"Yaampun anak perawaaaannnnn jam segini belum bangun!, mentang-mentang izin kerja jadi gini ya,,,, adek bangun! "
"Hmmm ngantuk Bun" Sandra jengkel langsung mengambil guling yang terjatuh dan memukulkan nya pada bokong Rose yang saat ini masih tidur dengan posisi menyamping, benar-benar tidak elegant,
"Aduh sakit Bunda! "
"Bangun nggak? Bunda siram air aquarium kalau kamu nggak bangun juga! " telinga Rose berdeging, bundanya marah dengan kecepatan yang luar biasa, lebih cepat dari rap nya Agustd, tapi dengan kualitas lengkingan teriakan Seokjin oppa yang saat ini tengah wamil,
"Bunda kenapa sih? Rose baru tidur 3 jam lho Bun" Sandra kembali menarik kerah piama Rose sebelum anak gadisnya itu pergi berbaring lagi,
"Hhkkk kecekek bunda! "
"Habis kamu ngeyel banget, Mandi, anterin bunda jengukin temen bunda yang lagi sakit! " Rose bangkit meskipun separuh nyawanya masih belum ngumpul, mata juga masih merem, dia udah duluan di seret Bunda ke kamar mandi, dicipratin air dingin, belum lagi di guyur pakai shower,
"Bunda ihhh jahat kaya ibu tiri! "
"Buruan Ochi, atau motor kamu bunda sita! "
"Eehhh iya iya aku mandi, bunda anceman mulu deh perasaan"
Sandra keluar dari kamar Rose masih dengan marah-marah, biasanya Rose itu anaknya rajin, tapi semenjak punya motor sendiri, dia jadi sering pergi-pergian seenaknya tanpa pamit,
"Adek Buruan! "
Setelah beberapa menit, Rose turun ke ruang makan dan bertemu mbak Wenda kakak iparnya yang tumben banget mampir di sela kesibukannya sebagai dosen,
"Mbak Wenda disini dari kapan? "
"Hiiish dari kapan kamu bilang? Dari jam 10 tadi malem, kamu sih pulang sampai jam 3 dari mana aja? "
"Nobar" jawab Rose singkat sambil menyendok nasi goreng buatan Bunda nya,
"Abang mana mbak? "
"Ikut tugas di Blitar, dan selama abang kamu di Blitar mbak tinggal disini Jadi pergerakan kamu mbak awasin!" Rose mencebik,
ini nih sifat overprotective Bunda Sandra yang perlahan tapi pasti menular ke mantu perempuannya, pergerakan Rose nggak bisa bebas kalau mbak Wen dan Bunda seharian di rumah,
Belum lagi mbak Wenda yang ambil cuti mengingat sebentar lagi dia akan melahirkan udah pasti mbak Wen bakal seharian di rumah, dan otomatis saat Rose pulang dari puskesmas tidak tepat pada waktunya dia bakal kena sidang,
"Terus dandan gini mau kemana nih? Kalau kerja nggak mungkin sih, ini udah mau jam 9"
"Idih mbak sotoy, aku mau anterin Bunda ke rumah sakit,,, "
"Hah Bunda sakit apa? Perasaan Bunda tadi di dapur sama aku deh"
"Ihh mbak, makanya dengerin dulu, temennya Bunda ada yang di rawat, makanya minta anterin aku ke sana" Wenda ngangguk doank, setelahnya ia fokus ngaduk aduk susu hamil,
"Ayo dek, malah bengong! " pusing Rose tuh, pengen cepet nikah dan pindah dari rumah ini, pengeng kuping Rose lama-lama akibat Bunda dan kakak ipar nya hobi banget ngomong pakai urat,
"Iya iya ini lho baru mau minum" sewot Rose, dia jalan duluan ambil helm, dan kunci motornya, di ikutin Sandra yang juga masih kesulitan memakai helm,
"Jangan ngebut, inget ya kamu itu bawa orang tua, yang setiti gitu, kalau ada lobang di hindarin, kalau ada polisi tidur juga jangan langsung di terobos aja, Bunda tuh,,, "
"Iya iya iya ndorooo! Monggo ndoro silahkan ajudan sudah manut ini" Sandra terkikik sembari nabok sedikit punggung Rose, kadang Sandra juga sadar kalau dia semakin cerewet ya beda banget sama dulu, efek rujuk sama bapaknya anak-anak.
💐💐💐💐💐
"Buah nya jangan lupa di bawa" perintah Sandra lagi, sementara dia udah melenggang duluan buat nyari ruangan tempat sahabatnya di rawat, Rose di tinggal, sampai sampai Rose harus lari ngejar ketertinggalan langkah ibunya,
"Waduh, Bunda dimana sih tadi, kok cepet banget ya ilangnya? " Dia melihat ke sekitar linglung, nggak ada siluet Bunda dimanapun, dia sudah seperti anak ayam yang hilang dari pantauan induknya,
"Bunda nih kebiasaan deh, atau jangan jangan bunda sengaja buang aku di rumah sakit ini? Eh tapi ga mungkin sih,, "
Brukk
Apes, keranjang buah yang dibawanya jatuh bikin beberapa jeruk ikut penyok, plastik pembungkus nya juga terkelupas karena tekanan terhadap lantai, ini kalau sampai Bunda tau habis dia di cubitin,
"Mbak Rose? " Rose masih diam, dia belum konek saking panik dan fokusnya ke keranjang buah di bawah kakinya,
"Mbak,, " sebuah tangan melambai di hadapan wajahnya, Rose kaget bukan main, yang bikin kaget lagi seorang pria pakai masker mencoba nyentuh tangannya, sontak Rose menolak dengan tegas, dia siapa enak aja Pegang-pegang,
"Astaga mbak,,, "
"Yoyo? Huft kaget kirain siapa, habis pake masker segala sih" Yoyo terkekeh setelah buka masker wajah dan berhasil bikin Rose ngenalin dia,
Yoyo kini sudah berubah,
Dulu memang terlihat culun dengan seragam SMA dan rambut cepak khas anak sekolah negri, lihatlah sekarang Yoyo yang sudah memasuki bangku kuliah terlihat semakin dewasa dan matang, dan juga ganteng, nggak kalah ganteng dari abangnya,
"Sekarang malah bengong" tersadar dari kekaguman sesaat nya, Rose geleng-geleng kepala sendiri untuk menghilangkan jejak Kyungsoo di memori otaknya, ingatkan dia pejuang Move on,
"Eh, ini nih, Bundaku ilang"
"Hah? Bulek Sandra hilang? Nggak tuh , orang tadi aja aku lihat bulek Sandra di kamar Ibu! " dengan informasi tak langsung dari Yoyo Rose bisa sedikit lega, namun beberapa saat sebelum kelegaan itu bikin dia khawatir lagi,
"Bude Marini sakit? Sakit apa Yo? "
"Hm ya gitu deh, kena serangan jantung Ibu mbak, sampai sekarang masih harus mendapatkan pengawasan dokter"
"Ya Tuhan, aku turut prihatin ya Yo" Yoyo ngangguk doank, sedikit tersenyum, jika dulu Yoyo adalah anak yang ceria, sekarang ini dia lebih irit tersenyum, saking capek dan frustasi nya mikirin kondisi Bunda, dan masa depan keluarganya,
"Aku boleh cerita dikit mbak? " Rose terlihat bingung, di satu sisi Yoyo Sepertinya membutuhkan dia, di satu sisi lagi jika buah ini tidak segera sampai ke tangan Sandra habis dia jadi target pencerahan dari Bunda nya itu 3 jam lamanya,
Belum lagi Ayah sang pembela Roseanne sedang dinas ke luar kota,
"Oke deh" Rose nyerah, dia gapapa jadi target kemarahan Bunda, karena memang kelihatannya mantan calon adek ipar ini begitu membutuhkannya,
"Makasih ya mbak, disana aja yuk, Yoyo traktir dung dung hehe"
"Gaya doang elit nraktir orang pelit! " 😒
KAMU SEDANG MEMBACA
Runner-up
Fanfiction"Dalam dunia ini aku percaya bahwa pemenang nggak harus ada di urutan nomor satu" "Sampai kapan keyakinan kamu begitu?" "Sampai saatnya aku buktiin kalo kepercayaan aku itu benar"