Kyungsoo tau banget saat ini pacar ajaibnya itu pasti berencana ngeracunin Jennie, secara dari tatapannya aja udah ketebak apa isi hati gadis itu, nggak heran sih pacar mana yang nggak cemberut saat tau ada cewek lain yang maksa nyuapin cowoknya kaya gini,
"Udah Jen, biar Rose aja"
"Iya mbak Jen, ini kan tugas aku sebagai PACARNYA mas Kyungsoo" Johnny yang juga ada disitu mati-matian nahan ketawa, bagi dia drama paling real itu cuma kisah cinta Kyungsoo-Rose yang selalu ada Jennie di setiap chapter nya,
"Nggak bisa donk, kamu manja mana bisa nyuapin Kyungsoo begini, udah gitu apaan ini, bawain vitamin sembarangan, kalo Kyungsoo makin parah gimana Flu nya? "
"Mbak Jennie, aku kuliah capek capek ambil jurusan Kedokteran, ya walaupun banyak bolos nya sih tapi kalo soal beginian juga aku tau banget, jadi aku tau kualitas vitamin yang mbak bilang sembarangan itu" Kyungsoo nahan senyum susah payah, ekspresi wajah Rose pas lagi kesel itu lucu banget,
"Rose nggak se manja yang awalnya aku pikir kok Jen, kemarin acara arisan dirumah aja semuanya dia yang masak"
"Oh ya? Terus berapa orang yang keracunan? "
"Nihil mbak, masalahnya kemampuan aku udah setara sama chief Arnold Poernomo, iya kan mas? " Kyungsoo hampir aja ketawa, Rose emang beda, dia bisa hadapi semua yang menyakitinya dengan cara dia sendiri, dan Kyungsoo baru sadar sekarang, kemana aja dia selama ini? ,
"Mending kamu pulang deh jen dari pada jadi obat nyamuk disini " saran Johnny, dan Jennie hanya menganggap itu angin lalu, siapa dia main perintah aja?
"Yang di bilang Johnny bener Jen, aku mau quality time sama Rose, berdua aja" ucap Kyungsoo lembut, setelahnya dia harus cepet-cepet menutup mulut Rose dengan tangannya, sebelum pacar ajaibnya itu teriak dan jungkir balik kesenengan,
"Nah kan Jenn, apa gua bilang yuk lah gua anterin balik " Jennie menatap Rose sinis, seolah olah membidik gadis cerewet itu dengan tatapannya,
"Yaudah, bye Kyung"
Cup sebuah kecupan mendarat di jidat mulus Kyungsoo, Rose melotot nggak terima, Kyungsoo juga keliatan biasa aja nggak ada risih atau terganggu semacamnya,
Setelah Jennie bener-bener keluar piring di tangan Rose berpindah di atas meja, dia emang sengaja naruh piringnya, berniat pulang,, pokoknya dia sebel, pokoknya dia ngambeg, hati dia sakit!
"Mas, aku pulang dulu ya" pamit Rose sambil nunduk,
"Kenapa? "
"Gapapa, aku ada janji sama Lisa"
"Kenapa? " tanya Kyungsoo lagi, sejujurnya dia nggak percaya,
"Aku ada janji sama Bunda"
"Tadi Lisa, sekarang bunda, kamu sebenarnya kenapa? " Kyungsoo sadar perilaku Jennie tadi yang bikin Rose kaya gini, ya dari dulu emang Jennie selalu nyium jidat mulusnya sebelum pamitan, jangan kira Kyungsoo diem aja, dia udah pernah marah sama Jennie gara gara itu, tapi yang namanya Jennie nggak akan pernah kapok, jadilah kebiasaan, dan sekarang dia lupa, ada mbak pacarnya disini,
"Sini,,, " Rose diem,
"Sini,,, kamu denger aku nggak? " terpaksa Rose maju, lebih tepatnya kembali duduk di ranjang samping Kyungsoo senderan,
Cup,,, cup
"Maaf nggak di ulangi lagi"
Rose kaget, saking kagetnya dia otomatis narik kedua tangannya, kedua tangan yang baru aja kena templok bibir sampe bunyi 'cup' tadi,
Bukan berlebihan tapi serius dia baru pertama kalinya dicium sama pacar, dia nggak pernah ciuman sebelumnya, karena Kyungsoo adalah pacar pertamanya, dan nggak pernah ada skinship apapun diantara mereka,
"Mas,,pegangin aku yang kenceng coba"
"Kenapa? "
"Aku mau terbang!!!!"
💐💐💐💐💐
"Dari mana sayang? " sial, udah berjalan mulus siasat Rose karena pulang terlambat biar nggak ketahuan Bundanya, masuk kamar lewat garasi, eh ternyata Bundanya lagi masak di dapur, tumben,
"Ehh Bunda, kok tumben nggak nonton sinetron?, itu Nana Buana udah mulai lho Bun" nggak mempan, perhatian Bunda yang di alihkan ke sinetron favorit nya itu tetep nggak mempan, dari ruang TV Rose denger suara Chandra yang cekikikan sambil ngobrol nggak tau sama siapa,
"Kamu belum jawab pertanyaan bunda lho dek, saking pundi? (darimana) "
"Dari,,, rumah Budhe Marini, ngapelin anaknya Bun, kasian lagi sakit "
"Bunda udah bilang kamu boleh ngebucin kalo tugas kuliah udah selesai"
"Beres Bun, udah selesai semua kok, serius deh, tanya aja sama pak Sutopo kalau nggak percaya"
"Yaudah sana, udah di tungguin" sebenarnya dia penasaran siapa yang nungguin dia malem malem begini belum lagi kenapa di bolehin masuk sama ibunya kan udah jelas peraturan, nggak boleh ada tamu cowok dateng malem malem di atas jam 22.00
"Ayah? ,, " pekik Rose kaget,
"Halo sayang darimana? " tanpa jawaban Rose langsung berlari memeluk Ayahnya yang tengah sibuk bermain PS dengan Chandra, terhitung sudah 8 bulan mereka nggak ketemu, mereka hanya sesekali bertukar kabar lewat ponsel milik mereka masing masing,
"Ayah kapan dateng? "
"Tadi Sore sayang, dari Jakarta terbang kesini langsung ke rumah, ayah kangen kalian,, "
"Serius? Nggak kangen Bunda juga? "
"Rose jangan mulai,,, YA KANGENLAH! " Rose dan Chandra tertawa, mereka bertiga memang nggak pernah nyerah untuk membuat keluarga mereka bersatu kembali,
Tapi yang susah disini adalah Sandra, Sandra yang sampai saat ini belum bisa memaafkan dengan tulus mantan suaminya,
" tapi Yah, Bunda lagi deket sama temen kantornya" bisik Rose di telinga ayahnya, seperti ekspresi Rose saat melihat Jennie mencium Kyungsoo, ekspresi Junho tak kalah persis dengan sang anak, melotot dengan mulut terbuka,
"Apa?, siapa namanya?"
"Om Siswo" Bisik Rose lagi ke telinga ayahnya, nggak sadar aja, tanpa berbisik pun Sandra sudah tau kebiasaan anak anaknya saat mantan suami datang,
"Idihh, ganteng nggak?"
"Ganteng yah, denger-denger dia itu kaya tujuh turunan tujuh tanjakan"
"Heh,,,nggak juga kalik" bantah Chandra yang akhirnya dapat sikutan dari si adek,
"Pokoknya jangan lupa,kalau dia datang,,,SIKAT!"
"Siap Boss! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Runner-up
Fanfiction"Dalam dunia ini aku percaya bahwa pemenang nggak harus ada di urutan nomor satu" "Sampai kapan keyakinan kamu begitu?" "Sampai saatnya aku buktiin kalo kepercayaan aku itu benar"