22. Bernyanyi

1K 137 38
                                    

Happy Reading 🦋❤️

Kisahnya Pino sama Ijah up lagi hihi😜

***

Resta berlari terbirit-birit di koridor rumah sakit dengan wajah cemas, di ikuti Atar, Arga dan Riki di belakangnya. Setelah mendapat kabar jika Iza masuk rumah sakit, Resta dan ke tiga cowok itu langsung bergegas menuju rumah sakit sepulang sekolah.

"Woi, Ijah!" teriak Resta saat memasuki kamar dengan suara super duper cempreng.

Iza yang tengah melahap buburnya itu langsung tersedak saat tiba-tiba teman laknatnya itu muncul tiba-tiba dari luar.

Uhuk... Uhuk...

Fino mengambil segelas air putih di atas nakas. "Minum dulu," titah Fino sambil meminumkan air itu ke mulut Iza.

"Jah, Lo kenapa bisa kayak gini? Astaga kondisi Lo ngenes banget di sini, terus makan bubur sama minum Air Putih lagi, makanya jangan sakit biar bisa makan seblak sama Boba," cerocos Resta tanpa henti.

Iza memejamkan matanya sambil menutup ke dua telinganya dengan tangan.

"Berisik!" bentak Fino.

Resta melirik Fino tajam. "Apa-apa? Gak suka?" cibir Resta menantang.

Atar, Arga dan Riki baru memasuki kamar dengan nafas ngos-ngosan karena lelah mengejar Resta yang larinya super kencang. Tidak heran, karena cewek itu pernah memenangkan juara Maraton tingkat Kecamatan, jadi lumayan lah.

"Gila, Lo larinya cepet bat," keluh Arga membungkuk menetralkan pernafasannya.

"Kayak Ceking," timpal Riki tertawa sambil membungkuk menetralkan nafasnya.

Atar dan Arga ikut tertawa tanpa dosa, Iza yang tadi menutup mata pun ikut tertawa karena julukan yang di berikan Riki barusan. 'Ceking' bocil di sinetron Ronaldowati, sinetron Legend.

"Ceking ndasmu! Lo juga ngapain ketawa, Jah!" cibir Resta, menatap Iza dengan intens.

"Abisnya lucu." Iza semakin tertawa dengan tampang Resta yang sangat kesal.

Fino menarik sudut bibirnya, kala Iza tertawa lepas saat kedatangan teman-temannya.

Setelah puas tertawa, Atar, Riki dan Arga duduk di Sofa abu-abu di belakang Fino duduk saat ini.

"Fin, Lo bisa minggir dulu, gak?" pinta Resta ketus.

"Kenapa?"

"Gue mau duduk di situ. Lo duduk aja sama trio tengu, tuh," tunjuk Resta pada Atar, Riki dan Arga yang tengah fokus memainkan ponsel masing-masing.

Mereka yang di sindir pun mengangkat kepalanya. "Apa Lo bilang? Trio tengu?" ucap Riki tidak percaya.

"Julukan apa lagi ini, Deks?" timpal Atar geleng-geleng.

"Tengu yang warna merah itu, kan?" tanya Arga memastikan.

"Iya, itu yang warna merah kecil, kalo mata gak pernah di kasih wortel gak bakal keliatan, bener!" jawab Atar berlagak benar, padahal memang benar.

ALFINO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang