Tapi~ gue maunya--

223 17 6
                                    

Newwie yang lelah karena perjalanan jauh, merebahkan dirinya di kasur empuk hotel bintang lima yang dipesan Tay.

"Aaaahhh~ lelahnya."

Ceklek..

"Lah ? Bapak ngapain di sini?" Tanya Newwie bingung, dan seketika mengambil posisi duduk.

"Mau kerja lah."

"Lah ?! Kerja kok di sini?" Ucap Newwie yang dengan cepat menutup tubuh bagian depannya menggunakan bantal.

"New..." ucap Tay lirih.

New menggidik ngeri melihat Tay yang tengah berjalan mendekat kearahnya.

Newwie sedikit menggeser posisi duduknya dengan wajah takut.

"Bapak....?" Ucap New sembari melihat tubuh Tay dadi atas ke bawah, atas-bawah.

Tay mendekati Newwie dengan muka memelas seperti memohon sesuatu.

"Bapak... saya peringatin bapak jangan mendekat. Atau akan sa-"

Cupp....

Tay mendaratkan bibirnya tepat di depan bibir Newwie. New tak bergerak. Ia melihat mata Tay yang sedang tertutup kini perlahan terbuka. Kedua pasang netra saling bertemu.

New segera membuang pandang dan melepas bibirnya dari bibir Tay yang menempel.

New ingin beranjak namun ditahan oleh tangan Tay. Tay menarik tubuh New dan memeluknya. "New.. coba lo rasain jantung gue."

New hanya diam dan mengikuti apa yang di suruh oleh Tay. New merasakan detak jantung Tay yang semakin lama semakin terasa di dada New. "Gue suka sama lo New, gatau kenapa nyaman banget gue sama lo"

Deg...

Kini jantung kedua insan yang saling berpelukan beradu saling berdetak menyapa satu sama lain.

"Pak Tay.." ucap Newwie lirih.

"Hm."

"Pak Tay bukannya pacarnya si aki- maksud saya pak Mew ya ?" Tanya Newwie hati-hati.

Tay melepas pelan pelukannya. "Kata siapa ?"

"Waktu di rumah pak Mew, bapak..." uacapan Newwie menggantung. Tay memiringkan kepalanya. "Bapak ciuman sama pak Mew. Mesra banget kaya suami istri." Lanjut Newwie

"Lo .." kali ini kalimat Tay menggantung. Newwie mengangguk.

"Itu gak seperti yang lo lihat New."

"Apa sampai di dalam kamar pun bapak mau bilang gak seperti yang saya lihat?" Tanya Newwie kembali. "Saya kira bapak beneran suka sama saya pas bapak bilang di asrama waktu itu. Tapi setelah saya tau kejadian yang sebenarnya saya juga tau, kalau bapak hanya ingin mendapatkan suatu jawaban buat pak Mew." Lanjut Newwie.

"Tap--"

"Pak, sudah yaa, kalau pak Tay sudah ada pak Mew, gausah lagi nyari yang lain, kasian pak Mew pak." Lanjut Newwie.

"Iya tau. Tap--"

"Pak.. saya sama bapak, bedanya umur 9 tahun pak. Saya juga beda kasta sama bapak. Saya ga punya apa-apa dibanding pak Mew yang super perfect di mata siapapun yang melihat."

"Neww.." ucap Tay lirih. Newwie menggeleng pelan sambil tersenyum. "Bahagiain pak Mew pak. Dia orangnya keliatan banget sayang sama bapak. Jangan nodai cinta kalian sama orang baru seperti saya. Saya mah ga selevel sama bapak."

Tay hanya terdiam menatap New sendu. Tay ingin berteriak pada New kalau Mew bukan miliknya, hanya saja sering khilaf baren Mew.

"Tapi ~ gue maunya lo New. Lo seorang. Bukan Mew bukan yang lain."  Ucap Tay dalam hati.

Dear, I Love You (forgive to forget)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang