Dalam lamunan dengan otak tetap memikirkan hal-hal aneh yang menimpanya hari ini, membuat Off merasa semakin gila.
'Permainan apa ini sebenarnya.?'
"Phi Off!!"
Off mengerjap mendapati suara Gun sedikit meninggi.
"Phi Off kenapa lagi ?"
Off menggeleng pelan tak yakin.
"Duduk sini phi, phi mau minum apa?"
Off kembali menggeleng pelan sambil tersenyum tipis.
"Gun.. apa pernah kita bertemu sebelumnya ?"
"Phi Off tadi tanya Gun, 'apa Gun percaya mimpi?' Jawabannya iya. Gun percaya mimpi."
Bukan jawaban yang di terima Off. Off menyerengit tak paham akan kalimat Gun yang sangat tiba-tiba itu.
"Sekarang Gun tanya, apa Phi Off percaya sama mimpi ?"
"Sa-saya tidak yakin Gun."
"Apa phi percaya kalau saya bilang, tempat ini yang membuat phi Off melamun tadi ?"
"Apa phi Off percaya kalau saya bisa dengan mudah bertemu phi Off.?" Tanya Gun lagi.
"Ba-bagaimana kamu bisa tau saya melamunkan hal seperti ini.?"
"Apa phi Off percaya tempat ini adalah awal dari pertemuan kita yang akan berakhir menjadi lebih baik?" Lagi-lagi bukan jawaban yang Off terima malah pertanyaan yang memaksa Off untuk merangkai satu persatu kejadian demi kejadian hari ini.
"Gun semalam bermimpi kalau phi Off mendatangiku di tempat ini, saya kira phi Off juga akan melihatnya. Hanya saja sedkit berbeda kejadiannya."
"I-iya, saya mulai percaya kalau itu kamu yang menemukanku dalam mimpimu Gun."
Gun tersenyum lalu merubah raut wajahnya menjadi masam.
"Gun kenapa.?" Tanya Off yang mulai panik melihat tetesan air mata Gun yang keluar dengan kurang ajarnya.
"Phi- mae Gawin- udah meninggal."
Off terkejut, bagaimana bisa Gun tau kalau Gawin telah meninggal. Off segera menarik pelan tubuh Gun dan mendekap dengan penuh kehangatan.
Gun menangis sejadi-jadinya. Ia tak mampu berkata-kata. Bahkan ia ingin memanggil nama Off namun lidahnya begitu kelu.
Off mulai menikmati memeluk tubuh mungil Gun. Hatinya damai saat bersama Gun. Tapi untuk saat ini hati Off juga terluka.
Seorang Gawin yang begitu sopan dan menyayangi Gun, dengan tega meninggalkan Gun sendirian. Gawin berjanji akan segera kembali. Namun- takdir berkata lain.
"Gun- jangan nangis lagi yaa setelah ini. Karena phi udah janji sama mae buat jagain Gun."
Gun mulai menenangkan isak tangisnya.
Baju Off menjadi basah karena liquid dari matanya.
"P-phi Off. Maaf. Ta-tapi baju p-phi, ba-basah." Ucap Gun yang masih sedikit terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, I Love You (forgive to forget)
RandomIni cerita pertama gue semoga kalian suka, terlalu lama jadi reader sekarang coba jadi author yang bisa buat cerita biar chemistrinya sampe ke kalian. Gulf, Krist, New, Gun bersahabat yang memiliki otak yang luar biasa pintar karena mereka adalah pa...