"Lisa kau belum pulang? Mau Saya antar?" tawar Jennie.
"tidak usah bu, nanti saya pulang sendiri" jawab Lisa yang masih berdiri didepan laman kantor.
"oh, kalau begitu saya duluan ya" ucap Jennie
"Ne" saut Lisa
Sebenarnya Lisa bingung mau pulang kemana? ia tidak ingin mencari masalah dengan suaminya, ia juga tidak mau mengecewakan mertuanya jika tau mereka tengah ada masalah, dan rumah lamanya juga penuh debu tidak baik bagi ia dan bayinya jika terus berada disana, bisa saja dibersihkan terlebih dahulu, namun tampaknya Lisa sudah cukup lelah hari ini, entahlah mungkin saja ia hanya kecapek-an lagipula dirumah lamanya itu juga tidak ada bahan makanan, saat ini Lisa belum gajian walaupun ia tau ada blackcard didalam dompet usangnya namun ia tak berniat sekalipun untuk menggunakannya.
Lisa mengusap pelan batang hidungnya, pelipisnya sudah dipenuhi oleh keringat dingin.
Lisa melirik jam tangannya yang sudah menunjukkan pukul 7 malam saat ini, sepertinya tak ada pilihan lain, ia harus kembali lagi kerumah lamanya itu, Lisa kemudian berjalan menuju halte, namun kondisi tubuhnya melemah Lisa merasa pusing, tubuhnya terasa lemas tiba-tiba entah apa penyebabnya? Keringat dingin tak henti-hentinya mengucur dari pelipisnya itu, bahkan pinggangnya tiba-tiba terasa sakit, yang kemudian menjalar kebagian perutnya.
Perutnya menegang, ya Lisa mengalami kram diperut lagi, masalahnya dia hanya sendirian dihalte itu saat ini dan bis menuju rumahnya juga tak kunjung datang.
"Akh sakit sekali" keluhnya
Tak lama handphone Lisa kembali berbunyi, dan yang menelpon adalah suaminya lagi.
Sebenarnya Lisa masih tak mau bicara dengan pria itu, namun saat ini ia dan bayinya butuh pertolongan
"oppa"
"ya! Kau kemana saja ha? kenapa baru menjawab telponku..."
"Akh- perutku tiba-tiba sakit oppa..." beritahu Lisa saat merasakan kram diperutnya semakin menjadi.
"kau dimana? Aku akan kesana sekarang juga"
"aku dihalte dekat kantor, kumohon cepatlah datang, aku takut..." lirihnya
"baiklah, kau tunggu disana!"
Lisa kemudian menyandarkan tubuhnya disandaran kursi panjang halte itu, sembari meringis, merasakan sakit yang tak kunjung hilang tersebut.
Lisa sungguh takut akan terjadi sesuatu kepada bayinya.
Tak lama Taehyung datang
"kau baik-baik saja?" tanya-nya toh buktinya istrinya itu tak bisa berjalan walau sudah dipapah, alhasil Taehyung menggendong tubuh Lisa untuk masuk kedalam mobil."kenapa bisa sampai seperti ini ha? wajahmu pucat sekali, mulai besok kau tidak boleh bekerja lagi ara!" ucap pria itu menyalahkan hal lain sedangkan ia tidak tau apa kesalahannya sendiri.
Lisa ingin menangis mengatakan semua kesalahan pria itu sekarang juga, kesalahan yang telah membuatnya merasa stress seharian ini hingga menimbulkan terjadinya kram pada perutnya itu, ingin sekali Lisa berpisah dengan Taehyung, lalu merawat anaknya sendiri, andai saja ia mampu menolak permintaan kedua orangtua pria itu dulu untuk tidak menerima lamaran anaknya, hingga Lisa tak perlu mengalami luka lahir dan bathin seperti yang ia rasakan saat ini dibaru satu minggu pertama pernikahannya.
"Eugghhh sakit sekali oppa..." ringis Lisa sembari meremas bahu suaminya yang sibuk menyetir saat ini, sedangkan keringat sudah membanjiri pelipis Lisa dan wajahnya benar-benar pucat membuat Taehyung yang tadinya ingin marah-marah pada perempuan itu malah berubah menjadi panik melihat keadaannya sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKE (LENGKAP)
FanfictionBagaimana jika seseorang yang kau cintai adalah satu-satunya orang yang bisa menyakitimu hingga tak berbentuk? membuatmu hancur sedemikian rupa! Namun kau tak bisa meninggalkannya, dan disaat kau benar-benar harus pergi, akankah ia menyadari bahwa k...