40. I Potato You

9.9K 1.9K 1.4K
                                    

HAI, GUYS!!!
APA KABAR?!

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN, YA!
Sayang kalian banyak-banyak!







"Bro, ntar ikut sambatan ke tetangga sebelah, nggak?" tanya Hema yang baru pulang dari jalan-jalan pagi bersama Radhika.

Tetangga sebelah yang dimaksud Hema adalah rumah Pak Somad yang ada di samping lapangan badminton. Jarak posko dengan rumah Pak Somad hanya sebatas lahan tersebut. Rasanya, jika tidak ikut membantu mereka akan merasa tidak enak dengan beliau.

"Ikut, lah. Gue udah nanya Pak RT semalem. Kata beliau, boleh kok kita ikut kegiatan warga, bantu-bantu. Kita kan udah nggak ada agenda lagi, selain ngajar nari sama satu prokernya Rui. Ya udah, nggak papa, daripada nganggur di sini," jelas Baskara yang ogah menganggur.

Sherly menggeleng. "Dari dulu KKN gue kenal yang namanya Baskara ini, kayaknya orangnya punya stamina gorila. Kayak, sayang banget kalau nganggur sehari aja," sahutnya.

Perlu diketahui, sambatan adalah kegiatan gotong royong yang dilakukan warga tanpa bayaran. Berasal dari kata sambat yang artinya mengeluh---mengeluh karena tidak dibayar. Biasanya, sambatan dilakukan untuk membangun rumah seseorang. Di desa ini, hal seperti itu tetap berlaku karena itulah salah satu identitas bangsa Indonesia, saling bahu membahu. Selain itu, sambatan juga memupuk tali persaudaraan antar warga di kampung.

 Selain itu, sambatan juga memupuk tali persaudaraan antar warga di kampung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sambatan di desa.

"Nggak perlu makan makanan di posko, sih. Ntar juga dapet makan," kata Hema.

"Lah? Emang kita pagi ini mau masak?" tanya Sherly. "Nggak, sih. Orang berasnya juga habis."

Mereka semua dibuat bingung dengan pernyataan Sherly. Jadi, apakah pagi ini tidak akan ada masak memasak?

"Assalamualaikum..." salam Lia yang baru pulang dari pasar.

"Waalaikumsalam."

Perempuan itu meletakkan beberapa kresek belanjaan yang ia peroleh dari pasar, dengan Adimas di belakang yang membawa beras di kantong keresek warna merah.

"Maaf sebelumnya ya, Dim. Jujur, lo kalau bawa keresek isi beras gitu malah kayak pengemis," celetuk Sherly.

Zahra tertawa mendengarnya. "Nggak cuma lo sih, Sher, yang ngerasa gitu. Gue aja ngelihatnya dia juga kayak pengemis."

"Cewek kalau ngehina damagenya nggak main, anjir." Hema berkata sambil menggeleng tak habis pikir.

"Gue tadi beli nasi pecel yang bungkusnya daun jati. Pada suka, kan?" tanya Lia.

Ada sekitar tujuh belas bungkus nasi pecel bungkus daun jati yang kini mulai disusun di atas meja.

"Tumben, acara apaan, nih?" tanya Hema yang pensaran.

Halo KKN ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang