09

798 133 15
                                    

Klik star button

Klik star button

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"gimana? Udah ketemu sama Soobin?" Tanya Hyunjin begitu melihat Yeji masuk rumah. Yeji mengangguk singkat,

"Pantesan, dari depan lo senyum-senyum gajelas. Ganteng kan? Emang abang lo ini gak pernah salah milih."

Muka Yeji yang berseri mendadak suram. Tapi ia beranikan mendekat pada Hyunjin, dan menggeleng begitu saja.

"Kenapa?" Tanya Hyunjin,

"Bukan Soobin. Gue gasuka."

"Hah!? Trus?"

Yeji menghela nafas, meringankan tubuhnya untuk ikut bersandar di sofa seperti Hyunjin.

"Bang, kenapa lo musuhan sama Mark Lee?"

Pertanyaan itu langsung membuat Hyunjin naik pitam. Tanpa keterangan lebih lanjut pun Hyunjin tau adiknya itu lagi dekat dengan Mark, dan dia gak mau mendengar kalau alasan Yeji senyum hari ini karena Mark.

"Lo digombalin apa sama dia! Ngomong apa si kunyuk sama lo! Gue samperin dia sekarang!"

"Mark baik bang,"

"Semua cewek yang dideketin Mark bilang kayak gitu sebelum Mark campakin mereka. Lo mau kayak gitu!"

"Gue cuma pingin tahu kenapa lo segitu bencinya sama Mark."

"Pertama, gara-gara Mina. Kedua, gara-gara dia songong, sok ganteng. Ketiga gara-gara dia mainin hati banyak cewek dan kebanyakan ceweknya temen gue. Masih kurang bukti apalagi kalau Mark itu bajingan. Emang gue harus gebukin dia lagi,"

Yeji meraih tangan Hyunjin membuat laki-laki itu terdiam,

"Gue tau lo sayang sama gue, gue janji bakal jaga diri. Gue nyaman sama Mark, bang."

"Gila ya lo!"

Kalimat itu terlontar dari mulut Hyunjin sebelum wajah marahnya keluar dan meninggalkan rumah begitu saja. Yeji menghela nafas, dia ragu akan pilihannya tapi baru kali ini dia merasa bahagia saat seseorang memperhatikannya lebih.

Yeji benci diperhatikan, dulu. Dia tertutup, memilih menjadi gadis biasa. Di SMA pun, dia merasa tak spesial kecuali karena ia berteman dengan Ryujin yang cukup populer di sekolah. Ia mengenal Jeno dan Jaemin pun dari Ryujin, selebihnya ia kebanyakan menutup diri. Memang banyak yang mendekati tapi Yeji yang memilih menjauh.

Dia berpikir kalau itu mungkin adalah penyakit, mungkin dia mengidap bipolar atau apa. Ia bukan introvert tapi dia malas jika harus berada di lingkungan baru. Ia bukan benci orang baru, ia hanya takut orang akan terluka dengan pembawaannya yang jutek. Ia pemikir, overthingking, tapi setelah bertemu Mark-

-pertama kali ia bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Rambutnya diusak pelan, pipinya di usap lembut dan gemas, juga mata Mark yang menatapnya penuh binar, Yeji merasa hatinyalah yang telah disentuh.

Dusk Till Dawn ; Mark Lee X YejiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang