6. Turned

177 104 4
                                    

Pepatah mengatakan jika penyesalan berada di akhir, dan itu benar—Jimin merasakannya ketika ia menatap putri kecilnya tengah tertidur dengan nyaman sembari memeluknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pepatah mengatakan jika penyesalan berada di akhir, dan itu benar—Jimin merasakannya ketika ia menatap putri kecilnya tengah tertidur dengan nyaman sembari memeluknya. Saat Jimin berbaring ia tidak sengaja membuat kasurnya bergoyang, membuat Minnie terbagun dari tidurnya. Minnie tersenyum menyadari jika ayahnya berada di sana dan berakhir memeluknya sepanjang malam.

Penyesalan jimin bukan pada Minnie, tetapi pada dirinya yang terlalu bajingan di masa lalu. Karena sikapnya yang pengecut ia mengorbankan wanita yang ia cintai saat ini. Sebenernya, Jimin berharap Jikyung mau menerima semua kesalahan yang ia buat, dan membatalkan perceraian mereka.

Jimin tidak masalah Jikyung tidak bisa memberinya seorang anak, yang ia butuhkan hanya Jikyung selalu berada di sisinya, memberi perhatian dan semangat. Itu sudah lebih dari cukup bagi Jimin. Namun, tetap berbeda untuk Jikyung—perempuan itu menginginkan seorang anak yang terlahir dari rahimnya.

***

Jikyung menghela napas, mendudukan dirinya di salah satu kursi di taman kantor. Setelah ia keluar dari ruangan Taehyung, Jikyung memilih menenangkan dirinya di taman belakang kantor.

Pria itu sama sekali tidak membantunya. Jimin benar-benar menutup rapat kehidupan di masa lalu, tanpa memberi tahu orang lain—termasuk dirinya.

“Saat pertama kali kau mengatakan mencintaiku. Bahkan kau tidak memberi tahu satu pun tentang masa lalumu bersama, Soo Hyun. Apa aku pantas menyebutnya sebagai milikku? Disaat aku tidak tahu apa-apa tentang dirinya.” ucapnya pada dirinya sendiri.

Jikyung mengahapus pelan air mata yang sempat keluar dari matanya. Ia masih memiliki satu harapan lagi untuk menggali lebih dalam informasi apa yang terjadi pada Jimin dan Soo Hyun dulu.

Satu nama terlintas di dalam benaknya.

Hyun Jihyun—adik dari jimin.

Iya, Jihyun pasti mengetahui sesuatu karena dia juga telah menceritakan sebagiannya saat mengantar Jikyung pulang tempo hari. Tanpa menunggu lama ia menelepon Jihyun.

“Hallo noona, ada apa menelepon? Aku sedang ada kelas hari ini.” ucapnya setelah mengangkat teleponnya.

“Maaf, Jihyun-ah. Aku tidak bermaksud mengganggu kelasmu. Ada sesuatu yang ingin aku tanyakan soal pembicaraan kita saat di dalam mobil ketika kau mengantarku pulang.”

“Memang apa yang ingin noona tahu? Aku siap menjawabnya. Tapi tidak sekarang, aku masih memiliki kelas. Jika sudah selesai aku akan menelepon noona bagaimana?” tanyanya.

“Baik tak masalah. Aku akan menunggu kau menghubungiku. Jihyun-ah tolong rahasiakan ini dari hyung mu, ya. Aku tidak ingin dia tahu jika aku mencari tahu tentang masa lalunya.”

“Oke, seperti biasa ya noona. Waktu itu'kan noona belum sempat memberiku uang karena telah membantu mencari alamat rumah seseorang. Jadi, dua kali lipat ya bayarannya.”

REMINISCENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang