"Kulo nuwun,,,"
Tok tok tok
Seorang wanita paruh baya tersenyum manis menyambutnya, ini sudah ke 3 kalinya Rose datang kesini, ke Rumah Kyungsoo, Rumah mewah di kawasan condong catur, Sleman, Yogyakarta,
Cukup jauh jaraknya dari rumah Rose, Rose mengetahui Rumah Kyungsoo bukan dari pacarnya itu melainkan dari Lisa, karena rumah Lisa tak jauh dari sini hanya berbeda blok saja,
"Eh nduk, cah ayu, datang lagi to, ayo duduk"
"Iya budhe, mas Kyungsoo nya ada? " perempuan yang diketahui adalah ibunya Kyungsoo menggeleng pelan, setiap kali Rose kesini, anak lelaki nya itu nggak pernah ada di rumah,
"Haduh sayang sekali, Kyungsoo baru aja pergi, sama Jennie" senyum Rose menghilang, udah biasa banget seperti ini, kalau nggak nganterin Jennie ke toko buku ya pasti makan, alasannya karena Jennie ngekost disini, karena dia berasal dari Bandung,
"Maaf ya Rose, Kyungsoo nyakitin kamu ya? " tanya ibu Kyungsoo agak ngerasa nggak enak,
"Enggak budhe, Rose yang salah kesini nggak bilang sama mas dulu"
"Jangan salah paham ya Rose, Kyungsoo sama Jennie cuma temenan dari kecil kok" justru itu yang bikin khawatir budheee, anaknya itu lho nggak peka banget, batin Rose tapi di tahan, harus jaga image di depan calon mertua,
"Ngomong ngomong gimana kabar Bunda kamu? "
"Bunda sehat, alhamdulillah" kebetulan memang berpihak pada Rose, ibunya dan ibu Kyungsoo memang teman satu kampus di UNY, jadilah mereka bisa cukup akrab,
"Eh mau minum apa, budhe sampe lupa"
"Nggak usah, aku langsung pulang aja budhe, rumah nggak ada orang, bang Chandra belum pulang " setelah berpamitan Rose berjalan menuju jalan besar untuk menunggu Jonam yang sedari tadi sudah mewanti-wanti akan menjemputnya, baru melangkah beberapa meter dari gerbang utama rumah Kyungsoo, seorang pemuda dengan seragam SMA menyapanya,
Dia adalah adik kandung Kyungsoo yang cukup akrab dengannya,
Satrio Bagus Sakapraja alias Yoyo, dari penampilannya Yoyo emang nggak kalah ganteng dan keren dari kakaknya, cuman yang bikin mereka berdua terlihat kontras adalah sifatnya, jika Kyungsoo pendiem dan cuek, Yoyo punya sifat kebalikannya, baik, ramah kadang juga cerewet,
"Mbak Rosie, habis dari rumah ya? "
"Iya, kamu baru pulang? "
"Iya mbak, les terus"
Tin tin , motor yang Jonam bawa berhenti tepat di hadapan Rose, setelah pamit ke Yoyo, Rose naik ke motor besar milik Jonam, cukup susah untung dia jarang pakai Rok,
💐💐💐💐
"Bu,, mas Dekyung kemana sih, setiap kali ngliat mbak Rosie kesini selalu nggak ada dirumah, kasihan banget.."
"Pergi sama Jennie, kamu pulang bukannya salam dulu langsung aja nanya gitu kenapa? " Yoyo yang kelihatan sebel langsung masuk gitu aja setelah melihat mobil kakaknya masuk ke garasi, bukan soal Kyungsoo pulang telat yang bikin sebel, tapi karena dia pulang ngajak Jennie, yang udah jelas jelas dari dulu Yoyo nggak suka,
"Nggak dulu, nggak sekarang selalu aja di monopoli... "
"Halo tante" sapa Jennie ramah setelah Yoyo masuk rumah Kyungsoo melihat raut nggak suka terlihat jelas di wajah adiknya,
"Halo Jen, Dekyung! Rose habis dari sini dan lagi-lagi kamu nggak ada di rumah, kamu gimana sih? " Jennie yang merasa Kyungsoo tak berniat untuk menjawab ibunya berinisiatif untuk membantu memberikan jawaban,
"Maaf ya tante, tadi aku ada masalah, printer aku di kostan rusak, jadi aku minta tolong anterin Kyungsoo ke tempat print"
"Emang kamu nggak bisa pergi sendiri nduk? Atau ajak temen kamu yang lain mungkin?, kasihan Rose dia sampe nggak punya waktu bareng pacarnya" dalam hal ini ibu Kyungsoo memang nggak memihak pada siapapun hanya saja jika di posisi ini Rose adalah pacar Kyungsoo, jelas ibunya memiliki alasan untuk mengatakan itu,
"Yaudah, Kyung! Mending kamu samperin Rose kerumahnya, mungkin dia masih di jalan tadi di jemput temennya, kalau dia belum pulang, ya pokoknya kamu tungguin jangan bikin ibu malu sama Bunda nya Rose, kamu ingetkan kan Ibu sama Sandra bunda nya Rose itu temen baik " Jennie melotot kaget dengan perintah ibunya Kyungsoo yang aneh ini, udah jelas anaknya nggak mau kok ya masih di paksa..
"Tapi tante, Jennie gimana? "
"Jangan khawatir, tante pesenin Gojek"
Final sudah keputusan Marini ibunya Kyungsoo, membuat keduanya tak ada yang berani menginterupsi yang jelas saat ini Kyungsoo dengan mager nya melajukan mobil ke rumah Rose,
"Goblok,,, aku kan nggak tau rumah Rose dimana? " selama pacaran mereka memang nggak pernah ada waktu untuk sekedar pergi bersama atau apapun yang biasa di lakukan oleh pasangan kekasih, mereka berdua hanya sibuk dengan urusan masing-masing, terlebih Kyungsoo yang dari awal pacaran emang nggak ada niat niatnya sama sekali,
Flashback
"Kyung, emang kenapa sih nggak mau putus? Padahal udah lebih lama dari waktu yang di tentukan, kenapa nyiksa diri sendiri kalo nggak suka? " tanya Hanbin yang lebih heran adalah kenapa Kyungsoo mau nerima tantangan dari Yuta kalo hanya karena dia nggak mau di anggep cupu,
"Aku nggak mau kelihatan brengsek banget kalo ninggalin dia secepet itu" alasan klasik tapi terdengar lebih kurang ajar di telinga Hanbin pemuda tampan asal Surabaya yang sudah berteman lama dengan Kyungsoo,
"Kalo nggak mau di lihat sakit kenapa kamu nerima tantangan itu? "
"Dare is dare, aku mikir bakal jalanin ini sampai akhirnya Rose bakalan nyerah sendiri, dan mutusin aku, seenggaknya rasa bersalah ku nggak akan se banyak kalau aku yang mutusin"
"Oalah, gila kamu Kyung!! , Rose iku arek e baik lho, lembut, ceria, paket lengkap Kyung, Kalau sampai kamu nyakitin Rose, pasti bakalan ada penyesalan yang bakal hati kamu rasain, percaya omongan ku"
Mengingat hubungannya dengan Rose yang berawal dari sebuah keterpaksaan membuat Kyungsoo migrain, tingkah Rose yang konyol juga makin bikin dia nggak nyaman, jika boleh, Kyungsoo pengen nggak pernah kenal Rose, nggak pernah ada di hati Rose, pengen pergi dari kehidupan Rose,
tapi nyatanya nggak bisa, gadis yang saat ini terlihat cekikikan berboncengan dengan Jonam di depannya semakin membuat Kyungsoo nggak bisa pergi ninggalin dia,
"Mungkin cuma rasa kasihan"
"Rose! Masuk mobil"
KAMU SEDANG MEMBACA
Runner-up
Fanfiction"Dalam dunia ini aku percaya bahwa pemenang nggak harus ada di urutan nomor satu" "Sampai kapan keyakinan kamu begitu?" "Sampai saatnya aku buktiin kalo kepercayaan aku itu benar"
