06

833 143 6
                                    

Jangan lupa Vote, Komen, dan follow :)

enjoy






Mark menatap pantulan dirinya di cermin, pagi ini ia bangun dengan cenut-cenut di kulit pipinya dekat hidung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mark menatap pantulan dirinya di cermin, pagi ini ia bangun dengan cenut-cenut di kulit pipinya dekat hidung. Ini pertama kalinya dia merasakan tumbuh jerawat selama hidup. Waktu pubertas dulu Mark bahkan tidak jerawatan.

Mark turun ke lantai satu menuju kamar Lami. Di rumah ini yang sering jerawatan itu Lami walaupun hanya bintik-bintik kecil. Gadis itu punya obat-obatan melawan jerawat lengkap gara-gara sering Mark ledekin dulu kalau wajahnya seperti aspal sekolahnya yang bergeronjal, setiap akan menstruasi dia selalu berjerawat.

Tanpa permisi dan sudah kebiasaannya, dia langsung membuka pintu kamar adiknya itu. Lami yang sedang tengkurap sambil memakai masker wajah langsung mengeram.

"Kebiasaan lo, gak ada sopan santun!"

Mark tidak peduli, dia mendekat ke meja rias Lami dan mencari obat jerawat.

"Cari apa sih kak?" Lami berdiri dari tengkurapnya, merelakan sedikit maskernya retak.

"Obat jerawat Lam, nih bisulan di pipi."

Bukannya memberikan apa yang Mark mau, Lami malah tertawa terbahak-bahak. Sampai dia bergulung dilantai. Persetan dengan maskernya yang menjadi salju.

"Kenapa Lam?" Somi masuk dengan sepiring cireng ditangannya, dia juga memakai masker wajah seperti Lami.

"Tau gak Kak Som, kak Mark cari apa?"

Somi acuh dengan mengendikan bahunya,

"Obat jerawat!" Lami memekik lagi membuat Mark kebingungan. Ditambah Somi yang sama ngakak seperti Lami.

"Setres ya kalian berdua! Orang minta obat jerawat malah diketawain."

Somi mendekat, meraba permukaan wajah Mark yang selalu Mark bangga-banggakan.

"Siap-siap lo jadi aspal."

"Wajah putri salju bakal jadi putri makadam."

Walau terus mengejek Mark, Lami akhirnya juga tetap memberikan obat jerawatnya untuk Mark.

"Biasanya, kalau jerawat tiba-tiba tuh tandanya lagi ada seseorang yang lo suka. Sampai hormon lo naik dan jadi deh jerawat."

"Berisik." Bentak Mark yang sedang menatap cermin, mengoleskan salep ke jerawatnya.

"Yeji ya? Yang matanya kayak kucing itu?" Somi memeluk pinggang Mark dari belakang, kebiasannya sejak kecil yang suka memeluk Mark karena Mark lebih besar darinya. Dan Mark pun tidak risih.

"Ngapain sih peluk-peluk." Omel Mark, padahal biasanya mereka sering pelukan.

"Terakhir deh, nanti kalau Mark udah punya Yeji, kalau mau peluk harus ijin Yeji." Kekeh Mark yang langsung mendapat tampolan dari Somi.










Dusk Till Dawn ; Mark Lee X YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang