21

48 13 6
                                    

Rose menatap sedih Yoyo yang tampak begitu nafsu menyantap bakso dorong di depan rumah sakit, awalnya dia bilang Yoyo pelit karena cuma nraktir dia pakai es dung dung doang, tapi setelah Rose melihat dengan sendirinya, penampakan dompet mengenaskan Yoyo yang isinya tinggal 10 ribu doang, ini kalau 10 ribu nya di ambil dompet Yoyo langsung berubah jadi peci,

Alhasil Rose berbesar hati mencoba menawarkan traktir bakso untuk Yoyo, dung dung nya juga sekalian dia yang bayar, jangan heran Rose sekarang banyak duit, secara dia sudah bekerja menjadi dokter utama di poli umum puskesmas,

"Pelan pelan yo makan nya, kamu nggak makan dari kapan? "

"Dari kemarin" Rose keheranan, kok bisa Yoyo kan anak orang kaya, kenapa sekarang seperti ini?,

"Loh kok bisa emangnya kamu ngapain aja kemarin? "

"Ya nggak ngapa ngapain, aku nggak mau gunain uang dari bapak, udah kepalang benci aku! " curhat Yoyo lagi menyambung cerita yang tadi,

Di lihat-lihat Yoyo emang sepertinya laper banget, mangkuk bersih tanpa sisa sedikitpun bahkan kuah juga ikutan di sruput,

"Mau nambah lagi? Sama pesen lainnya sana gih, mbak yang bayar " bagai ketiban durian runtuh, Yoyo girang bukan main langsung saja dia lari ke abang yang jualan bakso minta di buatin seporsi lagi, selanjutnya dia lari ke tukang jualan tahu gimbal untuk pesen satu porsi juga, sepertinya Yoyo emang beneran laper,

"Hehe makasih ya mbak, semoga rejeki mbak Ros, makin buanyak deh "

"Amin"

"Yoyo! Kok disini ibuk sama siapa? "

Deg,,,

Suara itu? OmyGod Rose deg-degan dengernya, meskipun belum tau wujud orang yang bicara karena Rose duduk memunggungi nya, tapi lewat suara saja Rose sudah sangat hafal dengan pemilik nya,

Siapa lagi kalau bukan mas mantan yang sampai sekarang masih nyantol di hati susah banget untuk di ilangin,

"Ibu ada temennya bang, aku laper dari kemarin nggak makan, abang lupa ga ngasih uang ke aku kan? " Kyungsoo memukul jidatnya sendiri, dia lupa nggak ngasih uang makan buat Yoyo,

sebenarnya Yoyo punya banyak uang simpanan tapi itu pemberian bapak mereka, dan sampai masalah berakhir mereka bersaudara ngotot nggak mau nerima uang dari bapak, bahkan untuk biaya pengobatan ibu sendiri,

Anggaplah mereka anak anak yang mencoba untuk protes,

"Mbak pelan pelan, keselek kuah pedes itu sakitnya bukan maen! " celoteh Yoyo asal karena Rose makan super duper kilat, pengen selesai dan buru-buru pergi,

Kyungsoo menatap punggung wanita yang membelakangi nya dengan tatapan bertanya tanya, sekarang rambut Rose udah lurus dan berwarna hitam pekat makanya Kyungsoo sedikit nggak ngenalin,

Yoyo mengangguk setuju setelah melalui kontak mata, Kyungsoo memintanya pergi,

Rose masih tidak menyadari jika kini Kyungsoo sudah beralih duduk di hadapan nya secepat kilat setelah Yoyo pergi, Rose baru menyadari ketika tangan orang yang ia pikir Yoyo bersedekap di atas meja, dari postur tangannya beda, Yoyo putih porselen sedangkan ini lebih sedikit berwarna tan,

"Kamu ngenalin tangan aku? "

Deg

'susah payah aku move on takdir malah pertemukan kita yang auto bikin jantung aku sempoyongan'

Kyungsoo tersenyum tanpa dosa, dia nggak nyangka kalau bekal ketemu Rose disini, Rose masih sama, bahkan jauh lebih cantik dan dewasa,

"Apa kabar? "

"Baik" nafsu makan hilang, lebih tepatnya nafsu untuk nambah porsi bakso, jaim donk di depan mantan,

"Kamu kerja dimana? " tanya Kyungsoo lagi, sembari mengeluarkan sesuatu dari kantong baju nya,

Sebungkus Rokok? Seumur hidup baru kali ini Rose lihat Kyungsoo merokok, dulu mas mantan ini orang yang sangat menjaga kesehatan, dan anti dengan kebiasaan kebiasaan tidak berguna,

Tapi merokok, sesuatu telah merubahnya,

"Puskesmas Danurejan, poli umum" jawab Rose sembari fokus mengamati pemandangan di depannya,

Kyungsoo mengeluarkan sebatang dan menyelipkannya di bibir juga menjepit nya di antara jari,

Asap menguar memenuhi udara pesekitaran, jika biasanya dokter Roseanne akan marah jika temannya merokok sembarangan tempat, kali ini tidak lagi, Rose terlihat hanyut dalam pemandangan di depannya, Kyungsoo terlihat dewasa dan seksi,

"Mas ngrokok ? "

"Aku butuh nikotin, karena doping alami aku udah nggak ada Rose"

'Doping alami? '

Dan akhirnya mereka saling bertukar cerita.

❤❤❤❤❤

"Nah ini dia nih daritadi di tungguin"

"Aww, isshhh" Rose meringis saat lengan atasnya kembali dapet cubitan dari Sandra, nggak tanggung tanggung, bunda cubit dia di depan mantan pacar dan mantan calon ibu mertua, sakitnya nggak seberapa malunya itu lho tiada tara,

"Bude Marini, cepet sembuh ya, maaf keranjang buahnya penyok, tadi di jatohin Yoyo kok buka Rosie " Marini tertawa dengan lantang berbeda dengan Sandra yang memasang ekspresi menahan malu, Rose ini bener-bener kurang highclass untuk jadi temen kondangan atau datang ke suatu acara tertentu, malu-maluin!

"Nggak apa-apa nduk, sayang sini peluk bude kangen banget sama Rosie, kenapa nggak pernah main ke rumah? " Rose mencebik di dalam pelukan Marini,

Kenapa Marini nanya itu sih, dia kan jadi bingung mau jawab apa, masa iya gara-gara dia putus sama anaknya?

Itu kurang spesifik, harusnya di jelasin juga dosa anak sulung nya itu yang udah bikin Rose jadi sad girl sampai sekarang,

"Gapapa bude, Rose sibuk kan udah jadi dokter sekarang heheh"

"hm anak manis, calon mantu bude, jangan lupa sering-sering main ke rumah ya"

"Iya mbak, besok kalau Rosie nggak sibuk aku bakal suruh dia kesana, main ke rumah kamu"

What?

Ini apa ya? Konspirasi apakah ini? Bukannya semua orang rumah udah tau kalau Rosie ini udah putus sama Mas Kyungsoo, kok bunda malah bilang begitu, bisa-bisa upaya move on dia selama beberapa tahun ini gagal dong, tidak ada gunanya,

Tapi kalau di lihat lagi, kondisi bude Marini terlihat sangat lemah, jadi Rose diam saja, takut menambah beban di dalam pikiran bude Marini,

Soal move on itu belakangan, nanti dia bisa berjuang lagi,

"Calon mantu, artinya calon istri buat Yoyo kan bu? "

"Kamu masih kuliah, masa Rose yang udah jadi dokter mau repot-repot ngurusin kamu yang kadang masih kaya bayi"

"Terus sama siapa? Masa sama abang, lha katanya abang kan nggak mau nikah"

"Kalau sama Rose aku bisa berubah pikiran"

Mereka terus mengobrol dengan topik yang sama, Sontoloyo!

Tidak ada yang mengerti kondisi Rose yang sudah mangap mangap bagaikan ikan kekurangan air,

'ini mereka semua sengaja ya mau bikin aku pingsan mendadak? '

Runner-upTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang