Bagian 16

1.2K 70 14
                                    

Sebelum baca, di harapkan kalian untuk votmen cmiw

#bagian6

Saat ini Dara dan Vigo sedang berada di sebuah pasar. Akibat kemauan Dara tadi akhirnya Vigo mau pergi kesana.

Bau amis ikan menyeruak Indra penciuman Vigo, padahal dirinya sudah memakai masker serta topi hitam.

Ingatlah, dia itu tampan maka bisa di pastikan ibu-ibu yang ada disana akan menggrombolinya dan meminta Poto maka dari itu ia memakai topi.

Dia pernah, saat tanpa sengaja lewat di depan ibu-ibu yang sedang belanja sayuran di depan gang.

Alhasil dirinya malah menjadi sasaran ibu-ibu genit, sungguh ia tak mau kejadian itu terulang.

Jujur, ini kali pertama Vigo pergi ke pasar, biasanya jika ia kehabisan stok bahan makanan maka pembantu rumahnya yang akan berbelanja ke pasar.

Keadaan pasar yang sedikit ramai membuat Vigo tak betah disana, apalagi banyak pasang mata yang melihat mereka. Di tambah tangan Vigo yang sedari tadi tak lepas menggenggam tangan Dara.

"Gak usah liat cewek gue!" ucap Vigo ketus saat banyak pasang mata lelaki memperhatikan kecantikan gadisnya.

Dara menoleh, menatap Vigo bingung. "Kenapa kak? Kok kesel gitu?" tanya Dara kemudian.

"Masih lama gak? Buruan, gue gak suka lo lama-lama disini, apalagi banyak mata buaya yang natap lo! Kenapa gak suruh bibi aja yang belanja atau pesen online!" ketus Vigo.

Dara mengehela nafas panjang. Vigo, lelaki itu sama sekali tak pernah berubah, dulu saat ada lelaki yang mengajak Dara bermain maka ia orang pertama yang menghajar lelaki itu.

Saat itu Ara sedang berada di taman bermain bersama mamanya, Alva dan bundanya Alva.

Anak berusia 5 tahun itu sedang duduk di kursi taman bermain. Menunggu mamanya yang sedang membeli minum

Sedangkan bundanya Alva dia sedang mengangkat panggilan telpon, dan Alva sendiri ia izin ketoilet. Alhasil dirinya menunggu sendiri disana.

"Hai!" sapa seorang anak lelaki.

"Kamu siapa?" tanya Ara.

"Kenalin aku Bryan, kamu bisa panggil aku Ryan," ucap anak lelaki itu seraya mengulurkan tangannya.

"Aku Dara," balas Ara ramah.

"Ikut aku yuk, kesana!" ajak Ryan menarik tangan Ara.

"Mau kemana Ryan? Aku belum izin sama Alva, mama sama bunda," tanya Ara.

"Gak jauh kok, disana," ucap Ryan menunjuk sebuah prosotan.

"Gak mau Ryan, aku mau sama Alva," tolak Ara seraya mencoba melepaskan pegangan tangan Ryan.

"Ayok ikut!" paksa Ryan.

"Lepasin Ara!" ucap seorang yang tak lain adalah Alva.

"Siapa kamu!?" tanya Ryan dengan nada menantang.

"Alva, dia paksa aku main sama dia hiks," ucap Ara mulai menangis.

"Jangan sentuh tangan Ara, dia milik aku! Milikku gak boleh di sentuh ataupun di sakiti orang lain!" tegas Alva, namun Ryan hanya tersenyum meremehkan.

Dengan sekali tarikan Ryan memeluk pinggang Ara membuat Alva marah, dan tanpa ba-bi-bu ia menyerang Ryan dengan bruntal.

Umurnya yang baru menginjak 6 tahun sudah mampu menguasai satu ilmu bela diri yang di ajarkan oleh kakeknya.

Badboyfriend:Alvara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang