Bagian 29

754 33 1
                                    

Assalamualaikum guys


Maaf banget kalau di part ini gak nyambung.

Soalnya aku udah ngantuk tapi pengen up:v

Sorry for typo!
.
.
.
.

Sejak kejadian dimana Bryan mengatakan ingin pindah ke sekolahnya membuat Aurel terus memikirkan akan hal itu.

Ia terus memikirkan apa yang akan terjadi jika Bryan benar-benar pindah ke sekolahnya, apalagi semua orang tau kalau di antara Vigo dan Bryan tak ada kata damai, bisa-bisa sekolah ini akan ribut setiap hari.

Ia juga tak ingin berhubungan lagi dengan cowok itu, jangankan untuk berhubungan melihat wajahnya saja ia tak ingin.

Ia sangat benci cowok itu, ia tak akan lupa kalau cowok itulah yang sudah membuat dirinya masuk rumah sakit, walau pada dasarnya di lubuk hatinya dirinya masih sangat menyayangi cowok itu. Tak dapat di pungkiri jika dia juga merindukan cowok itu.

Syasya dan Naura di buat bingung dengan Aurel. Pasalnya gadis itu sedari tadi melamun, bahkan panggilan mereka saja tak di sahuti oleh Aurel.

Syasya dan Naura saling pandang, Syasya memberi menggerakkan kepalanya seperti bertanya 'kenapa?' namun Naura hanya mengedikkan bahunya tak tau.

Interaksi keduanya teralihkan ketika mendengar suara teriakan dari luar, bahkan Aurel yang sedari tadi melamun pun ikut menoleh ke arah luar.

Bahkan kelas mereka yang tadinya ramai sekarang sudah sepi.

"Ada apaan sih? Rame banget," tanya Syasya kepo.

"Pasti Vigo lagi lewatin lapangan, atau lagi main basket," tebak Naura.

Tanpa ba-bi-bu Aurel langsung berlari keluar melihat apa yang akan terjadi, semoga saja apa yang ia pikirkan tidak terjadi. Merasa penasaran Syasya dan Naura juga ikut keluar melihat apa yang terjadi. Mereka di buat terkejut dengan kedatangan sosok Bryan dan kedua temannya Danu dan Cakra.

"Itu bukannya Bryan Rel? Mantan lo itu," tanya Naura heboh.

"Mau ngapain dia kesini, gak cukup apa udah nyakitin lo!?" geram Syasya.

Bryan berjalan paling depan di ikuti oleh kedua temannya di belakang, dengan tas yang di gendong ke samping.

Mereka berjalan dengan senyum yang tak luntur, kecuali Bryan yang sama seperti Vigo dingin dengan wajah yang datar.

Situasi koridor yang cukup tenang sekarang bak pasar malam. Suara-suara teriakan menggema di seluruh penjuru sekolah.

"Gak salah gue sekolah di sini, banyak cogannya"

"Cogan di sekolah gue nambah 3"

"Walaupun cogannya nambah, gue tetap sama Vigo"

"Bukannya itu inti the Lion? The Lion sama VIGRA'S kan gak pernah akur"

"Bisa perang dunia ke 5 ini kalau mereka satu sekolah"

"Aku suka perdebatan"

"Gak dapetin inti VIGRA'S gebet inti The Lion aja"

"Tetap ayang Kevin"

"Aku sih Raja aja"

"Nambah semangat buat ke sekolah"

Begitulah kira-kira ucap-ucapan yang di terdengar di telinga Syasya dan kedua sahabatnya.

Aurel yang merasa geram langsung turun kebawah, tak bisa di biarkan, ia tak mau Bryan masuk sekolahnya. Tidak akan!

Badboyfriend:Alvara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang