Bagian2

2.3K 155 4
                                    

Kalau ada typo mohon untuk di koreksi ya teman-teman!

°Happy Reading°

Saat ini Vigo dan ke-6 sahabatnya masih setia nongkrong di rofftop sekolah, itu sudah jadi kebiasaan mereka, tidak peduli dengan bel yang sudah berbunyi 2 kali yang menandakan sudah jam istirahat, toh walau sering bolos, Vigo tetap masuk 10 besar.

Bukan karena dirinya adalah anak pemilik sekolah, tapi memang Vigo sangatlah cerdas hingga para guru tak ragu jika dia masuk 10 besar, yaitu peringkat 10.

Walaupun dia sering bolos, semua tugas selalu dia kerjakan dan dengan nilai yang memuaskan tentunya.

"Akhirnya! Si Tara jadi pacar gue juga." Kata Pandu antusias.

Arga memutar bola matanya malas. "Terus gue harus sukuran 3 hari 3 malam? Terus jingkrak-jingkrak?"

"Dih! Bilang aja lo iri kan?"

"Enak aja! Gu--eh mau kemana Vig?" tanya Arga saat melihat Vigo berdiri dari duduknya dan pergi.

"Kantin," jawab Vigo singkat

---

Dara berjalan menelusuri koridor sekolah, membawa nampan yang berisi bubur. Tadi Allia tiba-tiba saja demam, ia membawa Allia ke UKS lalu segera pergi kekantin untuk membeli bubur untuk Allia. Dengan hati-hati ia membawa nampan itu.

Tapi, saat ia hendak berbelok tanpa sengaja ia menabrak seseorang. Alhasil bubur itu tumpah mengenai orang itu dan berceceran dimana-mana.

Brak!

Mulut Dara sedikit terbuka ketika melihat bubur itu sudah pindah tempat, bahkan lebih mengejutkannya lagi seseorang yang ia tabrak adalah seorang yang ingin ia hindari, Vigo.

Bubur itu jatuh berceceran di lantai dan juga mengenai baju Vigo.

"Ma-maf kak aku g-gak sengaja," ucap Dara menunduk takut.

Vigo menatap Dara tajam. "Ikut gue!"

"Ke-kemana kak?"

Tak ada jawaban dari Vigo, ia terus membawa Dara entah kemana membuat Dara semakin ketakutan setengah mati.

"Kak ..." Cicit Dara.

Tak ada sahutan. Vigo membawa Dara ke sebuah gudang lalu langsung mendorong tubuh Dara hingga terjatuh kelantai yang sudah sangat kotor.

Vigo berjongkok agar tingginya menyamai Dara, ia mencengkram kedua pipi Dara dengan kuat.

"Lo udah berani ganggu gue! Sekarang hidup lo gak bakal tenang!"

"S-sakit kak," rintih Dara, tanpa terasa dua bulir air mata keluar begitu saja dari pelupuk matanya.

"Diam Adha-ra..."Vigo tak melanjutkan ucapannya saat ia membaca name tag dari bajunya Dara, bayangkan 5 tahun silam dimana dia harus melepas gadis kecilnya, nama gadis itu sangat persis seperti nama gadisnya dulu.

"Gue bakal maafin lo, asal dengan syarat..." Vigo sengaja menggantung perkataannya.

"Sya-rat?" tanya Dara terbata.

"Lo harus turutin semua perkataan gue,"

"Tap---"

"Atau gue keluarin lo dari sekolah ini, mudah buat gue ngeluarin lo apalagi lo anak beasiswa," potong Vigo cepat.

"Ja-jangan kak, i-iya aku ma-u nurutin apa kata kakak," kata Dara menyetujui syarat Vigo.

"Sini handphone lo!" titahnya.

Badboyfriend:Alvara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang