03

70 18 0
                                    

"Hik,,"

"Hik"

"Hik"

Ctak..

"Minum, dari tadi cegukan kamu ganggu banget" tangan bergetar Rose meraih segelas air yang di berikan Kyungsoo di depannya,

"Maaf Mas,,, aku gugup banget, kita kan nggak pernah dinner berdua gini,,"

Lebay mungkin ungkapan Rose saat ini, jelas jelas Kyungsoo mengajaknya makan di lesehan pecel lele, tapi Rose gugup seolah olah lagi di ajak dinner bareng di restoran mewah seperti di film film,

ukhukuhukukhuk

"Aww, Mas aku keselek duri, tenggorokan aku sakit" Kyungsoo dengan cepat menggumpalkan nasi hangat dan menyuapi Rose dengan cepat,

"Langsung telan"

"Eh iya udah nggak sakit sih, makasih Kyungie " senyum Rose dengan genit, namun lagi lagi Kyungsoo cuek, enggan untuk memberi komentar apapun,

Rose yang udah khatam dengan sifat Kyungsoo nggak lagi merasa sakit hati atau apapun, yang jelas malam ini dia seneng banget udah bisa dinner bareng sama Kyungsoo,

"Setelah ini kita kemana? "

"Pulang"

"Loh, kok pulang sih, ini kan masih jam 7"

"Aku ada tugas"

"Bohong, aku udah nanya ke Mas Jonam, katanya besok nggak ada kelas kalian ada jadwal hari rabu kan? " Kyungsoo lupa jika di departemen nya ada mata mata seperti Jonam, sudah pasti dia pro dengan Rose, dia juga sangat tau jika Jonam menyukai Rose, cuma Rose nya aja yang nggak peka,

"Kamu deket sama Jonam? " satu pertanyaan Kyungsoo membuat Rose tersenyum, ia berpikir apakah Kyungsoo cemburu karena ia dekat dengan Jonam?

"Iya, Mas Jonam sahabat aku" Kyungsoo mengangguk paham, ia selesai dengan nasi dan lele goreng sambel lalap di hadapannya, sedangkan Rose belum ada setengah ia makan, sejak tadi dia hanya sibuk mengoceh, tidak fokus dengan daging lembut gurih yang ada di hadapannya,

"Kalo udah selesai ayo aku anterin pulang aku buru-buru ada urusan"

"Mbak Jennie ya? " Kyungsoo mengangguk santai sambil memainkan ponselnya, hati Rose mencelos ia hanya bisa mengaduk aduk sedotan es teh nya yang masih setengah dan melirik Kyungsoo nanar,

"Nggak usah Mas, Mas pulang aja duluan, aku belum selesai makan, nanti aku suruh bang Chandra atau Mas Jonam jemput aja" Kyungsoo beranjak setelah berpamitan dengan Rose tak lupa membayar makanan yang tadi ia dan pacarnya makan,

"Pulang ati ati " ucap Kyungsoo sebelum melajukan motornya,

Rose dengan berat hati meraih tas untuk memesan layanan taksi online yang biasa jadi langganan nya setelah selesai cuci tangan, ia enggan mengganggu Chandra yang pasti sangat sibuk untuk sidang skripsi, dan juga Jonam yang mungkin sibuk dengan teman temannya,

"Rose, loh kok iso ning kene?" pas kebetulan sekali, Lisa dateng dengan scoopy coklat miliknya, mungkin dia mau beli pecel lele, atau mungkin anak ini habis muter muter seperti biasanya,

"Iya mau pulang, laper jadi makan dulu"

"Yaudah, pulang tak anter wae, sekalian aku gabut banget ning omah yo,, yo,, yo gelem yo? Kudu gelem! "

"Tapi aku udah pesen taksi online"

"Halah batal ke ae, pokoknya tak anter aja"

Malam itu jadi sesi curhat antara Rose dan Lisa, Rose yang curhat masalah Kyungsoo yang sampai sekarang nggak berubah, dan Lisa yang juga curhat soal laki-laki, Bambang sahabat kecilnya dan Jeko pacarnya yang cemburuan,

"Ros, menurutmu posisiku ini mirip sama posisi Kyungsoo nggak sih? " Rose diem mencerna pertanyaan Lisa, kalo di pikir pikir iya bener juga sih,

"Iya, tapi aku nggak cemburuan kaya Jeko"

"Ros, cemburu itu wajar dalam hubungan kalik, kalo nggak cemburu berarti nggak cinta, eh tunggu dulu jangan jangan... "

"Apa? Kamu mau ngomong kalo aku nggak cinta sama Kyungsoo? Lis, buat aku cinta itu bukan ego yang harus selalu ngatur ini itu"

"Ya nggak, tapi Ros kalo hubungan kaya gini bikin kamu nyaman yaudah, pertahanin aja, suatu saat kalo kamu udah nggak kuat lagi, jangan di paksa" Rose mengangguk, meskipun masukan dari Lisa lumayan membantu tapi tetap saja untuk saat ini opsi untuk bertahan adalah alasannya untuk terus bersabar, dia sayang Kyungsoo, sayang banget,

"Bucin akoot ya gitu"

💐💐💐💐💐

"Bunda udah di rumah? " tanya Rose pada bundanya yang terlihat santai menonton acara lawak persembahan dari sebuah stasiun televisi,

"Dari mana dek? " Rose mengambil tempat di samping Sandra, bundanya yang masih awet cantik di usia yang tak lagi muda,

"Dari rumah Kyungsoo"

"Wow, ketemu sama orangnya? " ucap Sandra dengan nada mengejek, jelas ia tau hubungan nggak jelas antara Rose dengan anak sahabatnya, bahkan ia sendiri tidak mengerti kenapa Rose mau bertahan?

"Ketemu, di jalan... "

"Lagi boncengan sama Jennie pasti?"

"Nggak, bunda jangan sembarangan gitu donk, kan aku udah ngasih tau berulang kali"

"Hmm sorry, udah makan?" jawab dengan anggukan,

"Dapet kiriman tuh dari ayah mu, baru pulang dari lampung loh" Rose nggak antusias dengan hadiah,

Ayahnya yang super sibuk nggak pernah absen ngirimin dia dan abangnya hadiah, tapi selalu absen setiap janji ngajakin anak anaknya liburan, Rose dan Chandra hanya ketemu ayahnya setiap hari raya, selain hari itu Ayahnya sibuk,

"Bun,,, kenapa Ayah nggak tinggal di Jogja aja? " Sandra melirik putrinya dan sedikit tersenyum,

"Ayah sama bunda kan udah pisah dek, Ayah mau tinggal dimana kalo tinggal di jogja? Sama kita? Nggak mungkin dek,, "

Rose tersenyum miris, dia dan abangnya yang nggak salah apa apa harus merasakan ini, Tepat saat Rose lulus SMA, Sandra menggugat cerai suaminya Junho karena telah berselingkuh dengan Sekertaris nya sendiri,

Namun berbeda, tidak seperti di serial drama yang biasanya ia lihat di TV jika seorang suami sudah meminta maaf dan berjanji nggak akan nglakuin kekhilafan seperti itu lagi maka istri akan dengan senang menerimanya, Sandra tidak seperti itu, ia dengan rasa sakitnya memutuskan untuk menggugat suaminya meskipun Junho sudah menyesal dan meminta maaf berulang kali,

"Penghianatan adalah hal yang paling nggak bisa bunda terima dari dulu dek, kalau kamu sama abang pengen bunda sama ayah bareng lagi, maaf bunda nggak bisa sayang"

"Iya bun, aku ngerti kok, aku ke kamar dulu ya bun"

Runner-upTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang