13. I Want Something

185 81 2
                                    

⚠️⚠️⚠️Warning!!🔞🔞🔞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⚠️⚠️⚠️
Warning!!
🔞🔞🔞

Bagian ini mengandung konten dewasa, bijak dalam membaca.

Kalo nggak suka part ini skip aja

Kalo nggak suka part ini skip aja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jikyung melangkahkan kakinya kearah Jendela dan membuka sedikit tirai, mobil Jimin sudah terparkir rapih di halaman rumah. Itu tandanya mereka sudah pulang.

Sayup-sayup Jikyung mendengar langkah kaki mendekati kamarnya, benar saja tidak lama Jimin membuka pintu kamar dan menguncinya. Pria Hyun itu meletakkan jasnya di atas kasur, lalu melepas dasi yang juga ia letakkan di atas jas tadi. Lalu, dia berjalan mendekati Jikyung yang duduk di depan meja riasnya.

Jimin memeluk Jikyung untuk waktu yang cukup lama.

Entah ada apa dengan pria itu.

Tangan pria itu perlahan naik ke atas, berhenti tepat di atas payudara dan sedikit meremasnya. Bahkan Jimin mulai menciumi leher sang istri, tak lupa meninggalkan bekas kemerahan.

Membawa tubuh keduanya berbaring di atas kasur dengan pakaian yang sudah tidak karuan.

Jimin melepaskan satu persatu kancing kemejanya, melemparkan kemeja yang sudah terlepas dari tubuhnya.

"Jim..." panggil Jikyung sayu.

"Aku hanya merindukanmu." ucap pria itu sembari menaikan gaun tidur milik Jikyung. "Jika kita mencobanya kembali apa itu akan berhasil?"

"Jim..."

"Ya, aku tahu. Tapi tidak ada salahnya mencoba bukan? Siapa tahu keajaiban itu datang. Kita harus sering mencobanya mulai hari ini." Jimin percaya keajaiban itu ada. Ia melakukannya karena tidak ingin mengkhianati Jikyung pada akhirnya.

Jikyung seakan seperti di sihir oleh setiap sentuhan yang Jimin berikan. Tubuhnya benar-benar merespon dengan baik setiap usapan dan ciuman yang di berikan pria Hyun itu.

Suara decapan bibir yang bersentuhan terdengar dengan jelas. Bahkan kini tangan Jimin mulai menjalar semakin ke bawah dan berhenti tepat di vaginanya yang sudah basah.

REMINISCENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang