08. Terakhir

1.5K 216 24
                                    

Play Music : Yours
Telah di Revisi✓
Maret 2023✓

||Happy Reading||

Ting Tung...
Ting Tung Ting Tung Ting Tung...

"PINO ES CUP, BUKAIN WOI!"

Ting Tung...

"FINOOO!!"

Suara gaduh timbul dari tiga cowok bar-bar yang tidak lain adalah Atar, Riki dan Arga. Mereka tahu jika di rumah ini hanya ada Fino, keluarganya sedang tidak di rumah dan Alfan sedang ekstrakulikuler Basket tadi di sekolah.

Setelah bel pulang berbunyi, mereka langsung menuju ke rumah Fino untuk menjenguk dan memastikan keadaanya, meski sebenarnya bukan itu tujuan utamanya.

Seseorang membuka pintu rumah kala suara gedoran pintu dan bel tak kunjung berhenti, sehingga penghuni rumah pun merasa terganggu dan mau tak mau membukakannya.

"Berisik!" Suara kesal nan mengintimidasi muncul ketika pintu besar itu terbuka.

Mereka sontak nyelonong masuk, meninggalkan tuan rumah yang kini tengah memasang raut datarnya, menatap mereka dengan tatapan kosong seperti sedang bertanya pada takdir, mengapa dia diberi teman-teman gak jelas seperti mereka?

Dengan kaki yang belum sepenuhnya sembuh, Fino berjalan ke arah mereka yang sudah duduk di ruang keluarga dengan langkah tertatih.

"Ngapain ke sini?" tanya Fino, setelah mendaratkan badannya di kursi tunggal sebelah Atar.

"Lo kan lagi sakit, jadi ngapain lagi kalau bukan jenguk, ygy?" balas Riki sembari melihat-lihat sekitar rumah yang nampak sepi dan tak ada siapa-siapa.

Fino memutar bola mata malas. "Lo bisa jujur kalau mau abisin isi kulkas gue," ucap Fino dengan dengusan di akhir katanya.

"Lo emang yang paling peka, sih. Gak nyesel gue punya temen kek Lo, Fin." Riki tersenyum lebar dan berlari menuju kulkas dua pintu yang berada di dapur.

Dengan semangat ia membukanya dengan mulut melebar dan mata berbinar-binar, namun sekejap kemudian ekspresinya memudar. "WAHH, ANJIR! KULKAS LO KOSONG MELOMPONG, BAGONG!" Riki tersenyum seperti Joker ke arah Fino dan yang lain, menyembunyikan rasa malunya yang sudah tak tertolong.

Fino menarik sudut bibirnya, sedangkan Atar dan Arga sudah ngakak habis-habisan, menertawakan Riki.

"Ada isinya, masa Lo gak liat?" ucap Fino seraya menahan dirinya agar tidak tertawa.

"Apaan, cuk? Lo mau gue makan es batu, hah?" Riki menutup pintu kulkas dua pintu itu dengan kasar. Ia segera kembali berkumpul dengan mereka yang masih saja tertawa.

"Gak asik Lo semua!" decak Riki, memicingkan matanya ke arah mereka dengan raut tak suka.

"Ngakak abiezz," timpal Arga mendorong-dorong tubuh Riki, masih dengan tawanya yang belum kunjung berhenti.

"Tumben isi kulkas Lo kosong, Fin?" Atar bertanya dengan nada heran. Biasanya isi kulkas di rumah Fino selalu penuh karena Ista dan Alzza membeli semua kebutuhan setiap Bulan secara langsung karena tak ada pembantu di rumah ini.

Fino menghela nafas pelan. "Buat apa di isi, kalau di rumah ini cuma ada gue sama Alfan? Kita sama-sama gak bisa masak."

Riki manggut-manggut mengerti. "Ya juga, Lo mana bisa nyentuh dapur, baru nyalain kompor dah kebakaran kali," ujar Riki diiringi tawanya sendirian. 

Mereka mengabaikan. Fino, Riki dan Atar tiba-tiba saja sibuk memainkan hp masing-masing, seolah tak ada yang tertawa dan berbicara di sini. Mereka tutup mata sekaligus tutup telinga.

ALFINO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang