Bagian 40

673 25 2
                                    

Sorry for typo!
Happy membaca!
.
.
.
.


Sudah hampir sebulan sejak kejadian dimana Oma Nira koma sejak saat itu pula Dara menjauh dari Vigo.

Tak ada yang tau hubungan mereka sudah kandas. Mereka hanya menerka-nerka apa yang terjadi sebenarnya.

Apalagi perubahan sikap Vigo yang sangat berbeda, dia sekarang sering membully orang-orang yang lemah.

Teman-temannya bahkan sering mendapatkan amukan dari ketua VIGRAS itu.

Tak jauh berbeda dengan Dara, gadis itu lebih banyak diam, bahkan dia yang terkenal rajin sekarang sering membolos ataupun Alfa.

Teman-temannya pun bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi, tak ada penjelasan yang mereka dapat.

Bertanya pada Dara pun sepertinya percuma, karna hanya gelengan yang akan mereka dapat.

Nilainya mulai anjlok, bahkan beasiswanya terancam akan di cabut.

Kevin, cowok itu sudah berkali-kali menjelaskan kepada Dara tapi tetap saja gadis itu membantahnya.

Seperti saat ini, Kevin membawa Dara ke taman belakang.

"Gue mohon Ra, lo harus percaya sama gue, sama Vigo! Dia gak salah,"

"Udalah kak, bisa gak, gak usah bahas ini lagi. Aku sama kak Vigo udah, kita selesai,"

"Vigo sekarang sering bully orang, dia luapin emosinya ke orang gak bersalah. Dan, lo lo yang bisa ngendaliin dia, cuma lo,"

"Gak, aku gak bisa,"

Dara sebenarnya tau akhir-akhir ini sikap Vigo benar-benar berubah, tapi ia tak mau ikut campur urusan cowok itu lagi.

Karna Vigo, Omanya koma hingga saat ini. Bahkan sangat mustahil untuk Omanya bisa siuman secepatnya.

Dara melenggang pergi dari sana. Berjalan menelusuri koridor sekolah.

"Heh! Berhenti lo!" ucap seorang, orang yang tak lain adalah Aurel.

"Kak Aurel?"

"Kenapa? Belum puas lo bikin gue hancur? Gara-gara lo Bryan masuk rumah sakit, setelahnya dia masuk penjara dan sekarang lo rebut Vigo dari gue!"

"Aku gak ngelakuin itu,"

"Gak ngelakuin lo bilang!?" Aurel langsung menjambak rambut Dara membuat sang empu meringis menahan sakit.

"Lepas kak, sakit," mohon Dara.

"Gue gak berhasil dapetin Vigo karna lo! Gue di pisahkan sama Bryan itu juga karna lo! Sialan!" murka Aurel.

"Lepasin dia!" teriak Syasya yang baru saja datang bersama ketiga sahabatnya.

Aurel tersenyum miring dan langsung melepaskan jambakannya pada rambut Dara.

"Wah, wah, ada pahlawan kesiangan nih, mari kita lihat apa sebutan yang cocok untuk lo, sang pembully yang menjadi pahlawan atau pahlawan yang suka membully,"

"Sialan lo!"

"Memang benar kan? Lo orang yang gak tau diri, setelah apa yang lo lakuin lo masih gak malu?"

"Hello, seharusnya yang sadar diri tu elo, setelah jadiin gue kambing hitam lo nyalahin Dara? Bryan aja ngeluapin lo demi ngejar Dara, apalagi Vigo. Dia, gak akan pernah mau sama jal*ng kayak lo!"

Plak!

Satu tamparan melesat di pipi mulus Syasya. Sampai-sampai gadis itu menoleh ke kanan.

"Jaga ucapan lo ya!" ucap Aurel geram.

Badboyfriend:Alvara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang