“Ini semua gara-gara kau! Coba saja saat itu kau tidak punya ide gila seperti itu. Semua ini tidak akan terjadi sekarang!”
“Kau menyalahkanku sekarang?! Kau juga menyetujuinya, Jim. Itu artinya bukan hanya aku yang bersalah. Tapi kau juga!” Taehyung tidak habis pikir dengan Jimin. Kenapa sekarang dia menyalahkannya. “Coba saja kau menolak ide gila yang kau katakan itu, bukankah sekarang akan baik-baik saja! Lagi pula kau yang tidur dengan Soo Hyun bukan aku? Aku hanya menyarankan saja, tidak untuk kau setujui. Dan kau tahu saat itu aku mabuk. Kenapa kau dengan bodohnya mendengarkan orang yang tidak sadarkan diri.”
Jimin membuang wajahnya kearah samping.
Benar. Kenapa ia mendengar orang yang sedang mabuk.
Taehyung menepuk pundak Jimin beberapa kali. “Jim, kau tahu aku juga tidak menyukai ini. Sebagai seorang sahabat aku juga merasakan kesulitanmu. Tapi aku harus bagaimana agar kau bisa lepas dari masalahmu ini?”
Jimin berdiri dan menatap Taehyung, dan mengatakan sesuatu yang tidak pernah Taehyung pikirkan sebelumnya.
“Apa kau sudah gila?!" ucap Taehyung kesal. “Aku tidak akan mau mengatakan hal seperti itu pada istrimu! Jim, Jikyung adalah perempuan yang baik. Bahkan jika di bandingkan dengan kekasihku dia bukan apa-apa di banding, Jikyung.”
“Aku hanya lelah.”
“Kau lelah? Lantas bagaimana dengan istrimu? Dia juga sama lelahnya.”
Percakapan mereka selesai sampai disana. Jimin memilih pergi dari ruangan Taehyung, ia enggan kembali berdebat dengan pria Kim itu. Karena ia tahu dari sisi manapun dirinyalah yang salah.
***
Jimin pulang ke rumah sekitar jam 05.00 dini hari, ketika Jimin membuka pintu kamar ia mendapati jika sang istri masih tertidur dengan pulas.
Ia mendekati Jikyung dan duduk di pinggir kasur sembari membenarkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik sang istri.
“Maaf, Ji. Karena aku kau harus merasakan sakit yang sama seperti ibumu.” gumam Jimin pelan. “Seharusnya kau menolak permintaan ibuku dan memilih untuk melanjutkan perceraian kita. Bukan karena aku tidak lagi mencintaimu. Kau tahu, Ji? Aku kembali berpikir apa yang kau lakukan itu benar. Dan semakin di benar ketika kau meminta izin padaku untuk membuat Soo Hyun dan Minnie tinggal di rumah ini.—”
“—kau terlalu memaksakan diri untuk bisa menerimanya, walau kenyataannya kau masih belum bisa. Itu bukan hanya menyakitimu Ji tapi aku juga!”
Jimin meneteskan sedikit air matanya dan itu tidak sengaja mengenai pipi kanan milik Jikyung.
Perlahan kedua mata Jikyung terbuka karena merasakan sesuatu yang menetes di atasnya.
“Kau sudah pulang? Aku menunggumu semalam! Kenapa tidak menghubungiku?!” tanya Jikyung masih setengah sadar dan merubah posisinya menjadi duduk. “Ada apa? Kau menangis?” Jikyung mengusap-usap pelan pipi Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
REMINISCENCE
FanficSemuanya dimulai ketika Jikyung mencari tahu kebenaran yang membuatnya hancur, dan memilih untuk bercerai. Merelakan rumah tangganya hancur demi kebahagian orang lain. © Jiminskyie Begin: 04 Agustus 2021 End: -