O2. Survei

49K 7.5K 3.7K
                                    

Dipublikasikan pertama kali pada 28 April 2020
Telah direvisi pada 11 Januari 2021

KKN Tematik itu ribet, itu benar adanya. Harusnya hari ini jadwal jalan-jalan, eh malah ada acara survei ke desa tempat KKN. Apalagi, survei direncanakan dilakukan jam satu siang, panas, belum lagi ada saja anggota yang molor. Seperti yang kita tahu, tepat waktu itu bukan budaya kita, budaya kita adalah molor. Seperti saat ini, sudah dibilang kumpul jam satu di dekat Fakultas Hukum, tapi masih ada saja yang belum sampai.

"Yang lain pada kemana, sih?" tanya Adimas.

"Si Bima tadi udah dateng sama gue, cuma lagi ke ATM bentar, sama Gigi," jelas Adimas.

"Yang lain masih siap-siap kali. Siap-siap bangun tidur, maksudnya," jawab Danila.

"Molor banget, serius. Ini udah hampir jam setengah dua. Si Raden juga, dari pagi nggak ada di kosan," keluh Adimas.

"Ketua yang ngatur jam kumpul aja belum dateng. Maunya dislepet juga lama-lama," kutuk Renata ditambah lagi siang ini matahari begitu terik.

"Baskara nggak tau. Tadi katanya ada perlu sebentar. Kok lama, diculik tante-tante kali," jawab Arjuna yang terlihat sama kesalnya dengan Renata.

"Guys, kita pindah aja deket gazebo deket hutan kampus, yuk. Gila aja, Baskara milih tempat panas kayak gini. Kita mau dijadiin ikan asin apa gimana." Danila, perempuan berambut panjang itu ikut menimpali.

Akhirnya, mereka yang sudah sejak tadi menunggu anggota yang lain sampai memutuskan untuk pindah di bawah gazebo dekat hutan kampus. Helem, masker, sarung tangan, kacamata, mereke lepas semua karena gerah yang datang pada diri mereka.

"Adimas, beliin es teh, dong?" pinta Danila.

"Mana duitnya?"

"Pake duit lo dulu aja ntar gue ganti deh," sahut mereka semua bersamaan.

"Kenapa kita nggak nongkrong-nongkrong ganteng dulu di geboy?" Hema, menyarankan para anggota untuk sekadar berteduh, atau minum es teh di depot dekat FH.

"Lo mau, ini tambah molor? Gue sore juga ada acara," tolak Renata yang makin kesal.

Hema melirik pada Renata. "Kenapa dah, cewek sewot banget. Gue nggak ngajakin lo kali, Mbak."

"Yaudah, gue juga nggak ngomong sama lo," ketus Renata.

Pemuda itu menggeleng. "Populasi cewek sewot zaman sekarang makin meningkat. Lama-lama, dunia bisa terbelah jadi dua," gumamnya.

"Renata udah keluar taringnya. Awas, tinggal nama doang lo, Hem," tegur Arjuna.

Hema berdecih. "Jun, emang bener lingkaran pertemanan lo salah, deh," ucap Hema pada Arjuna.

Arjuna mengernyit, sempat bingung dengan apa yang Hema katakan barusan. Setelahnya, pemuda itu paham apa yang dimaksud temannya itu. Arjuna mengangguk, "Oh, iya jelas. Circle of Friend gue ini emang salah banget, Hem. Gue yang normal ini kok bisa gitu temenan sama kalian yang abnormal," jawab Arjuna.

Hema memelototkan mata, "Maksud lo, gue, Baskara, sama Radhika itu enggak normal? Wah, bar-bar lo, Jun!" omelnya ingin sekali menyumpal mulut pedas Arjuna dengan sampah.

Arjuna mengendikan bahu tidak peduli, karena dimata Arjuna memang nyatanya seperti itu.

Hema tersenyum, lalu mengangguk, "Enggakpapa, Jun. Lo tahu, kan? Fakta psikologi pernah bilang kalau teman palsu mengatakan kebohongan yang manis sedangkan teman sejati mengatakan kebenaran meskipun pahit," jawab Hema.

"Quotes dari pinterest pake lo bawa-bawa kesini," balas Arjuna.

Seketika air muka Hema berubah menjadi geram kembali, "Emang gaada akhlak lo, Jun."

Halo KKN ✔ [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang