Chapter 4 - Disappointed

72 24 6
                                    

“Pacar lo ribut, Gi!” Salah satu teman Gio yang baru saja datang langsung mengadu kepada lelaki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pacar lo ribut, Gi!” Salah satu teman Gio yang baru saja datang langsung mengadu kepada lelaki itu.

Atensi semua orang mulai teralihkan, termasuk Gio yang semula sedang menyeruput kopinya. “Laura ribut?”

Mereka semua tertegun saat alih-alih Sydney, justru Lauralah yang ditanyakan Gio.

“Kok si Laura?” tanya salah satu dari mereka. “Sejak kapan Laura jadi pacar lo, Gi?”

Gio berdeham menyadari dirinya baru saja melakukan kesalahan. Walaupun semua orang mengetahui perkara batalnya pernikahannya dengan Sydney, tetap saja orang-orang di luar keluarga tidak diberikan alasan yang sebenarnya. Bahkan, teman-temannya hanya tahu bahwa pernikahannya ditunda.

“Sydney, Gi. Bukan Laura,” beritahu lelaki yang tadi memberikan informasi. “Tadi gue lihat mereka ribut di depan toilet.”

Gio yang semula hendak kembali menyeruput kopinya langsung mengurungkan niat dan langsung berdiri. “Mereka? Maksudnya Sydney sama Laura?”

Mendapat anggukan membuatnya mengumpat sambil lalu, “Sialan!”

“Ayo susul!” Sekitar empat hingga lima teman Gio langsung berdiri, menyusul Gio.

Dan apa yang dikatakan temannya benar, di depan toilet terlihat sudah cukup ramai dan begitu riuh. Beberapa orang tampak mengangkat tinggi gawai masing-masing, merekam kejadian tersebut entah apa gunanya. Gio menderap, menerobos kerumunan hingga akhirnya dapat menyaksikan secara langsung bagaimana Laura dan Sydney saling menarik rambut, mendorong dan memaki.

Gio berdecak dan langsung berusaha melerai. “Kalian apa-apaan, sih?”

Sekali, dan Sydney maupun Laura belum menyadari kehadiran Gio.

“Cukup, berhenti!”

Dua kali, Sydney sempat menoleh walau kembali fokus pada lawannya.

“Sydney! Laura! Cukup!” teriak Gio seraya menepikan kedua perempuan itu ke arah yang berbeda dengan kedua lengannya.

Hal tersebut sontak membuat Sydney dan Laura diam. Kendati seperti itu, perang tatapan sengit satu sama lain masih terjadi di antara keduanya.

“Kamu apa-apaan, sih?!” bentak Gio kepada Sydney, membuatnya menggeser pandangan ke arah lelaki itu.

Melihat Gio yang bertingkah seolah tak memiliki kesalahan membuat Sydney merasa sesak sekaligus muak. Dia maju beberapa langkah mendekati mantan kekasih yang sebenarnya tidak pernah mengakhiri hubungan mereka secara langsung, menatapnya lekat seolah berusaha mengatakan bahwa dirinya sangat terluka. “Mas Gio ....”

Untuk beberapa saat, Gio agak salah tingkah ditatap dengan cara seperti itu. Mata perempuan di hadapannya tampak bergetar, berbeda drastis dengan apa yang beberapa saat lalu dilayangkan pada Laura. Sementara itu pandangan Gio mulai menyapu ke berbagai arah asal tidak bertemu tatap dengan Sydney, dan tanpa sengaja mendapati dua sahabat perempuan itu yang memperhatikan mereka dari jauh.

EvanescentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang