Bagian 13

1.4K 81 11
                                    

#bagian13

Saat ini Dara dan ketiga sahabatnya baru saja sampai di kantin, mereka memilih tempat duduk yang berada di tengah-tengah kantin. Kebetulan masih pagi, kantin tak terlalu ramai oleh siswa/i yang kelaparan.

"Kalian mau pesen apa? Biar gue yang pesenin," tanya Allia.

"Samain aja Al," jawab Dara. Anya dan Tasya mengangguk setuju.

"Yaudah, gue pesen dulu,"

Setelah kepergian Allia, mereka bertiga berbincang-bincang. "Eh Ra, gimana hubungan lo sama kak Vigo?" tanya Tasya langsung membuat Dara terdiam.

Melihat Dara yang tak kunjung menjawab, Anya dan Tasya saling berpandangan. Heran? Tentu. "Gue salah ngomong ya? Aduh, maaf ya Ra, gue gak tau," sesal Tasya.

Dara menggeleng. "Gak Sya, kamu gak salah apa-apa, lagian aku sama kak Vigo itu gak pacaran kok," jawab Dara santai.

"APA!?" pekik mereka berdua kaget.

"Ish, jangan teriak-teriak, liat tu mereka merhatiin kita," tegur Dara.

Anya dan Tasya hanya cengengesan. "Lo beneran gak pacaran sama kak Vigo? Demi apa?" heboh Anya.

Dara menggeleng. "Aku sama kak Vigo itu cuman sebatas teman masa kecil, sama kak Kevin juga, mereka itu teman masa kecil aku yang baru sekarang bisa ketemu lagi," jelas Dara.

"Gak mungkin, jelas-jelas kak Vigo itu selalu nyebut lo ceweknya sama gadisnya, dan dia itu perhatikan banget sama lo. Sampai-sampai, waktu lo di sekap di gudang, dia uring-uringan nyari lo. Udah kek gembel saking frustrasinya dia saat tau lo ilang," kata Tasya panjang-panjang lebar dan dilebih-lebihkan, walau pun pada kenyataannya itu memang benar.

"Kita itu cuman temenan gak lebih,"

"Iyain deh,"

"Kalau gitu aku mau ke toilet dulu," pamit Dara dan langsung di angguki oleh Anya dan Tasya.

Saat Dara hendak melangkah pergi, tanpa di duga Naura dan Aurel menabraknya hingga kuah bakso yang di pegang Aurel tumpah ke lengan Dara.

"Awww!" ringis Dara saat merasakan kuah bakso yang panas itu membakar kulitnya.

"Kalo jalan itu liat-liat!!" bentak Aurel.

"Dara!!" pekik Tasya dan Anya serempak.

"Bakso gue jadi tumpah nih!! Lo mau tanggung jawab!? Bikin ulah mulu kerjaan lo!!" Aurel kembali membentak Dara.

"Maaf kak," ucap Dara pelan.

"Maaf-maaf! Lo kira gue beli bakso pake daun! Hah!? Lo kira setelah lama ngantri gue gak laper? Enak banget ya lo minta maaf!" sentak Aurel.

Ngantri? Oh, ayolah itu hanya omong kosong, bahkan mereka selalu memotong antrian orang lain.

Lagi pula kantin belum terlalu ramai jadi tak mungkin Ngantri lama, dan untuk baksonya? Aurel tidak akan serugi itu jika hanya kehilangan satu mangkuk bakso.

"Tapi tadi yang nabrak---"

"Bener-bener ya! Udah tau salah, masih aja nyalain orang! Mau di kasih pelajaran emang!" Aurel mengambil botol air mineral yang ada di tangan Naura, membukanya lalu dengan santainya menyiram Dara yang masih terduduk di lantai.

"Ini hukuman buat lo!!" semua orang yang ada di sana hanya bisa melihat, tanpa berniat membantu.

"Kak Aurel apa-apaan sih? Dara kan gak sengaja." Tasya membuka suara, ya walau dirinya sendiri takut, tapi biar bagaimanapun Dara sahabatnya dan dia harus membela Dara.

"Iya ni kak Aurel, Dara juga udah minta maaf," kali ini Anya yang bersuara.

"Lo berdua diem! Gue gak ada urusan sama kalian!" tunjuk Aurel kepada Anya dan Tasya.

Badboyfriend:Alvara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang