ganteng. Mau cuci mata."
"Halah, kayak doyan cowok aja lo."
"Siapa yang bilang? Banyak yang deketin gue kok."
"Iya banyak, tapi kalo lo yang gak doyan ya tetep aja lo jomblo."
Yeji mendengus. Ia yang duduk disebelah sopir memilih menghadap depan atau jika tidak ia akan beradu mulut dengan Hyunjin tanpa henti. Untung pak sopir di sebelah mereka cukup tahan kuping.
"Dengerin gue, di Neo lebih liar dari yang lo bayangin. Cowok Neo emang ganteng-ganteng, berkelas, tajir tapi brengsek semua. Cewek kebanyakan buat mainan doang. Lo jangan sampek deh ketemu jodoh di Neo."
Yeji menyunggingkan senyumnya yang tidak bisa dilihat Hyunjin. Mau bagaimanapun mereka bertengkar dan beradu mulut, Yeji senang karena mereka masih kawatir satu sama lain. Seperti ia yang masuk Neo karena penasaran siapa musuh Hyunjin yang sering bikin kakak nya pulang bonyok. Tidak menampik jika dia, kawatir pada Hyunjin yang sebenarnya anak Mama itu.
"Lo termasuk dong," jawab Yeji,
"Termasuk apa?"
"Cowok brengsek."
Kali ini tangan Hyunjin berhasil meraih rambut Yeji sampai gadis itu berteriak. Tidak ada tangan Mama yang pisahin mereka. Yeji membalas mencubit kulit tangan Hyunjin sampai Hyunjin menjerit. Kalau kalian tanya gimana keadaan pak sopirnya, dia acuh. Keributan seperti itu biasa terjadi di mobilnya.
"Ngapain sih lari-larian pake almamater! Pusing tauk ngliatnya. Ijo-ijo lagi"
Mark menoyor kepala Haechan, mereka lagi di kantin fakultas Ekonomi, menunggu kelas Lukas yang belum selesai. Sepanjang mereka merenung di kantin, berkali-kali anak BEM riwa-riwi sok sibuk di kantin. Pake Almamater Neo yang berwarna neon. Benar-benar menyilaukan kalau terkena sinar matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dusk Till Dawn ; Mark Lee X Yeji
Fanfictionbagaimana jadinya jika Yeji harus menikah dengan musuh kakaknya karena kekhilafan yang juga ia setujui.