Bagian 33

581 26 2
                                    

Happy membaca!

Sorry for typo!
.
.
.
.
.

Syasya, Aurel dan Naura masuk kedalam tenda UKS darurat, dimana disana hanya ada Dara yang sedang tidur.

"Bagus ya lo! Malah enak-enakan tidur disini." Syasya berkata ketus membuat tidur Dara terganggu.

Gadis itu membuka matanya. Bisa ia lihat dengan jelas ketiga kakak kelasnya itu terlihat sangat kesal.

Dara bangun dari tidurnya, menatap heran ketiga kakak kelasnya itu.

"Ada apa ya kak?" tanya Dara heran.

"Ada apa ada apa, heh! Gara-gara lo, kita semua di hukum!" pekik Syasya mencengkram kuat kedua rahang Dara kemudian menghempaskannya dengan cukup kuat.

"Lo itu caper banget sih! Pake acara hilang segala! Apa hidup lo gak bisa jauh-jauh dari kata drama!?" kini Aurel yang berbicara.

"Tau tu, caper! Sok-sokan jatuh ke jurang, padahal cuma biar di tolong sama Vigo kan!? Ngaku lo!" Naura ikut-ikutan.

"Aku beneran jatuh kejurang kak, jalannya licin banget," Dara mencoba membela diri.

"Halah! Bilang aja lo pengen semua khawatir kan sama lo!?" Ketus Aurel.

"Lo pasti pura-pura keselo kan? Biar Vigo bisa gendong lo!? Caper banget sih!" Naura menghempaskan kaki Dara yang keselo dengan sengaja membuat sang empu meringis.

"Awh! Kaki aku masih sakit kak," ucap Dara pelan.

"Kita gak peduli, yang gue mau lo jauh-jauh dari Vigo! Jangan pernah lo deketin dia lagi!"

"Tapi aku sama kak Vigo udah tunangan," Dara mengucapakannya dengan hati-hati dan pelan.

"Apa lo bilang!?" Syasya kembali mencengkram kuat rahang Dara membuat gadis itu kembali meringis. "Tunangan? Sampai kapanpun gue gak bakal biarin lo sama Vigo bersatu!" Tangan satunya lagi Syasya gunakan untuk menunjuk gadis itu lalu kembali menghempaskan cengkaramnya dengan kasar.

"Tapi kak Syasya seharusnya sadar, kak Vigo gak suka sama kakak," entah dari mana keberanian itu.

Dara spontan mengucapkan kalimat terlarang yang akan berujung tidak baik untuknya.

"Yang seharusnya sadar itu lo! Sebelum lo ada, semua baik-baik aja! Lo itu benalu tau gak!?" bentak Syasya.

"Inget! Selagi gue masih ada, lo gak bisa dapetin Vigo! Camkan itu!" tekan Syasya kemudian berlalu pergi dari sana di ikuti oleh kedua temannya.

Dara sudah menangis sedari tadi, ia memang sering di bentak oleh Heru, tapi ia tak pernah terbiasa untuk di bentak.

---

Pukul 19:05 WIB, semua anak-anak dan para guru berkumur mengelilingi api unggun.

"Selamat malam anak-anak!" ucap pak Mamat mengawali acara malam itu.

"Malam pak!" jawab mereka bersamaan.

"Sebelum bapak memulai acara kita, pertama bapak akan memanggil Syasya, Aurel dan Naura serta Dara untuk maju kedepan,"

Merasa di panggil, Keempat remaja itu maju kedepan.

"Ketiga teman kalian ini hampir mencelakai teman kalian Dara, akibat ulah mereka Dara hampir jatuh kejurang dan berujung kakinya keselo---"

"Huhhh!" ucapan pak Mamat terpotong oleh sorakan siswa maupun siswi disana.

"Diam!" ucapan tegas pak Bagus membuat mereka semua kembali diam.

Badboyfriend:Alvara (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang