02

108 15 3
                                    

Kamindra melihat ke penjuru kelas, hari ini ia sengaja menggelar kelas tambahan karena mereka akan mendekati ujian. kelas tidak bersifat wajib hanya mahasiswa yang ingin saja. pria itu menyerngit karena ia tak menemukan seseorang yang ia ingin temui. Hani.

ia melihat teman-teman perempuan itu menghadiri kelasnya, kemana Hani? sejak kejadian di ruangannya mereka tak pernah bertemu lagi email tugas yang ia kirimkan ke muridnya itu pun tak ada balasan sama sekali.

"Nara.." panggil Kamindra saat sesi kelas sudah berakhir.

"iya pak?" tanya perempuan itu masih memasukan buku ke tasnya.

"teman kamu Arianti, kenapa tidak hadir?"

Nara menyerngit "ohh, Hani. sudah lima hari ini dia tidak masuk pak" jawabnya.

"sakit?"

Nara mengangguk ragu "bisa dibilang begitu, mungkin minggu depan dia sudah masuk lagi atau bapak ada pesan biar saya sampaikan"

Kamindra menggeleng "tidak perlu, hanya menagih janjinya untuk menjalankan hukuman" 

Nara mengerti "kalau begitu saya permisi pak" kemudian ia langsung pergi ke luar kelas meninggalkan Kamindra.

"nanya apaan doi?" tanya Nabila penasaraan.

"Hani" jawab Nara.

"duh, udah main tanya-tanya nih sekarang"

"hadeeh, Bil, paling juga nanyain buat nagih tugas dia apaan lagi" ujar Anne "ya kan, Nar?"

Nara mengangguk "lagian mikir apaan lo? gak mungkin itu Dosen demen sama temen lo yang ada bikin emosi mulu"

Nabila merengut "ihh, ya kan bisa aja gak ada yang tau kali siapa tau mereka ternyata mate"

"please deh, udahan dulu halu lo! tuga bu Ningsih udah ngerjain belum lo?"

"anjing! gue lupa, duhh mana gue liat dong tugas lo!" Nabila panik karena belum mengerjakan Dosen tua galak itu.

"jangan Nne, biar ngerjain sendiri tuman" ujar Nara.

"diem lo! gausah minta jemput gue lagi kalo lo ribut sama Dion ya!"

"dihh dih ngancem" 

Anne menggelengkan kepalanya, sahabatnya ini jika tak bertengkar sehari sepertinya akan sakit sakitan. "mending gue nyamperin Chandra"


***


Hani berdecak, melempar botol kosong yang tadinya berisi suppressant. ia lupa meminta Mark adiknya untuk membelikan superssant, sudah hampir seminggu ia mendekam di appartementnya karena siklus heatnya.

karena sang adik masih tinggal bersama orang tua mereka dan jarak rumah dari appartement cukup memakan jarak ia tidak mungkin meminta bantuan pada Mark ataupun teman-temannya apalagi jam sudah menunjukan pukul sembilan malam.

ia kemudian bergegas mengambil jaket berniat keluar membeli barang itu sendiri, sepertinya masa heatnya juga sudah lewat. daripada ia tersiksa jika menunggu esok hari. perempuan itu merapatkan jaketnya agar bau feromonnya tidak begitu menyebar.

Hani semakin mengeratkan mantelnya, karena angin malam. ia memutuskan untuk berjalan saja karena jarak dari appartement ke tempat tujuannya hanya melewati beberapa blok saja.

setelah membeli supperssant baru, ia memutuskan untuk membeli makanan ringan ke mini market di dekat situ. ia membeli makanan beku dan beberapa snack karena persediaan di tempatnya sudah habis. selesai dengan semua urusannya ia kembali pulang.

My Mate! (END) - [Xiumin Kim]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang