•gladiolus.2|

2.3K 277 11
                                    

Malam hari yang sunyi, kaisar ostrica terbangun dari tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Malam hari yang sunyi, kaisar ostrica terbangun dari tidurnya. Ia berjalan menyusuri istana yang sepi ditambah hujan yang lebat sudah 2 hari ke tiga anaknya pergi perang dan tidak ada kabar juga sedangkan anak nya yang ke empat tidak diketahui dimana, jeno bilang jisung berada di utara tapi setelah diselidiki tidak ada tanda-tanda jisung berada disana.

Saat sedang berjalan menyusuri istana, pandangannya berhenti di aula kerajaan yang ada kursi singgasana raja. Ia menatap aula tersebut dari jauh matanya menyipit karena melihat bayangan gelap di dalam kegelapan ada banyangan seseorang duduk di kursi kebesaran tersebut.

Kaisar berjalan perlahan ke arah kursi tersebut, ia baru sadar bahwa ruangan terasa sangat sepi.

"Pelayan! Apa disini ada pelayan!?"kaisar yang tadinya ingin berjalan ke kursi itu terhenti, ia berbalik dan mencari pelayan atau penjaga. Tapi tidak ada yang menyautinya.

Tapi akhirnya ia bertemu dengan 2 penjaga yang berdiri tidak jauh darinya, saat ia dekati penjaga tersebut hanya diam tanpa ekspresi apapun dan saat kaisar memanggilnya ia hanya diam seakan tuli.

"K-kenapa ini!?"kaisar menoleh ke kanan dan ke kiri, ia baru sadar para pelayan malam juga hanya berdiri dalam diam ditengah malam seperti ini.

Pandangan kaisar menuju ke arah kursi singgasana nya, bayangan orang tersebut mulai terlihat karena kilatan petir di luar.

"K-kau!? Kau siapa?"teriak kaisar.

"Ayah....masa lupa sama anaknya sendiri"

"J-jisung!? Kau sudah gila ya duduk disana!? Bajingan apa yang kau lakukan? Dasar anak pelayan!"kaisar semakin menggila saat ia ingin mendekati jisung ia terkejut dengan kilatan merah dari kedua bola mata jisung.

Kaisar terjatuh duduk, ia ingin merangkak pergi tapi kakinya tertahan oleh sesuatu yang sangat dingin merambat kakinya.

Ia menoleh ke arah belakangnya, seorang anak laki-laki dengan mata yang sama dan wajah yang mirip pangeran ke 4 menatapnya dengan tatapan tajamnya. Ia tersenyum senang, senyum itu! Itu mirip dengan vanica! Selir yang ia manfaatkan.

"ayah kenapa pergi? Pangeran bungsu mu ini ingin membahas sesuatu bersama ayah"jisung menyilangkan kakinya lalu terkekeh pelan melihat wajah ketakutan ayahnya.

"K-KAU ANAK TAK TAU UNTUNG! KAU INGIN MEMBERONTAK PADA AYAHMU?"

"Bukan kah ayah sudah tahu akan hal itu? Ayah mengambil sihir ibu dan memanfaatkannya untuk melihat masa depan kan? Tapi sayang sekali ayah hanya melihat masa depan yang belum tentu itu benar"jisung menampilkan senyum miringnya.
"Apa ayah tahu? Bahwa sihir itu adalah sihir terkutuk? Karena ayah memakai sihir terkutuk untuk hal yang salah maka kematian akan selalu mengikutinya anda"

"Kak, apa perlu dia aku bunuh saja"anak itu menatap jisung dengan tatapan mata yang datar tapi tajam.

"Jangan begitu nak, kita harus main-main terlebih dahulu. Chasel, biar ku katakan sekali lagi dia ini yang membunuh chenle di kehidupan yang sebelumnya loh jika kita bunuh sekarang itu akan sangat singkat jadi bukan kah tidak seru"

•𝙳𝚎𝚟𝚒𝚕 𝙿𝚛𝚒𝚗𝚌𝚎|JichenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang