EXTRA 3 - TRAVELING TO SOUTH XINJIANG

4.2K 312 339
                                    

Beberapa hari yang lalu, Zhou Zishu menerima surat dari Qiye di Xinjiang Selatan. Dalam surat itu, dia menulis tentang situasinya sendiri baru-baru ini⎯⎯ barulah di akhir suratnya, dia berbicara tentang anggur. Meskipun Zhou Zishu dan Wen Kexing seperti dua monyet kuda yang melompat-lompat sepanjang hari, tapi menghadapi gerombolan orang yang sama di Xinjiang Selatan setiap hari, Qiye juga sedikit bosan. Selain itu, dia juga belum melihat temannya ini dalam tiga tahun terakhir. Qiye sangat merindukannya, tapi entah apa Zhou Zishu dan dua lainnya tertarik mengunjungi Xinjiang Selatan, dia siap menyajikan makanan lezat dan anggur murni berusia seratus tahun.

Awalnya Zhou Zishu melihat isi bagian depan surat itu sangat tidak menarik, setidaknya sampai melihat empat kata 'anggur murni seratus tahun', senyum kecil muncul di sudut mulutnya. Dia selalu menyukai anggur yang baik, apalagi minuman murni berusia seabad. Zhou Zishu langsung berteriak ke Wen Kexing yang lagi masak, "Lao Wen, Qiye mengundang kita minum, apa kau mau pergi?" 

Wen Kexing sangat sibuk, sambil mengaduk panci, dia masuk ke ruangan tanpa menoleh, "Tentu saja mau, A-Xu, kau sangat suka minum dan aku tidak mau sendirian di sini."

Zhou Zishu tertawa, "Oke, ayo kita berangkat hari ini juga." 

Wen Kexing menghentikan tangannya, matanya sedikit melebar dan bertanya balik, "Kenapa harus terburu-buru begitu, sih?"  

Zhou Zishu menjelaskan dengan sabar sambil tersenyum ringan, "Perjalanan ke Xinjiang Selatan tidak cukup satu atau dua hari, kalau kita datang lebih awal, kita juga bisa mencicipi anggur enak lebih awal."

Raut wajah Wen Kexing melembut, dan berkata pelan, "Dasar pemabuk." 

Seolah membuktikan dua kata ini, di saat berikutnya Zhou Zishu membuka botol anggur dan meminumnya dengan senyum puas.

Xinjiang Selatan memang jauh, entah dari mana Zhou Zishu dan Wen Kexing mendapat dua kuda, di sepanjang jalan mereka bercanda dan berkelahi, alhasil akhirnya mereka baru tiba di Xinjiang Selatan sekitar sepuluh hari kemudian.

Karena terbiasa tinggal di Jiangnan yang indah dan sejuk, mereka agak sedikit kurang nyaman saat berada di Xinjiang Selatan.  

Keduanya berjalan di sepanjang jalan yang ramai bersama kuda mereka, dan menuju kedai makan yang Qiye sebutkan dalam surat. 

Banyak orang yang berlalu lalang menatap kedua orang asing ini dengan pertanyaan yang jelas di mata mereka.  

Wen Kexing melihat seseorang bermata sipit terus menoleh ke Zhou Zishu, tiba-tiba dia jadi cemburu, "Untuk apa kau lihat-lihat A-Xu?"

Saat memutar mata, Wen Kexing seperti terpikir sesuatu, jadi dia memanggil Zhou Zishu.  

Zhou Zishu lagi celingukan ke kedai makan di kedua sisi jalan, saat mendengar Wen Kexing menyuruhnya menoleh tanpa curiga.  

Lalu mata setiap orang yang diam-diam penuh pertanyaan itu terbelalak.

Semua melihat si pria berbaju hitam memalingkan wajah dan pria berbaju putih di sampingnya buru-buru mencondongkan tubuh ke depan, mematuk bibir si pria berbaju hitam di antara kelompok kuda cokelat, dan tersenyum. Si pria berbaju putih menjilat bibirnya dan berjalan pergi.

Zhou Zishu terkejut, melirik Wen Kexing dan merendahkan suara dengan marah, "Wen Kexing, apa yang kau lakukan?" 

Wen Kexing mengerucutkan bibir merasa disalahkan, "A-Xu, kau sibuk melihat-lihat, tapi kau tidak tahu kalau orang-orang itu memperhatikanmu, kan. Selain gadis itu, ada beberapa pria berpenampilan cerdik yang mengaitkan mata mereka ke wajahmu. Aku cuma mau mereka tahu kau ini milikku."

Mendengar ini, Zhou Zishu buru-buru melirik ke kerumunan, dan melihat gadis yang menatapnya langsung memalingkan wajah ke samping, gadis itu langsung menunduk sambil tersenyum malu-malu.  

Tian Ya Ke/天涯客/Tiānyá kè/Faraway Wanderers/Word of Honor/山河令Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang