33. Ngambek

801 121 41
                                    

Happy Reading 🧡🔥

Ada yang nungguin ini up?

•••

"Lo ngapain coba pakai masuk bar segala? Hampir aja lo kenapa-kenapa!"

Arga mengomeli gadis bertudung Hoodie itu dengan raut marah, tatapannya tajam, membuat nyali Iza menciut kala itu juga.

"Tatap gue coba!" seru Arga, lantaran Iza mengabaikannya dan sedari tadi Iza membuang muka, enggan menjawab bahkan sekadar membela dirinya sendiri.

Iza menggelengkan kepalanya. "Gak mau! Lo serem kalau lagi marah."

"Kalau Fino yang dateng malah lebih parah dari gue. Andai gak habis di operasi, dia bakal datengin lo sendiri, gak akan repot-repot nyuruh gue, Za!" Arga memperjelas semuanya. Iza belum tahu saja bagaimana Fino jika berhadapan dengan hal seperti ini.

Lagi-lagi tak ada jawaban dari Iza, hal itu membuat Arga mendesis kemudian ikut duduk di kursi yang berada di depan bar.

"Kalau Fino yang dateng, lo bakal kehilangan temen yang sedari dulu ada sama lo. Untung ada Atar juga tadi, jadi dia bisa langsung bawa Noval pergi." Oktaf bicara Arga sudah mulai merendah, hal itu membuat Iza mulai memberanikan dirinya untuk menjawab.

"Noval kan belain aku, Ga. Masa Fino tetep marah sama dia?" tekan Iza, matanya sempat melirik Arga sekilas dan mimik wajahnya terlihat kesal.

Arga menatap Iza lekat-lekat. Harusnya Iza bisa peka dengan perasaan Fino karena kelakuan nekatnya yang masuk bar untuk bertemu Noval.

"Kalau bukan karena Noval, lo gak bakal masuk tempat ginian, kan?"

Iza terdiam, apa yang dikatakan cowok itu barusan memang benar adanya, jika bukan karena Noval, Iza tidak akan sampai di sini, tapi karena Noval juga dia berhasil menemukan motor Fino.

"Tapi gue udah berhasil bawa motor Fino lagi!" Iza mengangkat kunci motor yang sedari tadi di genggamnya. Iza sempat terlibat perkelahian untuk memperjuangan kunci motor ini, sampai memicu keributan hebat di dalam. Noval yang emosi membuatnya kehilangan kendali.

Arga melirik kunci motor itu sejenak. "Gak penting, yang penting lo gak apa-apa. Ayo balik ke rumah sakit, Fino nungguin lo!"

Arga bangkit dari duduknya diikuti Iza. Sebelum pergi, Arga sempat melepas jaket levisnya dan melilitkannya bagian tangannya di pinggang Iza.

"Dingin."

Iza tersenyum tipis sebagai bentuk rasa terimakasihnya karena sudah peka. Agak mirip dengan Fino, tapi Fino lebih tidak peka dan lebih cuek lagi.

"Pulang ke rumah aja, ya? Takut Fino marah." Iza terdengar memprotes di sela Arga menaiki motor milik Fino yang sejak lama hilang itu.

"Bukannya selesai nambah marah nanti."

•••

Fino menghela nafas lantaran belum ada kabar sama sekali dari teman-temannya. Setelah suster mengantarkan kotak nasi milik Iza yang katanya titipan dari kantin rumah sakit membuat Fino segera menghubungi teman-temannya untuk melacak keberadaan Iza saat itu.

ALFINO (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang