Telah Di Revisi✓
Februari 2023✓Happy Reading!!
***
Fino memasuki kelasnya tepat setelah bel masuk berbunyi. Ditaruhnya ransel yang semula di pundak ke atas meja kemudian duduk di tempatnya.
"Hari ini kita pulang pagi," ucap Riki seraya berkutat dengan ponselnya.
"Tiap hari juga Lo ngomong kek begitu, nyatanya tetep pulang jam dua! Bege banget," jawab Arga yang sedari tadi tengah menyalin PR Bahasa Indonesia milik Atar yang kebetulan cowok itu mengerjakan, entah benar atau tidaknya Arga tak peduli.
"Rip, percaya Riki itu musyrik. Gak usah percaya dan berharap sama orang lain, endingnya juga bakal kecewa." Atar menyahut, sok bijak.
Fino menatap sekilas Atar, kemudian kembali melihat ponselnya yang bahkan tak ada yang menarik di dalamnya.
Seisi kelas tiba-tiba saja diam ketika seorang murid perempuan memasuki kelas dengan membawa buku paket tebal Bahasa Indonesia. Terlihat sekali jika gadis itu hampir tidak kuat menahan beban di tangannya.
Iza berdiri di depan kelas sambil meringis menahan beban di tangannya. "Ini buku paket-dari Bu-Rofi, ditaruh di mana, ya?" Dengan terbata-bata gadis itu bertanya pada semua penghuni kelas.
Semua diam, tak ada yang menjawabnya, malah pandangan mereka kini beralih menuju Fino yang berada di bangku ke dua dari paling kanan, tepat di belakang Arga. Kabar bahwa gadis yang berada di depan digunakan sebagai bahan taruhan bukanlah hal rahasia, kabar sudah tersebar di seluruh penjuru SMA Cakrawala.
Fino memutar bola mata malas, cowok itu malah bangkit dan bergegas pergi keluar dari kelas. Melirik ke arah Iza pun tidak, padahal Iza tujuan bawa buku berat-berat ke kelas ini kan hanya demi melihat Fino.
"Taruh di meja guru terus balik ke kelas Lo." Arga mengintruksi, lalu Atar dan Riki mengikuti langkah Arga mengejar Fino yang entah pergi kemana.
Iza meletakkan buku paketnya di atas meja, lagian bodoh banget, bisa kan gak usah nanya langsung taruh aja di meja. Eh, malah ngulur waktu biar bisa lama mandangin Fino. Dasar ulah siapa kalau bukan Iza?
Tangan Iza merah dan bengkak, gadis itu buru-buru berlari sebelum warga pemilik kelas menyerangnya habis-habisan.
"Udah di rela-relain bawa buku paket tebal, terus berat. Eh, orangnya kabur, gak ngomong apa-apa plus gak ngelirik gue lagi," gerutunya sambil memijat pergelangan tangannya yang terasa pegal.
"Aku harus apa lagi Ya Allah buat ambil perhatian Fino?"
***
Sudah dua jam lamanya, Fino berdiam diri di kursi halaman belakang sekolah. Tak ada pemandangan yang indah seperti kebun bunga yang warna-warni atau pun yang lainnya. Hanya gudang yang rusak dan tak digunakan lagi.
Seseorang menyodorkan rokok ke hadapan Fino. Fino melirik sekilas kemudian mengambilnya. "Udah berapa jam gue di sini?" Fino tiba-tiba bertanya.
Arga mengambil tempat di samping Fino, cowok itu tersenyum sekilas setelah menghisap rokoknya. "Dua jam."
Fino menatap rokok yang baru saja Arga berikan dengan lekat, makna tersirat cukup terlihat meski tak mampu diartikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFINO (TAMAT)
Teen Fiction"Kalau gue kalah, Lo taruhannya." "Gak papa, jadi kamu harus menang demi aku." Just Fiksi🌻 #1 - ALFINO (16 Des 2021) #1 - Rumit (20 Feb 2022) #2 - Rumit (27 Feb 2022) #3 - Rumit (28 Feb 2022) #5 - Rumit (14 Mar 2022) #4 - IPS (09 Jul 2022) #3 - IPS...